Peringati Hari Hepatitis Sedunia, Dinkes Gencarkan Edukasi Kesehatan: Mari Deteksi Dini dan Cegah Sejak Sekarang!

Dipublikasikan 26 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Tahukah Anda bahwa hepatitis adalah peradangan hati yang bisa sangat membahayakan dan bahkan menyebabkan komplikasi serius seperti kanker hati? Penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala di tahap awal, membuat deteksi dini dan pencegahan menjadi sangat krusial. Dalam rangka memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh setiap tanggal 28 Juli, berbagai Dinas Kesehatan (Dinkes) di Indonesia secara aktif menggencarkan edukasi kesehatan kepada masyarakat.

Peringati Hari Hepatitis Sedunia, Dinkes Gencarkan Edukasi Kesehatan: Mari Deteksi Dini dan Cegah Sejak Sekarang!

Dinkes Yogyakarta gencarkan edukasi pencegahan dan deteksi dini hepatitis dalam rangka Hari Hepatitis Sedunia, mengingatkan potensi bahaya penyakit peradangan hati yang sering tak bergejala di tahap awal.

Artikel ini akan mengajak Anda memahami lebih dalam tentang hepatitis, bahayanya, serta berbagai upaya nyata yang dilakukan Dinkes dan berbagai pihak lain untuk melindungi kita semua. Dengan informasi ini, Anda bisa menjadi bagian dari gerakan besar untuk mewujudkan Indonesia bebas hepatitis.

Mengapa Hepatitis Perlu Kita Waspadai?

Hepatitis bukanlah penyakit sepele. Organ hati memiliki peran vital dalam tubuh kita, mulai dari memproduksi empedu hingga menetralkan racun. Ketika hati meradang akibat hepatitis, fungsinya bisa terganggu parah, bahkan menyebabkan kerusakan permanen yang berujung pada komplikasi mematikan.

Apa Itu Hepatitis dan Bahayanya?

Hepatitis adalah kondisi di mana organ hati mengalami peradangan atau pembengkakan. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hepatitis dapat berkembang menjadi kondisi kronis seperti sirosis hati (pengerasan hati) atau bahkan kanker hati, yang merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di dunia. Data menunjukkan bahwa di Indonesia saja, jutaan penduduk terinfeksi hepatitis B dan C.

Gejala awal hepatitis seringkali mirip flu, seperti mual, muntah, demam ringan, dan nyeri perut. Namun, seiring waktu, bisa muncul gejala yang lebih khas seperti urin berwarna gelap, feses pucat, serta kulit dan mata menguning (jaundice). Penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda ini!

Kenali Berbagai Jenis Hepatitis dan Cara Penularannya

Hepatitis bisa disebabkan oleh infeksi virus, kebiasaan minum alkohol berlebihan, paparan zat beracun, atau penyakit autoimun. Namun, yang paling sering dibicarakan adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus, karena sifatnya yang menular.

Ada beberapa jenis virus hepatitis yang umum, yaitu:

  • Hepatitis A dan E: Ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi virus. Penularan ini seringkali memicu Kejadian Luar Biasa (KLB), terutama di lingkungan dengan sanitasi kurang baik seperti sekolah atau pondok pesantren.
  • Hepatitis B dan C: Ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, cairan seksual, atau dari ibu ke bayi saat persalinan. Hepatitis B kronis dan C adalah penyebab utama sirosis dan kanker hati.

Langkah Nyata Dinkes dan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Kesehatan Hati Kita

Mengingat bahaya hepatitis, berbagai pihak, terutama Dinas Kesehatan, tidak tinggal diam. Mereka terus bergerak dan berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran serta memberikan perlindungan kepada masyarakat.

Skrining dan Deteksi Dini: Kunci Pencegahan Dini

Salah satu fokus utama Dinkes adalah deteksi dini. Di Banyumas misalnya, Dinkes sudah melakukan skrining Hepatitis B pada ibu hamil melalui program triple eliminasi. Skrining Hepatitis C juga difokuskan pada populasi berisiko tinggi seperti pasien hemodialisa, orang dengan HIV (ODHA), dan pengguna narkoba suntik.

Dinkes DKI Jakarta bahkan telah memperluas akses skrining kesehatan Hepatitis B untuk calon pengantin dan ibu hamil, serta Hepatitis C untuk pasien cuci darah dan ODHA. Dengan deteksi dini, penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan mencegah perkembangan penyakit menjadi lebih parah.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Adalah Benteng Utama

Pencegahan hepatitis, terutama jenis A dan E, sangat bergantung pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dinkes dan Palang Merah Indonesia (PMI) terus menggaungkan pentingnya PHBS, seperti:

  • Rutin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, terutama sebelum makan dan setelah dari kamar mandi.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan rumah.
  • Mencuci bersih bahan makanan yang akan dimasak, serta menghindari konsumsi makanan mentah yang tidak jelas kebersihannya.
  • Mengkonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan beristirahat cukup.
  • Menghindari berbagi penggunaan barang-barang pribadi seperti alat cukur, sikat gigi, dan jarum suntik.

Di Depok, PMI bahkan melakukan edukasi langsung di sekolah setelah terjadinya KLB Hepatitis A, menekankan pentingnya cuci tangan untuk memutus rantai penyebaran. Dinkes DKI juga membentuk duta-duta keamanan pangan di sekolah dan membina kantin sehat.

Vaksinasi: Perlindungan Ampuh Sejak Dini

Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah beberapa jenis hepatitis. Saat ini, vaksin untuk hepatitis A dan B sudah tersedia dan sangat dianjurkan.

  • Vaksin Hepatitis A: Diberikan dua kali dengan rentang waktu tertentu, efektif mencegah infeksi dari makanan/minuman yang terkontaminasi.
  • Vaksin Hepatitis B: Diberikan dalam tiga suntikan, dimulai sejak bayi lahir (dalam 24 jam pertama), untuk melindungi dari penyakit hati parah seperti kanker hati dan sirosis.

Kementerian Kesehatan mencatat prevalensi hepatitis B di Indonesia telah menurun signifikan, sebagian berkat cakupan skrining ibu hamil yang tinggi dan imunisasi bayi yang masif. Namun, masih ada lebih dari 60% masyarakat Indonesia yang belum memiliki kekebalan terhadap hepatitis B, menjadikan imunisasi tetap sangat penting.

Bersinergi Memutus Rantai Penularan Menuju Indonesia Bebas Hepatitis 2030

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mengeliminasi hepatitis B dan C pada tahun 2030, sejalan dengan target global. Upaya ini bukan hanya tanggung jawab Kementerian Kesehatan atau Dinkes semata, melainkan gerakan bersama seluruh elemen bangsa: pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan media.

Kementerian Kesehatan mengusung empat gerakan “Atasi” sebagai strategi nasional:

  • Atasi ketidaktahuan dengan edukasi kesehatan yang masif.
  • Atasi keterlambatan diagnosis dengan memperluas skrining gratis.
  • Atasi akses terbatas dengan memperluas layanan pengobatan hingga ke puskesmas.
  • Atasi stigma dengan empati dan solidaritas.

Berbagai kolaborasi nyata telah terjalin. Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan, misalnya, aktif menggelar edukasi di puskesmas, sekolah, dan masyarakat. Dinkes di berbagai daerah juga terus meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan mengintegrasikan sistem pelaporan kasus hepatitis ke tingkat nasional.

Mari Bersama Wujudkan Indonesia Bebas Hepatitis!

Hari Hepatitis Sedunia adalah momentum penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan nyata. Hepatitis bukanlah momok yang tak bisa diatasi. Dengan edukasi kesehatan yang tepat, deteksi dini yang gencar, penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta dukungan vaksinasi, kita bisa melindungi diri dan orang-orang terkasih.

Mari bergerak bersama. Manfaatkan layanan skrining yang disediakan Dinkes dan fasilitas kesehatan terdekat. Lengkapi imunisasi anak Anda sesuai jadwal. Jadikan kebersihan sebagai gaya hidup. Dengan kolaborasi dan kepedulian dari setiap individu, kita pasti bisa memutus rantai penularan dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, bebas dari hepatitis.