Mengungkap Potensi Besar: Efektivitas Bakteri Predator *Bdellovibrio bacteriovorus* dalam Kombinasi dengan *Pseudomonas* untuk Atasi Bakteri Jahat

Dipublikasikan 30 Juli 2025 oleh admin
Pendidikan Dan Pengetahuan Umum

Yogyakarta, zekriansyah.com – Di era modern ini, kita sering mendengar tentang bahaya resistensi antibiotik, di mana bakteri jahat menjadi semakin kebal terhadap obat-obatan yang selama ini kita andalkan. Ini adalah masalah global yang serius, tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi kesehatan hewan, terutama di sektor peternakan. Bayangkan saja, penyakit yang dulunya mudah diobati kini bisa menjadi momok mematikan. Nah, di sinilah inovasi dari dunia mikroba hadir memberikan secercah harapan.

Mengungkap Potensi Besar: Efektivitas Bakteri Predator *Bdellovibrio bacteriovorus* dalam Kombinasi dengan *Pseudomonas* untuk Atasi Bakteri Jahat

Ilustrasi menunjukkan interaksi antara bakteri *Bdellovibrio bacteriovorus* dan *Pseudomonas*, menyoroti potensi solusi biologis inovatif untuk memerangi resistensi antibiotik.

Sebuah penelitian menarik yang melibatkan para ahli dari Universitas Airlangga (UNAIR) baru-baru ini menyoroti efektivitas bakteri predator Bdellovibrio bacteriovorus dalam kombinasi dengan Pseudomonas fluorescens dan Lactobacillus acidophilus sebagai kandidat potensial untuk mengatasi infeksi bakteri, khususnya kolibasilosis yang disebabkan oleh Escherichia coli (E. coli). Artikel ini akan membawa Anda menyelami bagaimana kombinasi bakteri “baik” ini bisa menjadi “antibiotik hidup” masa depan.

Apa Itu Bdellovibrio bacteriovorus dan Mengapa Penting?

Mungkin nama Bdellovibrio bacteriovorus terdengar asing di telinga Anda. Namun, bakteri ini adalah salah satu “prajurit” mikroba yang luar biasa. Ia dikenal sebagai bakteri predator karena kemampuannya yang unik untuk memangsa dan membunuh bakteri Gram-negatif lainnya, seperti Escherichia coli. Bayangkan saja seekor singa kecil di dunia mikroba, yang tugasnya adalah membersihkan bakteri-bakteri patogen.

Sejak pertama kali ditemukan, B. bacteriovorus telah menarik perhatian ilmuwan karena kapasitasnya yang luar biasa dalam “memakan” bakteri Gram-negatif. Karena sifat predatorisnya ini, B. bacteriovorus memiliki potensi ganda: sebagai probiotik (bakteri baik yang bermanfaat) dan juga sebagai antibiotik hidup. Penelitian tentang bakteri ini semakin berkembang pesat, terutama sebagai respons terhadap masalah global Antimicrobial Resistance (AMR) yang kian mendesak.

Ancaman Kolibasilosis dan Kebutuhan Solusi Baru

Kolibasilosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli patogen, terutama menyerang unggas. Penyakit ini bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, mulai dari penurunan berat badan, produksi telur yang berkurang, hingga tingkat kematian yang tinggi pada ayam. E. coli memang sering ditemukan sebagai bakteri komensal di saluran pencernaan unggas, namun beberapa strainnya bisa menjadi sangat berbahaya dan menyebabkan infeksi parah.

Selama ini, penggunaan antibiotik menjadi pendekatan utama untuk mencegah dan mengobati kolibasilosis. Namun, kekhawatiran akan munculnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik semakin meningkat. Bahkan, sejak awal 2018, Indonesia telah melarang penggunaan Antibiotic Growth Promoters (AGPs) atau pemicu pertumbuhan berbasis antibiotik pada ternak. Larangan ini adalah langkah krusial untuk menekan risiko penyebaran bakteri yang kebal antibiotik. Oleh karena itu, mencari alternatif yang aman dan efektif menjadi sangat penting.

Sinergi Tiga Bakteri: Bdellovibrio, Pseudomonas, dan Lactobacillus

Para peneliti dari Universitas Airlangga, termasuk Eduardus Bimo Aksono dan timnya, berupaya mencari solusi inovatif. Mereka meneliti efektivitas kombinasi bakteri predator Bdellovibrio bacteriovorus dengan Pseudomonas fluorescens dan Lactobacillus acidophilus sebagai kandidat antikoibasilosis in vitro (di laboratorium).

Menariknya, dalam penelitian ini, Pseudomonas fluorescens dan Lactobacillus acidophilus tidak berperan sebagai predator langsung terhadap E. coli. Sebaliknya, mereka bertindak sebagai sumber nutrisi bagi si bakteri predator Bdellovibrio bacteriovorus. Ibaratnya, Pseudomonas dan Lactobacillus adalah “makanan” yang membuat Bdellovibrio semakin kuat dan siap untuk memburu E. coli.

Dalam eksperimen tantangan, mereka menggunakan Escherichia coli ATCC 15144 sebagai mangsa, sementara B. bacteriovorus 109 J ATCC 15143 menjadi predator, yang dikombinasikan dengan P. fluorescens dan L. acidophilus.

Hasil Menjanjikan dari Penelitian In Vitro

Setelah 24 jam inkubasi in vitro pada suhu 37°C, hasil penelitian menunjukkan temuan yang sangat menggembirakan:

  • Peningkatan Populasi Predator: Kombinasi B. bacteriovorus dengan P. fluorescens dan L. acidophilus berhasil meningkatkan jumlah bakteri predator hingga sepuluh kali lipat. Ini menunjukkan bahwa keberadaan P. fluorescens dan L. acidophilus memang sangat efektif dalam mendukung pertumbuhan B. bacteriovorus.
  • Penurunan Populasi E. coli yang Efektif: Seiring dengan peningkatan jumlah B. bacteriovorus, populasi E. coli sebagai bakteri target berhasil dikurangi secara signifikan. Ini membuktikan bahwa kombinasi ini memang memiliki efek anti-bakteri yang kuat.
  • Ketergantungan pada Sumber Nutrisi: Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa tanpa keberadaan bakteri Gram-negatif lain sebagai sumber nutrisi, populasi B. bacteriovorus akan menurun secara bertahap. Ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara ketiga jenis bakteri ini untuk menjaga efektivitasnya.

Implikasi dan Harapan di Masa Depan

Kesimpulan dari penelitian ini sangat jelas: kombinasi Bdellovibrio bacteriovorus sebagai bakteri predator dengan Pseudomonas fluorescens dan Lactobacillus acidophilus adalah kandidat yang efektif untuk antikoibasilosis in vitro. Temuan ini membuka jalan baru dalam pengembangan strategi alternatif untuk mengendalikan infeksi bakteri patogen, terutama di tengah krisis resistensi antibiotik.

Meskipun penelitian ini masih dalam tahap in vitro, hasilnya sangat menjanjikan dan memberikan harapan besar. Potensi bakteri predator Bdellovibrio bacteriovorus kombinasi Pseudomonas ini bisa menjadi solusi berkelanjutan untuk menjaga kesehatan hewan dan bahkan, di masa depan, mungkin juga kesehatan manusia. Tentu saja, penelitian lebih lanjut, termasuk uji in vivo (pada organisme hidup), akan diperlukan untuk membawa inovasi ini dari laboratorium ke aplikasi nyata.

Dengan terus mengembangkan “antibiotik hidup” alami seperti ini, kita tidak hanya memerangi bakteri jahat secara efektif, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan, bebas dari ancaman resistensi antibiotik.

FAQ

Tanya: Apa itu bakteri predator Bdellovibrio bacteriovorus?
Jawab: Bdellovibrio bacteriovorus adalah bakteri yang dikenal sebagai predator karena kemampuannya memangsa dan membunuh bakteri Gram-negatif patogen seperti Escherichia coli.

Tanya: Mengapa kombinasi Bdellovibrio bacteriovorus dengan Pseudomonas dan Lactobacillus dianggap penting?
Jawab: Kombinasi ini dianggap penting karena berpotensi menjadi solusi alternatif untuk mengatasi resistensi antibiotik dan infeksi bakteri jahat, termasuk kolibasilosis.

Tanya: Bagaimana cara kerja Bdellovibrio bacteriovorus dalam melawan bakteri jahat?
Jawab: Bdellovibrio bacteriovorus menempel pada bakteri target, menembus dinding selnya, lalu tumbuh dan berkembang biak di dalamnya hingga membunuh bakteri tersebut.