**Kabar Baik dari Kota Marmer: Kasus Stunting Tulungagung Diklaim Bawah Jawa Timur, Berkat Kolaborasi Apik!**

Dipublikasikan 10 Agustus 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Stunting, momok yang menghantui masa depan generasi bangsa, kini mendapat kabar baik dari Kabupaten Tulungagung. Di tengah kekhawatiran nasional, kasus stunting Tulungagung diklaim berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur, bahkan menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Ini tentu menjadi angin segar dan bukti nyata kerja keras berbagai pihak.

**Kabar Baik dari Kota Marmer: Kasus Stunting Tulungagung Diklaim Bawah Jawa Timur, Berkat Kolaborasi Apik!**

Tulungagung berhasil menekan angka stunting di bawah rata-rata Jawa Timur berkat kolaborasi antarpihak dan intervensi strategis yang menyasar langsung ke desa serta prioritas pada ibu hamil.

Penurunan Stunting yang Terus Bergerak di Tulungagung

Angka stunting di Tulungagung memang menjadi perhatian serius. Namun, berkat berbagai upaya terpadu, kabupaten ini berhasil mencatatkan prestasi membanggakan. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Tulungagung, Ibu Endang Dwi Retnowati, dengan tegas menyampaikan komitmen penuhnya dalam mendukung program percepatan penurunan stunting di wilayahnya. Ia bahkan mengungkapkan bahwa angka stunting Tulungagung kini sudah jauh di bawah rata-rata provinsi.

“Ini adalah hasil kerja keras bersama yang harus kita jaga dan tingkatkan,” ujar Endang, menggambarkan semangat kolaborasi yang kuat.

Strategi Jitu di Balik Keberhasilan

Lalu, apa saja resep sukses Tulungagung dalam menekan angka stunting? Rupanya, ada beberapa langkah strategis yang diterapkan:

  • Turun Langsung ke Desa-desa: TP PKK Kabupaten Tulungagung secara rutin, seminggu sekali di setiap kecamatan, mengunjungi desa-desa. Para kepala desa juga dilibatkan langsung untuk menyusun langkah konkret dan menjalankan intervensi stunting yang tepat sasaran. Ini memastikan program benar-benar menyentuh akar masalah di lapangan.
  • Perhatian Khusus untuk Ibu Hamil: Ibu hamil yang mengalami kekurangan energi dan kalori menjadi prioritas. Melalui kegiatan posyandu, pemberian makanan tambahan (PMT) dipastikan menjangkau mereka sebagai upaya preventif.
  • Alokasi Anggaran yang Meningkat: Pemerintah Kabupaten Tulungagung menunjukkan keseriusan dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk penanganan stunting. Pada tahun 2022, proporsi anggaran mencapai 11,87% dari APBD, dan meningkat menjadi 14,66% pada tahun 2023. Anggaran ini diintegrasikan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan didukung pula oleh dana desa.
  • Komitmen Kuat dari Pemerintah Daerah: Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung, Tri Hariadi, menegaskan bahwa Pemkab Tulungagung berkomitmen untuk meningkatkan intensitas gerakan penurunan angka kasus stunting melalui program stimulasi peningkatan gizi hingga tingkat desa. Bahkan, beberapa desa menargetkan zero stunting pada tahun 2025.

Capaian dan Target Ambisius

Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Tulungagung telah menurun dari 5,32% menjadi 4,42% sejak 2019, meskipun penurunannya diakui masih landai pada awalnya. Namun, berdasarkan bulan timbang Agustus 2022, angka prevalensi stunting bahkan sudah mencapai 4,25%.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemerintah Kabupaten Tulungagung menargetkan prevalensi stunting dapat diturunkan hingga 4,97% di akhir tahun 2023, sejalan dengan target nasional 14% pada 2024.

Inovasi dan Kolaborasi Pentahelix

Keberhasilan ini juga tak lepas dari implementasi “8 Aksi Konvergensi” dan berbagai inovasi lain:

  • Audit Kasus Stunting: Dilakukan untuk menindaklanjuti kelompok sasaran stunting.
  • Pembinaan Kader: Kader Pembangunan Manusia dan Tim Pendamping Keluarga di desa diperkuat kompetensinya.
  • Inovasi Kesehatan: Puskesmas dan rumah sakit juga berperan aktif dengan inovasi seperti KILAO HATI (Kesehatan Ibu Hamil, Anak Online dan Home Visit), Aksi Cegah Stunting, hingga SIKESTA (Sistem Informasi Kesehatan Tulungagung).
  • Program Keluarga Berencana: Capaian program Bangga Kencana menunjukkan tren positif, didukung inovasi seperti APLIKASI CINTA dan RUBASTA (Rumah Baduta/Balita Stunting Tulungagung).

Meskipun penurunan stunting Tulungagung telah menunjukkan hasil positif, tantangan berupa pemahaman masyarakat yang terbatas masih menjadi pekerjaan rumah. Oleh karena itu, sosialisasi yang lebih gencar akan terus dilakukan agar masyarakat memahami isu stunting dengan lebih baik.

Masa Depan Lebih Cerah untuk Anak-anak Tulungagung

Klaim bahwa kasus stunting Tulungagung diklaim bawah Jawa Timur bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari upaya kolektif yang luar biasa. Dengan sinergi antara pemerintah, TP PKK, masyarakat, hingga dunia usaha, harapan akan kesehatan anak dan gizi balita yang optimal di Tulungagung semakin nyata. Mari terus dukung dan pantau upaya ini agar setiap anak di Tulungagung bisa tumbuh kembang dengan maksimal, bebas dari ancaman stunting.