Fenomena Langka Gerhana Bulan Matahari Bersamaan Sudut: Selenelion, Keajaiban Langit yang Jarang Terjadi

Dipublikasikan 30 Juli 2025 oleh admin
Pendidikan Dan Pengetahuan Umum

Yogyakarta, zekriansyah.com – Langit selalu punya cerita menarik untuk kita. Dari sekian banyak keajaiban alam semesta, ada satu fenomena langka gerhana bulan matahari bersamaan sudut yang sering membuat kita terpukau sekaligus bertanya-tanya: bagaimana mungkin Matahari dan Bulan yang sedang gerhana bisa terlihat bersamaan di langit?

Fenomena Langka Gerhana Bulan Matahari Bersamaan Sudut: Selenelion, Keajaiban Langit yang Jarang Terjadi

Fenomena langka Selenelion, gerhana bulan dan matahari bersamaan sudut, terpampang di langit Yogyakarta, memukau para pengamat astronomi dengan keajaiban alam semesta yang jarang terjadi.

Biasanya, saat terjadi gerhana bulan, Matahari seharusnya berada di sisi berlawanan Bumi. Begitu pula saat gerhana matahari, Bulan menutupi Matahari. Namun, ada kalanya, berkat keunikan optik atmosfer Bumi, kedua benda langit ini bisa ‘muncul’ secara bersamaan. Fenomena inilah yang dikenal sebagai selenelion. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam keajaiban selenelion, mengungkap rahasia di baliknya, dan melihat bagaimana para ilmuwan mengamati fenomena serupa, bahkan dari luar angkasa. Siap untuk menjelajahi salah satu pertunjukan langit paling istimewa?

Untuk informasi lebih lanjut mengenai mengungkap misteri fenomena, kunjungi: mengungkap misteri fenomena.

Apa Itu Selenelion? Gerhana yang Terlihat Bersamaan

Selenelion adalah sebuah fenomena kosmik yang sangat langka, di mana pengamat di Bumi dapat melihat Matahari dan Bulan yang sedang mengalami gerhana secara bersamaan di langit. Kedengarannya mustahil, bukan? Secara geometris, saat terjadi gerhana bulan total, Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam posisi yang hampir sejajar (disebut Syzygy), dengan Bumi berada di tengah-tengah. Dalam kondisi normal, jika Matahari di timur, Bulan yang sedang gerhana seharusnya berada di barat, dan tidak bisa terlihat bersamaan.

Menurut astronom amatir Ma’rufin Sudibyo, fenomena ini “secara geometris sebenarnya tidak mungkin.” Namun, alam semesta selalu punya kejutan. Istilah “selenelion” sendiri merupakan gabungan dari nama dewa Bulan dalam mitologi Yunani, Selene, dan dewa Matahari, Helios. Dahulu, para astronom menyebutnya “gerhana horizontal” atau “gerhana parallax” dan sempat berdebat apakah fenomena ini benar-benar bisa diamati manusia.

Rahasia di Balik Penampakan Selenelion: Peran Atmosfer Bumi

Kunci dari penampakan selenelion adalah efek pembiasan cahaya oleh atmosfer tebal Bumi. Anda mungkin pernah melihat sedotan di dalam gelas berisi air tampak bengkok, atau dasar kolam terlihat lebih dangkal dari aslinya. Nah, prinsipnya mirip! Atmosfer Bumi bertindak seperti lensa raksasa yang membengkokkan cahaya.

Cahaya dari Matahari dan Bulan, saat melewati atmosfer Bumi, akan dibiaskan dan mengangkat citra benda langit tersebut dari posisi aktualnya. Artinya, Matahari bisa terlihat sedikit lebih tinggi di ufuk timur meskipun secara astronomis ia belum benar-benar terbit. Demikian pula, Bulan yang sudah terbenam di ufuk barat masih bisa terlihat selama beberapa menit.

Clara Yatini, Kepala Pusat Penelitian Sains Antariksa LAPAN, menjelaskan bahwa “Pembiasan tersebut memungkinkan orang di bumi untuk melihat gerhana bulan dan matahari secara bersamaan selama beberapa menit.” Fenomena ini biasanya hanya bisa disaksikan saat senja atau fajar, ketika Matahari dan Bulan berada rendah di cakrawala.

Bukan Hanya dari Bumi: Gerhana Ganda dari Sudut Pandang Satelit NASA

Selain selenelion yang bisa diamati dari Bumi, ada juga fenomena langka gerhana bulan matahari bersamaan sudut yang terjadi dari perspektif yang sangat berbeda: luar angkasa. Pada 25 Juli 2025, misalnya, wahana antariksa NASA, Solar Dynamics Observatory (SDO), mengalami dua peristiwa sekaligus dalam satu hari.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Fenomena Luar Angkasa Paling Langka Terlihat dari Bumi: Apa Saja yang Bisa Kita Saksikan?, kunjungi: Fenomena Luar Angkasa Paling Langka Terlihat dari Bumi: Apa Saja yang Bisa Kita Saksikan?.

SDO, yang bertugas mengamati aktivitas Matahari, menyaksikan Bulan melintas di antara SDO dan Matahari (transit bulan) pada pukul 02.45 UTC. Ini menutupi hingga 62% permukaan Matahari selama sekitar 50 menit. Beberapa jam kemudian, pada pukul 06.30 UTC, giliran Bumi yang menghalangi pandangan SDO terhadap Matahari dalam sebuah gerhana total yang berlangsung hingga menjelang pukul 08.00 UTC.

Uniknya, citra yang diambil SDO menunjukkan perbedaan mencolok antara bayangan Bumi dan Bulan. Bayangan Bumi tampak kabur karena atmosfernya menyerap sebagian cahaya Matahari, sedangkan Bulan yang tidak memiliki atmosfer menciptakan bayangan berbentuk lingkaran tajam di cakram Matahari. Peristiwa ini terjadi selama “musim gerhana” SDO, periode di mana Bulan dan Bumi lebih sering melintasi jalur pandang satelit.

Seberapa Langka Fenomena Ini?

Fenomena selenelion memang sangat langka dan unik. Contohnya, pada 8 Oktober 2014, beberapa wilayah di dunia, termasuk sebagian Indonesia (khususnya wilayah timur), berkesempatan menyaksikan gerhana bulan total ini bersamaan dengan Matahari yang masih terlihat. Sebelum itu, selenelion tercatat terjadi pada Agustus 1989. Durasi penampakannya pun sangat singkat, hanya sekitar 10-15 menit sebelum langit benar-benar gelap atau terang.

Sementara itu, “gerhana ganda” dari sudut pandang satelit SDO juga bukan peristiwa yang sering terjadi. Meskipun demikian, SDO pernah mencatat kejadian serupa pada tahun 2015 dan 2016, menunjukkan bahwa kombinasi transit Bulan dan gerhana Bumi dari perspektif satelit adalah bagian dari dinamika orbit yang menarik.

Mengapa Observasi Satelit Penting?

Pengamatan dari satelit seperti SDO sangat krusial dalam memahami alam semesta. SDO bertugas mengamati berbagai aktivitas Matahari seperti semburan Matahari (solar flare), angin Matahari, dan perubahan medan magnetnya. Informasi ini sangat penting untuk memprediksi cuaca antariksa yang dapat memengaruhi Bumi, termasuk badai geomagnetik yang bisa mengganggu teknologi dan infrastruktur kita, seperti jaringan listrik dan komunikasi radio.

Data yang dihasilkan SDO memberikan perspektif unik yang tidak dapat dicapai dari permukaan Bumi, membantu ilmuwan memahami mekanisme yang mendasari fenomena kompleks dalam cuaca antariksa dan dampaknya terhadap planet kita.

Kapan Gerhana Berikutnya Bisa Diamati?

Bagi para pengamat langit di Bumi, masih ada beberapa fenomena gerhana menarik yang akan datang. Gerhana matahari sebagian diperkirakan akan terlihat dari Selandia Baru dan sebagian wilayah Australia pada 21 September 2025. Sementara itu, gerhana matahari total berikutnya diprediksi akan terjadi pada 12 Agustus 2026, dan dapat disaksikan dari beberapa bagian Greenland, Islandia, Rusia, Spanyol, dan Portugal. Meskipun selenelion adalah peristiwa yang sulit diprediksi secara massal karena faktor lokasi dan kondisi atmosfer, tetaplah awas terhadap informasi astronomi terbaru.

Kesimpulan

Fenomena langka gerhana bulan matahari bersamaan sudut, baik itu selenelion dari perspektif Bumi maupun gerhana ganda yang diamati satelit SDO, adalah bukti nyata betapa menakjubkannya alam semesta dan bagaimana benda-benda langit berinteraksi dengan cara yang tak terduga. Keunikan ini tidak hanya memukau mata, tetapi juga memberikan wawasan berharga bagi ilmuwan untuk memahami lebih dalam dinamika kosmik dan dampaknya pada Bumi.

Jadi, lain kali Anda memandang langit, ingatlah bahwa ada begitu banyak keajaiban yang terjadi di atas sana, seringkali tersembunyi namun penuh makna. Teruslah penasaran dan nikmati setiap pertunjukan alami yang ditawarkan alam semesta kita!

FAQ

Tanya: Mengapa Selenelion bisa terjadi padahal secara teori Matahari dan Bulan yang sedang gerhana seharusnya tidak terlihat bersamaan?
Jawab: Selenelion terjadi karena pembiasan cahaya Matahari oleh atmosfer Bumi, yang membuat Matahari terlihat sedikit lebih tinggi dari posisi sebenarnya di cakrawala.

Tanya: Apakah Selenelion hanya bisa dilihat saat gerhana bulan total?
Jawab: Ya, Selenelion paling sering diamati saat gerhana bulan total, ketika Bulan berada tepat di belakang Bumi dari sudut pandang Matahari.

Tanya: Apakah Selenelion fenomena yang sering terjadi?
Jawab: Tidak, Selenelion adalah fenomena yang sangat langka karena memerlukan kondisi geometris dan atmosfer yang sangat spesifik.