Yogyakarta, zekriansyah.com – Duel sengit antara Timnas Indonesia U-23 dan Vietnam U-23 di final Piala AFF U-23 2025 memang selalu menyita perhatian. Banyak mata tertuju pada striker naturalisasi Garuda Muda, Jens Raven, yang santer diberitakan sebagai ancaman utama. Dengan rekor gol menterengnya, wajar jika ia menjadi sorotan.
Media Vietnam justru khawatir dengan tiga pemain Timnas Indonesia U-23 lainnya, bukan hanya Jens Raven, jelang final Piala AFF U-23.
Namun, tahukah Anda? Di balik hiruk-pikuk itu, media Vietnam justru punya kecemasan lain. Mereka tak hanya terpaku pada ketajaman Raven, melainkan juga mewaspadai beberapa nama lain yang dianggap punya potensi mengubrak-abrik pertahanan mereka. Artikel ini akan mengupas tuntas siapa saja pemain yang diam-diam bikin media Vietnam cemas, membongkar strategi dan analisis mereka yang mungkin belum banyak diketahui publik.
Jens Raven: Antara Pujian dan Keraguan Media Vietnam
Nama Jens Raven memang tak bisa dilepaskan dari sorotan menjelang laga krusial. Striker berusia 19 tahun ini berhasil menjadi top skor turnamen dengan tujuh gol, sebuah pencapaian yang tentu membuat lawan waspada. Namun, di mata media Vietnam, khususnya Bongdaplus, ketajaman Raven masih dipertanyakan.
Mereka menilai bahwa meskipun Raven dianugerahi postur tubuh ideal, masalah fisik menjadi penghalang utamanya untuk tampil konsisten dan mencetak gol melawan tim-tim kuat. Bongdaplus bahkan menyebutnya “tidak terlalu bagus” dan “bukan mesin gol” jika menghadapi lawan sepadan, mengingat enam dari tujuh golnya dicetak ke gawang Brunei U-23 yang notabene tim terlemah.
Meski begitu, mereka tetap mewanti-wanti. Postur tinggi dan latar belakang sepak bola Belanda yang dimiliki Raven membuatnya tetap menjadi potensi bahaya, terutama jika ia kembali dalam kondisi bugar penuh. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada keraguan, Jens Raven tetap masuk dalam daftar pemain yang harus diwaspadai, namun bukan satu-satunya.
Siapa Saja yang Bikin Media Vietnam Ketar-Ketir Selain Jens Raven?
Jika Jens Raven punya sisi yang diragukan, ada beberapa nama lain di skuad Garuda Muda yang justru membuat media Vietnam benar-benar gelisah. Kecemasan mereka ternyata menyebar ke berbagai lini, menandakan kekuatan Timnas Indonesia U-23 yang lebih merata.
Rayhan Hannan: Sang Jenderal Lini Tengah Mirip Iniesta
Sosok pertama yang disebut-sebut punya gaya bermain ala bintang Barcelona, Andres Iniesta dan Pedri, adalah Rayhan Hannan. Media Vietnam, Vietnam Net, menyoroti gelandang muda ini sebagai pemain yang lebih berbahaya ketimbang Jens Raven.
Rayhan selalu menjadi pilihan utama pelatih Gerald Vanenburg dan dinilai memiliki kemampuan olah bola serta visi bermain yang luar biasa. Kehadirannya di lini tengah Timnas Indonesia U-23 diyakini bisa menjadi kunci untuk membongkar pertahanan lawan dengan umpan-umpan akurat dan pergerakan cerdasnya.
Robi Darwis: Motor Serangan dengan Umpan Kunci Mematikan
Selain Rayhan, nama Robi Darwis dari Persib Bandung juga menjadi sorotan tajam. Media Vietnam seperti Inilahkoran memujinya sebagai “pemain penjelajah dengan determinasi tinggi” dan “salah satu pemain dengan umpan kunci terbanyak” di turnamen.
Robi Darwis tercatat melakukan 11 umpan kunci sepanjang Piala AFF U-23, hanya kalah tipis dari andalan Vietnam, Phi Hoang. Kemampuannya mendistribusikan bola dan membuka ruang disebut-sebut sebagai tumpuan permainan Timnas Indonesia U-23, bahkan lebih vital dari seorang striker.
Muhammad Ardiansyah: ‘Perisai Baja’ yang Sulit Ditembus
Tak hanya di lini serang dan tengah, benteng terakhir Timnas Indonesia U-23 juga membuat media Vietnam ketar-ketir: kiper Muhammad Ardiansyah. Media olahraga Vietnam Thethao247 bahkan menjulukinya “perisai baja” setelah penampilan cemerlangnya di semifinal melawan Thailand.
Refleks tinggi, ketenangan, dan penempatan posisi yang sangat baik membuatnya menjadi tembok kokoh di bawah mistar gawang. Ardiansyah dinilai memiliki kombinasi lengkap yang akan menjadi ujian berat bagi para penyerang Vietnam.
Tantangan Lain di Balik Kecemasan Lawan: Badai Cedera dan Tekanan Final
Namun, di tengah analisis kecemasan media Vietnam, Timnas Indonesia U-23 juga menghadapi tantangan internal yang tak kalah besar. Badai cedera menjadi momok, terutama menjelang final. Jens Raven sendiri sempat diragukan tampil penuh karena cedera lutut yang kambuh setelah laga semifinal.
Selain Raven, dua gelandang penting seperti Arkhan Fikri dan Toni Firmansyah juga mengalami cedera, menambah daftar pemain kunci yang diragukan ketersediaannya. Manajer tim, Ahmed Zaki Iskandar, dan asisten pelatih, Frank van Kempen, mengakui kondisi fisik pemain yang terkuras. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Gerald Vanenburg untuk meracik strategi terbaik di tengah keterbatasan.
Di sisi lain, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan instruksi tegas untuk bermain agresif dan tidak gentar. “Kalau mereka kasih keras, kita kasih keras juga. Kita tuan rumah di sini. Jangan mereka injak-injak homebase kita,” tegasnya, menyulut semangat juang para pemain.
Kesimpulan
Pada akhirnya, final Piala AFF U-23 2025 bukan hanya tentang duel di lapangan hijau, tetapi juga perang strategi dan mental. Meskipun Jens Raven adalah top skor, kecemasan media Vietnam yang meluas ke Rayhan Hannan, Robi Darwis, dan Muhammad Ardiansyah menunjukkan betapa berbahayanya skuad Garuda Muda secara keseluruhan. Ini adalah bukti bahwa kekuatan Timnas Indonesia U-23 tidak bertumpu pada satu pemain saja, melainkan pada kolektivitas dan potensi individu yang beragam.
Terlepas dari hasil akhir pertandingan yang mendebarkan (Timnas Indonesia U-23 kalah tipis 0-1 dari Vietnam U-23), performa Garuda Muda telah menunjukkan kemajuan signifikan dan menjadi tontonan yang mendebarkan bagi para penggemar sepak bola Tanah Air. Masa depan cerah menanti!