Waspada! Makanan Olahan Tingkatkan Risiko Kanker Usus, Generasi Muda Paling Rentan?

Dipublikasikan 8 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tidak suka makanan praktis dan lezat? Mulai dari mi instan, sosis, hingga minuman kemasan manis, semua mudah didapat dan cepat dinikmati. Namun, di balik kemudahan dan rasanya yang menggoda, ada peringatan serius dari para ahli kesehatan: makanan olahan ini berisiko tinggi meningkatkan kasus kanker usus atau kolorektal di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda.

Artikel ini akan membahas mengapa makanan-makanan tersebut berbahaya, bagaimana tren kasus kanker usus di Indonesia, serta langkah-langkah konkret yang bisa kita ambil untuk melindungi kesehatan usus kita. Mari kita pahami lebih dalam agar bisa membuat pilihan yang lebih bijak untuk masa depan yang lebih sehat.

Mengapa Makanan Olahan Jadi Ancaman Serius bagi Usus Kita?

Makanan olahan, khususnya yang sudah melalui proses panjang atau dikenal dengan ultra-processed food, menjadi sorotan utama. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) secara tegas menyatakan bahwa jenis makanan ini adalah salah satu penyebab utama peningkatan kasus kanker usus.

“Jadi, (makanan) ultra-food itu diindikasikan memang menjadi penyebab kanker usus banyak sehingga sekarang banyak ajakan untuk hidup sehat, jaga makan,” kata Ketua Umum PP PAPDI, Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH.

Beliau menjelaskan bahwa gizi alami dalam makanan yang terlalu lama melewati proses olahan akan banyak berubah. Makanan ini juga dipastikan sudah ditambahkan berbagai macam zat, seperti pemanis buatan, pengawet, hingga pewarna, yang semuanya berpotensi berbahaya bagi kesehatan usus kita. Jika dikonsumsi terus-menerus, zat-zat ini bisa merusak jaringan usus dan memicu kondisi serius.

Tren Kanker Usus di Indonesia: Data yang Mengkhawatirkan

Data dari Globocan tahun 2020 menunjukkan bahwa kasus baru kanker usus di Indonesia sudah mencapai angka 34.189, atau sekitar 8,6 persen dari total kasus kanker di seluruh kalangan usia. Kanker usus ini menempati posisi teratas bersama dengan kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah peningkatan kasus pada orang dewasa muda. Dulu, kanker kolorektal sering dianggap penyakit orang tua, namun kini banyak studi menunjukkan peningkatannya pada mereka yang lahir setelah tahun 1970-an, bahkan hingga empat kali lipat pada usia 20-40 tahun. Perubahan gaya hidup dan pola makan ala “Barat” yang kaya makanan olahan, daging, dan alkohol disebut-sebut sebagai penyebab utama tren ini.

Bukan Hanya Makanan Olahan, Ini Daftar Pemicu Kanker Usus Lainnya

Selain makanan olahan, beberapa jenis makanan dan kebiasaan lain juga terbukti meningkatkan risiko kanker usus. Penting untuk kita kenali dan batasi konsumsinya:

Daging Merah dan Daging Olahan

Daging merah seperti sapi, babi, dan domba, jika dikonsumsi berlebihan, terutama yang dimasak pada suhu tinggi (dibakar atau dipanggang), dapat membentuk senyawa karsinogenik seperti PAH dan HCA. Daging olahan seperti sosis, ham, bacon, dan kornet mengandung nitrit dan nitrat yang bisa berubah menjadi nitrosamin, zat pemicu kanker. WHO bahkan mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik Group 1.

Minuman Manis dan Karbohidrat Olahan

Minuman bersoda, jus kemasan dengan gula tinggi, roti putih, pasta, dan nasi putih adalah contoh makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan. Konsumsi berlebihan dikaitkan dengan obesitas, resistensi insulin, dan peradangan kronis, yang semuanya merupakan faktor risiko kanker usus besar.

Makanan Digoreng dan Cepat Saji

Proses penggorengan dengan minyak pada suhu tinggi dapat menghasilkan akrilamida, senyawa yang bersifat karsinogenik. Makanan cepat saji umumnya juga tinggi kalori, lemak jenuh, garam, dan gula yang tidak hanya buruk bagi jantung tetapi juga memicu peradangan dan kerusakan sel di usus.

Konsumsi Alkohol Berlebihan

Minum alkohol dalam jumlah sedang hingga banyak (2-3 gelas per hari) dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 20 persen, bahkan lebih tinggi lagi jika konsumsinya berlebihan. Alkohol dapat merusak DNA dan memicu peradangan kronis di usus.

Kurangnya Asupan Serat

Serat adalah pahlawan bagi pencernaan kita. Ketika kita kurang mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh yang kaya serat, proses pencernaan melambat. Limbah makanan akan lebih lama berada di usus, meningkatkan kemungkinan zat berbahaya menyerang dinding usus dan menyebabkan peradangan yang berujung pada kanker.

Investasi Jangka Panjang: Gaya Hidup Sehat untuk Cegah Kanker Usus

Kesehatan adalah investasi jangka panjang, seperti yang ditekankan Dr. Eka Ginanjar. Generasi muda akan merasakan dampaknya 20 hingga 30 tahun ke depan. Oleh karena itu, mari kita mulai menjaga kesehatan usus dengan langkah-langkah berikut:

Pola Makan Alami: Kunci Utama

  • Prioritaskan makanan segar: Konsumsi protein yang cukup (daging yang digoreng, dibakar, atau direbus tanpa diolah lebih lanjut), karbohidrat baik (nasi yang dimasak), serta rajin makan sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mineral.
  • Diet berbasis tumbuhan: Para ahli, termasuk MD Anderson, menyarankan pola makan yang lebih banyak mengonsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak.
  • Asupan Kalsium: Produk susu rendah lemak, yogurt, dan ikan kecil utuh kaya kalsium yang dapat mengurangi risiko kanker usus besar hingga 7 persen.

Aktif Bergerak dan Hindari Rokok

  • Olahraga teratur: Aktivitas fisik yang cukup membantu menjaga berat badan ideal dan melancarkan metabolisme tubuh.
  • Tidak merokok: Merokok adalah faktor risiko kuat untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus.
  • Jaga berat badan ideal: Obesitas juga merupakan faktor risiko penting dalam peningkatan kasus kanker usus.

Pentingnya Deteksi Dini

Jangan abaikan sinyal dari tubuh Anda. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda merasakan gejala seperti:

  • Bentuk feses menyerupai kerikil atau bulat-bulatan kecil.
  • Merasa lemas berkepanjangan.
  • Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Deteksi dini adalah kunci untuk penanganan yang lebih cepat dan efektif.

Kesimpulan

Makanan olahan memang menawarkan kepraktisan, namun risiko yang dibawanya terhadap kesehatan usus, khususnya peningkatan kasus kanker usus, tidak bisa diabaikan. Dengan semakin banyaknya generasi muda yang rentan, penting bagi kita untuk kembali pada pola makan alami, kaya serat, dan membatasi konsumsi makanan tinggi gula, garam, lemak jenuh, serta alkohol. Ingatlah, menjaga gaya hidup sehat adalah investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang kita. Mari bersama-sama membuat pilihan yang lebih baik demi usus yang sehat dan hidup yang lebih berkualitas!

FAQ

Tanya: Apa saja contoh makanan olahan yang perlu diwaspadai terkait risiko kanker usus?
Jawab: Makanan seperti mi instan, sosis, dan minuman kemasan manis termasuk dalam kategori makanan olahan yang perlu diwaspadai karena proses pengolahannya yang panjang.

Tanya: Mengapa makanan olahan, terutama ultra-processed food, berbahaya bagi usus?
Jawab: Gizi alami dalam makanan tersebut banyak berubah akibat proses olahan yang panjang, sehingga dapat meningkatkan risiko kanker usus.

Tanya: Siapa yang paling rentan terhadap peningkatan risiko kanker usus akibat makanan olahan?
Jawab: Generasi muda di Indonesia disebut paling rentan terhadap peningkatan kasus kanker usus yang disebabkan oleh konsumsi makanan olahan.

Tanya: Apa yang dimaksud dengan ultra-processed food?
Jawab: Ultra-processed food adalah makanan yang telah melalui proses pengolahan yang sangat panjang dan intensif, seringkali dengan penambahan bahan-bahan buatan.