Mohamed Salah Sentil Keras UEFA: Mengapa “Pele Palestina” **Dibunuh** dan Di mana Keadilan?

Dipublikasikan 10 Agustus 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola baru-baru ini dihebohkan dengan sebuah insiden yang melampaui batas lapangan hijau. Bintang Liverpool, Mohamed Salah, membuat geger jagat maya dengan pertanyaan tajamnya kepada badan sepak bola Eropa, UEFA. Pertanyaan ini bukan tentang gol atau piala, melainkan tentang kematian tragis seorang legenda sepak bola dari Palestina, Suleiman Al-Obeid, yang dijuluki “Pele Palestina”, dan fakta bahwa ia dibunuh. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa komentar Salah begitu penting dan apa yang sebenarnya terjadi.

Mohamed Salah dikenal bukan hanya karena kepiawaiannya di lapangan, tetapi juga karena suaranya yang lantang dalam isu kemanusiaan. Kali ini, ia menyentil UEFA yang dinilai bungkam soal penyebab pasti kematian Al-Obeid, seorang pesepakbola Palestina yang tewas di tengah konflik berkepanjangan. Insiden ini memicu perdebatan sengit tentang peran organisasi olahraga global dalam menyikapi tragedi kemanusiaan.

Tragedi di Balik Julukan “Pele Palestina”

Suleiman Al-Obeid, yang berusia 41 tahun, adalah sosok yang sangat dihormati di dunia sepak bola Palestina. Dijuluki “Pele Palestina” karena bakat luar biasanya di lini depan, Al-Obeid telah mencetak lebih dari 100 gol sepanjang kariernya dan menjadi kapten tim nasional Palestina. Ia adalah inspirasi bagi banyak anak-anak di Gaza, wilayah yang terus didera konflik.

Namun, kisah inspiratif Al-Obeid berakhir tragis. Menurut Federasi Sepak Bola Palestina (PFA), Suleiman Al-Obeid dibunuh pada Rabu, 6 Agustus 2025, oleh tentara Israel saat ia sedang menunggu bantuan kemanusiaan untuk anak-anak dan istrinya di Jalur Gaza. Ia ditembak oleh penembak runduk, menambah panjang daftar korban di kalangan komunitas olahraga Palestina. Kematiannya menandai hilangnya pemain tim nasional Palestina ketiga yang tewas dalam konflik sejak Oktober 2023.

Kritik Tajam Mohamed Salah untuk UEFA

UEFA sempat mengunggah ucapan belasungkawa di akun media sosialnya untuk Suleiman Al-Obeid. Unggahan itu berbunyi, “Selamat jalan Suleiman Al-Obeid, Pele Palestina. Talenta yang memberikan harapan kepada anak-anak, meski dalam masa-masa tersulit.”

Namun, pernyataan ini tidak menyebutkan sedikit pun tentang bagaimana Al-Obeid meninggal, di mana, atau mengapa. Kelalaian inilah yang memicu reaksi keras dari Mohamed Salah. Dengan cepat, Salah membalas unggahan UEFA tersebut dengan pertanyaan menohok:

“Bisakah kalian menjelaskan, bagaimana dia meninggal, di mana, dan mengapa?”

Pertanyaan sederhana namun sangat kuat dari Mohamed Salah ini langsung menjadi sorotan. Ini adalah kritik langsung terhadap UEFA yang dinilai sengaja menghindari fakta sebenarnya dari kematian Al-Obeid, yaitu bahwa ia dibunuh dalam serangan yang menargetkan warga sipil.

Mengapa Pertanyaan Salah Begitu Penting?

Pertanyaan Mohamed Salah ini bukan sekadar tanggapan emosional, melainkan cerminan dari frustrasi yang lebih luas terhadap standar ganda yang kerap diterapkan oleh organisasi olahraga internasional. Banyak pihak, termasuk legenda seperti Eric Cantona, telah menyuarakan kekecewaan mereka terhadap FIFA dan UEFA yang dianggap diam terhadap konflik di Palestina, sementara cepat menjatuhkan sanksi dalam kasus lain seperti invasi Rusia ke Ukraina.

  • Menuntut Akuntabilitas: Salah menuntut transparansi dan akuntabilitas dari UEFA. Ia ingin organisasi sebesar itu tidak hanya berbasa-basi, tetapi berani menyuarakan kebenaran tentang apa yang terjadi pada komunitas sepak bola di Palestina.
  • Sorotan pada Tragedi Kemanusiaan: Kematian Al-Obeid adalah salah satu dari ratusan tragedi yang menimpa komunitas olahraga di Gaza. PFA melaporkan bahwa sejak Oktober 2023, setidaknya 325 pemain, pelatih, wasit, dan pengurus sepak bola Palestina telah tewas. Total 662 anggota komunitas olahraga telah gugur.
  • Pentingnya Suara Atlet: Sebagai salah satu bintang sepak bola paling berpengaruh di dunia, suara Mohamed Salah memiliki bobot besar. Dukungannya memberikan dorongan moral bagi mereka yang berjuang untuk keadilan dan menarik perhatian global pada isu yang sering diabaikan.

Dampak dan Reaksi Publik

Unggahan Mohamed Salah memicu beragam reaksi. Banyak pengguna media sosial, terutama mereka yang pro-Palestina, mendukung dan mengapresiasi keberanian Salah untuk berbicara. Mereka melihatnya sebagai pahlawan yang menggunakan platformnya untuk menyuarakan kebenaran. Di sisi lain, ada juga pihak yang menyerang balik Salah dengan argumen tandingan, menunjukkan polarisasi yang mendalam terkait isu ini.

Hingga saat ini, UEFA belum memberikan komentar resmi atau jawaban langsung atas kritik tajam dari Mohamed Salah. Namun, insiden ini telah membuka kembali diskusi tentang tanggung jawab moral organisasi olahraga dalam menghadapi krisis kemanusiaan global.

Kesimpulan

Pertanyaan tajam Mohamed Salah kepada UEFA mengenai kematian Suleiman Al-Obeid, “Pele Palestina” yang dibunuh tentara Israel, bukan sekadar respons emosional seorang atlet. Ini adalah seruan untuk transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. Insiden ini mengingatkan kita bahwa olahraga tidak bisa sepenuhnya terpisah dari realitas sosial dan politik yang ada, dan bahwa suara para atlet seringkali menjadi katalisator penting dalam menuntut kebenasan dan kemanusiaan. Semoga insiden ini menjadi pemicu bagi organisasi-organisasi global untuk lebih berani dan jujur dalam menyikapi tragedi kemanusiaan di mana pun itu terjadi.