Yogyakarta, zekriansyah.com – Kanker serviks, atau kanker leher rahim, masih menjadi momok yang menghantui perempuan di Indonesia. Bayangkan, setiap tahunnya ada puluhan ribu kasus baru dan belasan ribu nyawa melayang akibat penyakit ini. Ironisnya, sebagian besar kasus baru diketahui saat sudah stadium lanjut, padahal kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang sangat bisa dicegah! Nah, kabar baiknya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia kini semakin gencar mengamplifikasi upayanya untuk mengeliminasi kanker serviks dengan memperluas cakupan vaksinasi HPV secara nasional.
Kemenkes gencarkan perluasan vaksinasi HPV sebagai langkah strategis dalam upaya eliminasi kanker serviks di Indonesia.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Kemenkes, bersama berbagai pihak, berjuang mewujudkan masa depan bebas kanker serviks di Tanah Air. Yuk, kita selami lebih dalam!
Ancaman Nyata Kanker Serviks di Indonesia
Data dari Globocan 2022 menunjukkan fakta yang cukup mengkhawatirkan: lebih dari 36.000 kasus baru kanker leher rahim terdeteksi setiap tahun di Indonesia, dengan angka kematian yang melebihi 20.000 jiwa. Artinya, setiap hari, puluhan perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker ini. Lebih miris lagi, sekitar 70% dari kasus-kasus tersebut baru terdeteksi pada stadium lanjut, yang tentu saja sangat mengurangi peluang kesembuhan.
Tanpa intervensi pencegahan yang sistematis, diperkirakan 1,7 juta perempuan Indonesia bisa meninggal akibat kanker serviks hingga tahun 2070. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan nyawa, mimpi, dan keluarga yang terancam. Mayoritas kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), virus yang sebenarnya bisa dicegah melalui imunisasi.
Rencana Aksi Nasional (RAN): Komitmen Kemenkes Wujudkan Indonesia Bebas Kanker Serviks
Menyadari urgensi ini, Kemenkes telah menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030. Program ini merupakan komitmen serius pemerintah untuk memperkuat sistem kesehatan nasional, terutama dalam upaya promotif dan preventif. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan menegaskan, “Kanker serviks adalah penyebab kematian akibat kanker nomor dua tertinggi pada perempuan Indonesia. Kita tidak bisa menunggu sepuluh atau lima belas tahun lagi. Dengan kemajuan vaksin, skrining, dan pengobatan saat ini, kita memiliki alat untuk menyelamatkan jutaan jiwa—jika kita bertindak sekarang.” Beliau berharap, pada tahun 2030, cerita tentang kanker serviks akan sulit ditemukan karena Indonesia sudah bebas dari penyakit ini.
RAN ini memiliki target ambisius, sejalan dengan strategi WHO, yaitu:
- Mencapai 90% cakupan vaksinasi HPV untuk anak perempuan usia 15 tahun.
- Mencapai 70% perempuan diskrining menggunakan tes berkinerja tinggi pada usia 35 dan 45 tahun.
- Memastikan 90% perempuan yang terdiagnosis penyakit serviks menerima pengobatan yang efektif.
Tahun ini, Kemenkes semakin memperluas cakupan imunisasi HPV, termasuk untuk remaja perempuan usia 12 dan 15 tahun melalui program imunisasi kejar. Program vaksinasi HPV nasional ini telah diluncurkan sejak Agustus 2023, dan dalam waktu singkat, lebih dari 5 juta remaja perempuan di Indonesia telah menerima vaksin ini. Vaksinasi ini diberikan secara gratis dan terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 SD atau setara (usia 11 dan 12 tahun).
Vaksinasi HPV: Perisai Utama Melawan Kanker Serviks
Vaksin HPV adalah kunci utama dalam pencegahan kanker serviks. Vaksin ini melindungi perempuan dari infeksi virus HPV, penyebab utama kanker leher rahim. Penting untuk diketahui bahwa vaksin ini sangat aman dan efektif. Menurut dr. Rodman Tarigan, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak RSHS Bandung, vaksin HPV direkomendasikan sebagai imunisasi rutin pada anak usia 11 atau 12 tahun, sebelum mereka terpapar virus. Jika terlewat, dua dosis vaksin direkomendasikan untuk sebagian besar orang yang memulai rangkaian vaksin sebelum menginjak usia 15 tahun.
Kabar baik lainnya, Indonesia akan beralih ke jadwal vaksin HPV dosis tunggal pada akhir 2025. Kebijakan ini akan memanfaatkan platform berbasis sekolah dan komunitas untuk memastikan cakupan yang luas dan merata, menjangkau lebih banyak anak perempuan di seluruh Indonesia.
Deteksi Dini dan Pengobatan: Pilar Penyelamat Lainnya
Selain vaksinasi, deteksi dini kanker serviks melalui skrining juga menjadi pilar penting dalam upaya eliminasi. Semakin dini penyakit ini ditemukan, semakin tinggi pula angka kesembuhannya. “Semakin dini ditemukan, maka semakin tinggi angka kesembuhannya,” tegas Prof. Dr. dr. Aryati, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kemenkes berencana memperluas skrining melalui pengujian DNA HPV berkinerja tinggi. Bahkan, mulai tahun 2025, layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan dalam program pemeriksaan kesehatan gratis, termasuk di Puskesmas, yang bisa dimanfaatkan saat seseorang berulang tahun. Inovasi seperti metode skrining mandiri juga sedang dikembangkan untuk memperluas akses, terutama di daerah terpencil. Untuk mendukung percepatan diagnosis, Kemenkes juga akan membangun laboratorium pendukung di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
Kolaborasi Lintas Sektor: Kunci Keberhasilan Eliminasi
Perjalanan menuju eliminasi kanker serviks bukanlah pekerjaan mudah; ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengungkapkan, “Perjalanan menuju eliminasi ini adalah langkah panjang, namun sangat mungkin dicapai dengan kolaborasi lintas sektor.”
Berbagai kolaborasi strategis telah terjalin:
- MSD Indonesia bersama Kemenkes meluncurkan kampanye edukasi nasional “Tenang untuk Menang 2025” yang menyasar remaja, guru, tenaga kesehatan, dan ibu-ibu PKK di berbagai daerah. George Stylianou, Managing Director MSD Indonesia, menyatakan, “Kami percaya setiap perempuan berhak mengetahui dan mendapatkan perlindungan sejak dini.”
- Bio Farma, sebagai induk holding BUMN Farmasi, berperan penting dalam alih teknologi produksi vaksin HPV dan kit diagnostik HPV DNA di dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor.
- Organisasi global seperti WHO, UNICEF, Gavi the Vaccine Alliance, dan Bank Dunia turut mendukung penuh upaya Indonesia, termasuk melalui Global Cervical Cancer Elimination Forum di Bali. Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, menekankan bahwa “Setiap anak perempuan yang belum divaksinasi dan setiap perempuan yang tidak memiliki akses skrining atau pengobatan menjadi pengingat bahwa kesetaraan harus menjadi inti dari strategi eliminasi kita.”
- PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Provinsi Jawa Barat, misalnya, aktif melakukan edukasi dengan pendekatan ‘ibu ke ibu’, yang terbukti ampuh membangun kepercayaan dan kesadaran di tingkat keluarga dan komunitas.
Simak ulasan lengkapnya dalam artikel terkait: cegah kanker serviks
Dengan dukungan penuh dan kolaborasi yang kuat, pemerintah optimis bahwa eliminasi kanker serviks di Indonesia dapat tercapai.
Masa Depan Bebas Kanker Serviks di Tangan Kita
Upaya eliminasi kanker serviks di Indonesia adalah cerminan komitmen untuk melindungi generasi mendatang. Dengan perluasan vaksinasi HPV dan penguatan program deteksi dini, kita sedang membangun perisai yang kokoh.
Mari bersama-sama mendukung program ini. Bagi Anda yang memiliki anak perempuan, pastikan mereka mendapatkan vaksinasi HPV sesuai jadwal. Bagi para perempuan dewasa, jangan tunda untuk melakukan skrining HPV secara berkala. Ingat, pencegahan adalah investasi terbaik untuk kesehatan dan masa depan kita. Bersama, kita bisa mewujudkan Indonesia yang sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks!
FAQ
Tanya: Mengapa Kemenkes memperluas vaksinasi HPV secara nasional?
Jawab: Kemenkes memperluas vaksinasi HPV untuk mencegah dan mengeliminasi kanker serviks, penyakit yang masih menjadi momok bagi perempuan Indonesia.
Tanya: Siapa saja yang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV?
Jawab: Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk anak perempuan usia sekolah, namun cakupannya kini diperluas untuk mencapai eliminasi kanker serviks.
Tanya: Seberapa efektif vaksin HPV dalam mencegah kanker serviks?
Jawab: Vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi virus HPV yang merupakan penyebab utama kanker serviks.