Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim 2025 di dunia bulutangkis memang penuh kejutan dan drama. Dua turnamen prestisius BWF Super 1000, All England 2025 dan China Open 2025, telah menyajikan pertarungan sengit yang didominasi oleh kekuatan-kekuatan bulutangkis Asia. Bagi Anda penggemar bulutangkis, mari kita bedah tuntas hasil China Open 2025 dan siapa saja para juara All England 2025 yang berhasil mengukir sejarah. Artikel ini akan membahas rekap lengkapnya, termasuk bagaimana kiprah wakil Indonesia di tengah gempuran para raksasa bulutangkis.
Dominasi Asia kembali terbukti di pentas bulutangkis dunia, usai para atletnya mengukir sejarah pada ajang bergengsi All England 2025 dan China Open 2025.
All England 2025: Indonesia Tanpa Gelar, Asia Berjaya!
Turnamen bulutangkis tertua di dunia, All England 2025, yang berlangsung di Utilita Arena, Birmingham, Inggris pada 11-16 Maret 2025, berakhir dengan hasil yang kurang memuaskan bagi Indonesia. Tim Merah Putih gagal membawa pulang satu pun gelar, sebuah “alarm keras” bagi pembinaan bulutangkis nasional.
Perjalanan Wakil Indonesia di All England 2025
Dari 11 wakil Indonesia yang bertanding, langkah terjauh berhasil dicapai oleh pasangan ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana. Mereka berhasil menembus partai final, namun harus puas menjadi runner-up setelah dikalahkan pasangan Korea Selatan, Kim Won-ho/Seo Seung-jae, dengan skor 19-21, 19-21. Meski belum juara, penampilan Leo/Bagas patut diapresiasi atas perjuangan dan peningkatan performa mereka.
Ironisnya, dua juara bertahan dari edisi sebelumnya, Jonatan Christie di tunggal putra dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra, justru tersingkir di babak kedua. Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang konsistensi dan kesiapan mental. Menariknya, pasangan non-pelatnas, Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlevi Isfahani, justru mampu melaju hingga semifinal, menandakan ada potensi di luar sistem pembinaan utama.
Daftar Juara All England 2025: Korea, China, dan Jepang Berbagi Mahkota
Di sisi lain, negara-negara Asia lainnya menunjukkan dominasinya. Korea Selatan dan China masing-masing merebut dua gelar juara, sementara Jepang berhasil meraih satu gelar. Berikut adalah rekap juara All England 2025:
Sektor | Juara | Runner-up | Skor | Negara Juara |
---|---|---|---|---|
Ganda Campuran | Guo Xin Wa/Cheng Fang Hui | Feng Yan Zhe/Wei Ya Xin | 21-16, 10-21, 23-21 | China |
Ganda Putri | Nami Matsuyama/Chiharu Shida | Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto | 16-21, 21-14, 17-21 | Jepang |
Tunggal Putra | Shi Yu Qi | Lee Chia Hao | 21-17, 21-19 | China |
Tunggal Putri | An Se Young | Wang Zhi Yi | 13-21, 21-18, 21-18 | Korea Selatan |
Ganda Putra | Kim Won-ho/Seo Seung-jae | Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana | 21-19, 21-19 | Korea Selatan |
Tunggal putra China, Shi Yu Qi, berhasil meraih gelar All England keduanya setelah edisi 2018. Sementara itu, bintang muda Korea Selatan, An Se Young, juga sukses mempertahankan gelar tunggal putrinya yang diraih pada 2023. Kemenangan ini semakin menegaskan posisi mereka sebagai pemain top dunia.
China Open 2025: Tuan Rumah Mendominasi, Fajar/Fikri Jadi Harapan Indonesia
Bergeser ke turnamen BWF Super 1000 lainnya, China Open 2025, yang digelar di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, pada 22-27 Juli 2025, menunjukkan dominasi tuan rumah yang luar biasa.
Dominasi China di Kandang Sendiri
China benar-benar menunjukkan “taring” di kandang sendiri. Mereka berhasil mengirimkan delapan wakil ke partai final, dan empat gelar sudah dipastikan menjadi milik mereka berkat All Chinese Final di beberapa sektor. Ini membuktikan kedalaman skuad bulutangkis China yang merata di semua lini.
Perjuangan Fajar/Fikri di Ganda Putra
Satu-satunya sektor yang luput dari dominasi penuh China di final adalah ganda putra. Di sini, Indonesia menaruh harapan terakhirnya melalui pasangan dadakan, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri (Fajar/Fikri). Mereka berhasil melaju ke final setelah menumbangkan unggulan tuan rumah, Liang Wei Keng/Wang Chang, dalam dua gim langsung.
Menariknya, Fajar/Fikri merupakan pasangan “dadakan” yang baru berpasangan di Jepang Open 2025 karena masing-masing partner mereka tidak bisa bermain. Namun, chemistry yang terbangun justru membawa mereka hingga ke partai puncak. Di final, mereka akan menghadapi pasangan tangguh Malaysia, Aaron Chia/Wooi Yok Soh, yang menduduki peringkat dua BWF. “Tidak mudah tapi kami akan habis-habisan,” ujar Fajar penuh semangat, didukung oleh penampilan solid Fikri.
Wakil Indonesia Lainnya di China Open 2025
Selain Fajar/Fikri, beberapa wakil Indonesia lainnya juga menunjukkan perjuangan. Gregoria Mariska Tunjung harus terhenti di babak perempat final tunggal putri setelah dikalahkan oleh wakil China, Han Yue. Sementara itu, pasangan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Aisyah Salsabila Putri Pranata (Jafar/Felisha) berhasil melangkah hingga babak semifinal sebelum akhirnya tersingkir.
Kesimpulan
Baik All England 2025 maupun China Open 2025 menegaskan bahwa kekuatan bulutangkis dunia saat ini terkonsentrasi di Asia. China, Korea Selatan, dan Jepang menjadi aktor utama yang berbagi gelar di turnamen-turnamen bergengsi ini.
Bagi Indonesia, hasil All England 2025 yang tanpa gelar menjadi sebuah pelajaran berharga dan momentum untuk evaluasi menyeluruh. Meski begitu, perjuangan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana di final All England dan keberhasilan Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri menembus final China Open 2025 memberikan secercah harapan. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki talenta yang mampu bersaing di level tertinggi. Mari kita terus dukung para pahlawan bulutangkis kita, karena semangat juang mereka tak pernah padam!