Fosil Unik Terungkap: **Kerabat Tuatara Hidup Pohon 145 Juta Tahun Lalu** di Zaman Dinosaurus

Dipublikasikan 23 Juli 2025 oleh admin
Pendidikan Dan Pengetahuan Umum

Yogyakarta, zekriansyah.com – Bayangkan sejenak hutan purba yang rimbun, di mana dinosaurus masih berkeliaran di daratan. Kini, sebuah penemuan menakjubkan dari Jerman membuka jendela ke masa lalu yang jauh itu, mengungkap keberadaan kerabat tuatara hidup pohon 145 juta tahun lalu. Penemuan fosil langka ini tidak hanya menambah kepingan puzzle sejarah kehidupan di Bumi, tetapi juga mengubah pemahaman kita tentang keanekaragaman reptil purba di Zaman Jurassic. Mari kita selami lebih dalam kisah di balik fosil menakjubkan ini.

Fosil Unik Terungkap: **Kerabat Tuatara Hidup Pohon 145 Juta Tahun Lalu** di Zaman Dinosaurus

Fosil kerabat tuatara yang hidup di pohon 145 juta tahun lalu mengungkap keragaman reptil di zaman Dinosaurus.

Mengenal Tuatara: “Fosil Hidup” dari Selandia Baru

Sebelum jauh membahas kerabatnya, mari kita kenali dulu tuatara. Reptil unik bernama ilmiah Sphenodon punctatus ini adalah satu-satunya anggota yang masih hidup dari kelompok purba bernama Rhynchocephalia. Meskipun mirip kadal, tuatara bukanlah kadal. Mereka adalah “fosil hidup” yang telah ada selama lebih dari 200 juta tahun dan kini hanya bisa ditemukan di beberapa pulau kecil di Selandia Baru.

Yang membuat tuatara begitu istimewa adalah garis keturunannya yang sangat tua. Jutaan tahun yang lalu, kelompok Rhynchocephalia ini sangat beragam dan tersebar luas, bahkan bisa disamakan dengan keanekaragaman kadal yang kita lihat sekarang. Penemuan terbaru ini justru memperkuat gambaran tersebut, menunjukkan betapa kayanya dunia reptil di masa lampau.

Jejak Kerabat Tuatara Hidup Pohon 145 Juta Tahun Lalu: Kisah Fosil yang Terpisah

Penemuan yang menggemparkan dunia paleontologi ini berasal dari Kepulauan Solnhofen di Jerman. Sekitar 145 juta tahun yang lalu, wilayah Bavaria yang kini kita kenal, merupakan gugusan pulau tropis yang menjadi rumah bagi berbagai makhluk purba. Di sinilah ilmuwan menemukan fosil spesies reptil purba yang diberi nama Sphenodraco scandentis. Spesies ini diyakini sebagai anggota tertua dari kelompok Rhynchocephalia yang memiliki gaya hidup arboreal, alias hidup di pohon.

Kisah penemuan fosil ini sendiri cukup unik dan menarik. Fosil Sphenodraco scandentis sebenarnya terdiri dari dua bagian yang terpisah: satu lempengan utama dan satu lempengan lawan yang menyimpan sebagian besar kerangka reptil tersebut. Menariknya, kedua bagian fosil ini disimpan di dua museum berbeda selama puluhan tahun – Museum Sejarah Alam Senckenberg di Frankfurt dan Natural History Museum di London. Kemungkinan besar, pemisahan ini terjadi saat fosil dijual pada tahun 1930-an untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

Terobosan datang dari Victor Beccari, seorang mahasiswa doktoral dari Museum Paleontologi Munich. Saat meneliti fosil di London, ia melihat kemiripan antara fosil di sana dengan yang pernah ia pelajari di Frankfurt. “Ternyata mereka bukan hanya mirip — mereka adalah dua bagian dari fosil yang sama,” ujarnya. Sebuah kebetulan yang berbuah penemuan luar biasa!

Hidup di Atas Pohon: Bukti Anatomi yang Mengagumkan

Setelah kedua bagian fosil berhasil disatukan dan diteliti lebih lanjut, Victor Beccari dan timnya membandingkan morfologi Sphenodraco scandentis dengan kadal dan tuatara modern. Hasilnya sangat mengejutkan dan jelas: reptil purba ini memiliki ciri khas hewan arboreal.

Bagaimana mereka bisa tahu? Ada beberapa petunjuk anatomi yang sangat spesifik:

  • Lengan dan Jari yang Memanjang: Struktur ini sangat mirip dengan kadal peluncur masa kini, memungkinkan mereka untuk mencengkeram dahan pohon dengan kuat.
  • Tubuh yang Lebih Pendek: Desain tubuh yang ringkas ini ideal untuk bergerak lincah di antara pepohonan.

Ciri-ciri ini meyakinkan para peneliti bahwa Sphenodraco scandentis memang menghabiskan sebagian besar hidupnya di antara pepohonan hutan di pulau-pulau purba. Penemuan ini menunjukkan bahwa kerabat tuatara hidup pohon 145 juta tahun lalu ini sudah sangat beradaptasi dengan lingkungan arboreal mereka.

Peran Teknologi Modern dalam Mengungkap Sejarah Purba

Penemuan Sphenodraco scandentis ini sekali lagi memperkuat betapa pentingnya koleksi museum yang telah ada selama berabad-abad. Meskipun banyak fosil dari Solnhofen ditemukan hampir dua abad lalu, teknologi modern kini memungkinkan kita untuk menggali informasi yang sebelumnya tersembunyi.

Teknologi pemindaian canggih seperti micro-CT scan dan pencitraan sinar UV memainkan peran krusial. Alat-alat ini membantu para ilmuwan mengungkap rincian anatomi yang tertekan atau masih tertutup batu, yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang. Dr. Marc Jones, kurator reptil dan amfibi fosil di Natural History Museum London, menjelaskan bahwa meskipun Solnhofen dikenal menghasilkan kerangka lengkap yang indah, seringkali bagian tubuh penting lainnya tersembunyi. “Itulah mengapa kontribusinya terhadap pemahaman kita sebelumnya tidak maksimal,” katanya.

Studi tentang kerabat tuatara hidup pohon 145 juta tahun lalu ini juga menjadi bukti nyata pentingnya memeriksa ulang semua materi fosil yang tersedia. Banyak temuan masa lalu yang masih menyimpan misteri dan menunggu ditafsirkan ulang lewat lensa teknologi modern. Penelitian ini telah dipublikasikan pada 2 Juli 2025 di jurnal bergengsi Zoological Journal of the Linnean Society.

Kesimpulan

Penemuan Sphenodraco scandentis adalah sebuah tonggak penting dalam memahami sejarah evolusi reptil. Ini menunjukkan bahwa kerabat tuatara hidup pohon 145 juta tahun lalu di Zaman Jurassic adalah bukti nyata betapa beragamnya kehidupan di masa purba. Kolaborasi antar museum dan pemanfaatan teknologi canggih telah membuka tabir rahasia yang tersimpan jutaan tahun lamanya.

Kisah fosil yang terpisah dan akhirnya bersatu kembali ini juga menjadi pengingat bahwa bahkan di era digital ini, arsip fisik dan koleksi museum masih memegang peranan vital dalam mengungkap misteri alam semesta. Siapa tahu, masih banyak rahasia lain yang menanti untuk diungkap dari koleksi-koleksi lama yang ada di seluruh dunia!