Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tak bangga melihat talenta muda dari klub kesayangan dipanggil Timnas Indonesia U-23? Perasaan campur aduk antara bangga, senang, sekaligus sedikit khawatir, kerap menyelimuti para penggemar dan juga pelatih PSS Sleman. Belakangan ini, dua nama dari klub berjuluk Super Elja, Dominikus Dion dan Hokky Caraka, menjadi sorotan karena panggilan tugas negara. Namun, respons dari pelatih PSS terhadap pemanggilan ini ternyata tak selalu sama, ada yang memberi wejangan dukungan penuh, ada pula yang sempat dilanda dilema. Mari kita selami kisahnya!
Pelatih PSS Sleman, Ansyari Lubis, ungkapkan dilema klub atas pemanggilan dua pemainnya, Dominikus Dion dan Hokky Caraka, ke Timnas U-23 Indonesia, sembari berikan wejangan khusus bagi Dion sebagai satu-satunya wakil dari Liga 2.
Kebanggaan dan Wejangan untuk Dominikus Dion
Kabar gembira datang untuk Dominikus Dion, gelandang muda berbakat dari PSS Sleman. Ia kembali mendapatkan kepercayaan untuk membela Timnas Indonesia U-23 di bawah asuhan pelatih Gerald Vanenburg. Pemanggilan ini adalah kali kedua bagi Dion, setelah sebelumnya ia sempat membuat debut di Piala AFF U-23 2025.
Pelatih PSS Sleman, Ansyari Lubis, menyambut baik pemanggilan ini. Meskipun Dion sempat absen dalam laga uji coba klub karena fokus pemulihan cedera, Ansyari Lubis tak lupa memberi wejangan dan doa terbaik untuk anak asuhnya.
“Ya, mudah-mudahan Dion bisa terus survive di sana ya. Artinya hal yang kemarin itu dia harus hilangkan, dia coba buktikan lagi,” harap Ansyari Lubis, seperti dikutip dari Bola.com.
Dion direncanakan akan bergabung dengan skuad Garuda Muda untuk pemusatan latihan (TC) Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 yang akan dimulai pada akhir Agustus 2025. Ini adalah kesempatan emas bagi Dion untuk membuktikan kualitasnya, terutama setelah sempat mendapat kritik saat tampil di Piala AFF U-23 2025. Menariknya, Dominikus Dion saat ini tercatat sebagai satu-satunya pemain dari kasta kedua sepak bola Indonesia (Divisi Championship) yang dipanggil Timnas Indonesia U-23, setelah PSS Sleman terdegradasi. Ini menunjukkan betapa besar potensi yang dilihat oleh tim pelatih Timnas.
Baca juga: daftar dan pemain
Dilema Klub dan Timnas: Kisah Hokky Caraka
Situasi berbeda pernah dialami oleh penyerang muda PSS Sleman, Hokky Caraka. Pemanggilannya ke Timnas Indonesia U-23 untuk Piala Asia U-23 2024 sempat menimbulkan polemik di kalangan manajemen PSS Sleman. Kala itu, pelatih PSS Sleman, Risto Vidakovic, secara terang-terangan menyatakan keberatan dan bahkan “gagal paham” dengan keputusan tersebut.
Alasan Risto Vidakovic cukup kuat. Piala Asia U-23 2024 bukanlah agenda resmi FIFA, yang berarti klub memiliki hak untuk tidak melepas pemainnya. Namun, PSSI memutuskan menunda Liga 1 2023/2024 demi mendukung persiapan Timnas U-23. Bagi Risto, kehilangan Hokky Caraka adalah kerugian besar.
“Saya tidak setuju melepas dia ke Timnas karena turnamen U-23 tidak terlalu penting. Soalnya turnamen itu juga bukan kalender FIFA, jadi klub memiliki hak untuk tidak melepas pemain,” ujar Risto Vidakovic kepada detikJogja.
Risto berpendapat bahwa saat itu, masa depan PSS Sleman yang sedang berjuang menjauh dari zona degradasi di Liga 1 2023/2024 jauh lebih penting. Hokky Caraka adalah salah satu pilar utama yang selalu menjadi starter bagi PSS.
Namun, seiring waktu, Hokky Caraka terus menunjukkan perkembangan. Ia bahkan kemudian dipanggil Timnas Indonesia senior untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026. Kali ini, respons dari pelatih PSS Sleman, Marian Mihail, berbeda jauh. Ia memberikan dukungan penuh dan menyatakan kebanggaannya.
“Tentu saja ini menjadi kebahagiaan bagi saya. Adanya pemain PSS yang mendapat panggilan tugas untuk negara masing-masing. Ini suatu hal yang penting bagi klub seperti PSS, bisa memunculkan pemain kami di tim nasional,” ungkap Marian Mihail via situs PSS Sleman.
Kini, Hokky Caraka telah resmi meninggalkan PSS Sleman dan bergabung dengan Persita Tangerang untuk kompetisi Divisi Championship musim 2025-2026.
Pentingnya Sinergi Klub dan Timnas Demi Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Melihat dinamika pemanggilan pemain seperti Dominikus Dion dan Hokky Caraka, kita bisa memahami bahwa ada tantangan besar dalam menyelaraskan kepentingan klub dan tim nasional. Di satu sisi, klub membutuhkan pemain terbaiknya untuk berkompetisi. Di sisi lain, negara juga membutuhkan talenta terbaik untuk mengharumkan nama bangsa.
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, sendiri dikenal sangat selektif dalam memilih pemain. Ia bahkan rela menonton banyak pertandingan hingga subuh untuk memastikan pilihannya murni berdasarkan kualitas dan karakter pemain.
“Saya memilih semua pemain sendiri. Itu tidak mudah karena saya tidak mengenal para pemain. Jadi saya menonton banyak pertandingan, bahkan sampai jam 5 pagi,” ujar Vanenburg, dikutip dari Antara.
Pentingnya sinergi antara klub dan timnas menjadi kunci untuk masa depan sepak bola Indonesia. Dengan komunikasi yang baik dan pemahaman bersama, diharapkan bakat-bakat muda seperti Dion dan Hokky bisa terus berkembang, membawa kebanggaan bagi klub PSS Sleman, dan tentu saja, bagi Timnas Indonesia U-23 dan senior di kancah internasional.
Kesimpulan
Pemanggilan pemain PSS Sleman ke Timnas Indonesia U-23 selalu menjadi berita menarik. Dari Dominikus Dion yang mendapat wejangan penuh dukungan dari pelatih PSS Ansyari Lubis untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2026, hingga kisah Hokky Caraka yang sempat menimbulkan “dilema klub” di Piala Asia U-23 2024, semua mencerminkan kompleksitas pengelolaan sepak bola modern. Namun, satu hal yang pasti, semangat untuk memberikan yang terbaik bagi Merah Putih selalu membara di dada para pemain. Semoga kehadiran mereka bisa membawa Timnas Indonesia U-23 meraih prestasi gemilang di berbagai ajang mendatang!