Benarkah Stres Picu Kebotakan? Ini Kata Pakar dan Cara Mengatasinya

Dipublikasikan 16 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tidak khawatir saat melihat helai rambut rontok berserakan di bantal atau di lantai kamar mandi? Kekhawatiran akan kebotakan memang seringkali menghantui, apalagi jika usia masih tergolong muda. Banyak mitos dan fakta beredar tentang penyebabnya, salah satunya adalah stres. Tapi, benarkah stres picu kebotakan kata pakar? Mari kita selami lebih dalam penjelasan dari para ahli dan temukan solusinya.

Benarkah Stres Picu Kebotakan? Ini Kata Pakar dan Cara Mengatasinya

Stres kronis diduga menjadi salah satu pemicu utama kerontokan rambut hingga kebotakan, termasuk melalui kondisi alopecia areata dan trichotillomania, seperti dijelaskan para pakar.

Stres dan Hubungannya dengan Rambut Rontok: Fakta dari Ahli

Kekhawatiran Anda tidak sepenuhnya salah. Menurut Riati Sri Hartini, seorang dosen dari Fakultas Kedokteran IPB University, stres yang berlangsung lama memang bisa menjadi pemicu kerontokan rambut hingga kebotakan. Kondisi ini dikenal dalam dunia medis sebagai alopecia areata.

Alopecia areata sendiri merupakan penyakit autoimun. Artinya, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi kita, justru keliru menyerang folikel rambut—tempat rambut tumbuh. Lantas, bagaimana stres bisa berperan? Riati menjelaskan bahwa saat kita stres, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon kortisol. Hormon inilah yang kemudian “mengurangi protein di folikel rambut dan memperpanjang fase istirahatnya.” Akibatnya, pertumbuhan rambut jadi terganggu dan siklusnya tidak normal, yang salah satu manifestasinya adalah alopecia areata.

Bukan Hanya Alopecia Areata, Stres Juga Picu Kebiasaan Ini

Selain alopecia areata, Riati juga menyebutkan bahwa stres bisa memicu kondisi lain yang berkaitan dengan rambut, yaitu trichotillomania. Apa itu? Ini adalah kebiasaan mencabuti rambut sendiri. Masalah ini umumnya berkaitan erat dengan gangguan psikologis yang mendasarinya, seperti depresi atau kecemasan. Penderita trichotillomania sering merasa sulit menahan keinginan untuk mencabut rambut, yang bisa terjadi di kepala, alis, bulu mata, atau area lain tempat tumbuhnya rambut.

Tapi, Apakah Semua Stres Bikin Botak?

Nah, ini pertanyaan pentingnya. Meskipun stres memang bisa menjadi pemicu, Riati menegaskan bahwa tidak semua orang yang mengalami stres akan otomatis mengalami kebotakan. “Faktor risikonya bukan hanya stres,” ujarnya. Ada berbagai faktor lain yang juga berperan, seperti faktor genetik (keturunan), perubahan hormon, kondisi medis tertentu (misalnya gangguan tiroid, anemia, atau penyakit autoimun lain), efek samping obat-obatan, hingga pola makan dan kebiasaan perawatan rambut.

Sebagai contoh, sebuah studi dari Korea Selatan bahkan menemukan bahwa pria berusia 20-30 tahun yang bekerja setidaknya 52 jam seminggu memiliki risiko kebotakan yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa stres akibat pekerjaan yang berlebihan dan kurangnya waktu untuk refreshing juga bisa menjadi penyebab. Namun, jika faktor-faktor lain ini tidak ada, kerontokan rambut belum tentu terjadi.

Dampak Kebotakan Terhadap Kesehatan Mental

Kerontokan rambut, apalagi hingga kebotakan, seringkali tidak hanya memengaruhi penampilan fisik. Lebih dari itu, dampaknya bisa merambah ke kesehatan mental. Banyak penderita, terutama yang mengalami alopecia areata, melaporkan penurunan rasa percaya diri yang signifikan, munculnya kecemasan berlebihan, bahkan hingga depresi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kondisi mental kita.

Langkah Penanganan Kebotakan Akibat Stres

Jika Anda atau orang terdekat mengalami kebotakan yang dicurigai akibat stres, jangan panik. Riati menyebutkan bahwa gangguan ini dapat diatasi melalui kombinasi penanganan medis dan psikologis.

  • Penanganan Medis:
    Dokter kulit dapat memberikan terapi seperti kortikosteroid (dalam bentuk suntikan, oles, atau oral), obat perangsang pertumbuhan rambut, imunomodulator, atau JAK inhibitor. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan protein pada folikel rambut dan merangsang pertumbuhan kembali.

  • Penanganan Psikologis (Manajemen Stres):
    Ini adalah kunci utama karena stres adalah akarnya. Pengelolaan stres bisa dilakukan melalui:

    • Gaya hidup sehat: Pastikan Anda cukup istirahat, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga.
    • Relaksasi: Teknik seperti yoga, meditasi, atau bahkan butterfly hug (memeluk diri sendiri sambil menepuk bahu secara bergantian) dapat membantu menenangkan pikiran.
    • Mindfulness Walk: Berjalan kaki dengan kesadaran penuh, memperhatikan setiap detail lingkungan sekitar, bisa mengurangi kekhawatiran dan stres.
    • Konsultasi dengan profesional: Jika stres terasa berat dan sulit diatasi sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater.

Peran Penting Konsultasi Profesional

Penting untuk diingat, “menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga fisik,” pesan Riati. Jika Anda mengalami stres yang sangat berat atau melihat gejala kebotakan yang tidak biasa, seperti kerontokan tiba-tiba atau bercak botak yang meluas, segera cari bantuan profesional dan konsultasikan ke dokter. Mereka akan membantu mendiagnosis penyebab pastinya dan merekomendasikan penanganan yang paling tepat untuk kondisi Anda.

Stres memang bisa picu kebotakan, terutama jenis alopecia areata yang dipengaruhi oleh peningkatan hormon kortisol. Namun, kebotakan tidak selalu disebabkan oleh stres semata, banyak faktor lain yang juga berkontribusi. Kuncinya adalah mengenali penyebabnya, mengelola stres dengan bijak melalui gaya hidup sehat dan dukungan profesional, serta tidak menunda untuk mencari bantuan medis jika diperlukan. Ingat, rambut bisa tumbuh kembali, dan kesehatan mental Anda adalah yang utama!

FAQ

Tanya: Apakah stres selalu menyebabkan kebotakan?
Jawab: Tidak selalu, tetapi stres yang berlangsung lama dapat memicu kerontokan rambut hingga kebotakan, terutama dalam kondisi seperti alopecia areata.

Tanya: Bagaimana stres bisa menyebabkan rambut rontok?
Jawab: Stres meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat merusak protein folikel rambut dan mengganggu siklus pertumbuhan rambut.

Tanya: Apa itu alopecia areata?
Jawab: Alopecia areata adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, menyebabkan kerontokan rambut.