KLB Campak Guncang Pamekasan: 6 Balita Meninggal Dunia, Imunisasi Jadi Kunci Penyelamat!

Dipublikasikan 8 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar duka menyelimuti desa Pamekasan, Jawa Timur. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat baru-baru ini menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) campak setelah melihat peningkatan kasus yang signifikan dan, yang paling memilukan, 6 balita meninggal dunia. Situasi darurat kesehatan ini, yang juga disorot oleh berbagai media termasuk GenPI.co, menjadi peringatan serius bagi kita semua tentang betapa vitalnya imunisasi. Mari kita pahami lebih dalam apa yang terjadi di Pamekasan dan bagaimana kita bisa melindungi anak-anak dari ancaman campak yang mematikan ini.

KLB Campak Guncang Pamekasan: 6 Balita Meninggal Dunia, Imunisasi Jadi Kunci Penyelamat!

KLB Campak Guncang Pamekasan: Enam balita meninggal dunia akibat wabah yang dipicu minimnya imunisasi, memaksa dinas kesehatan bergerak cepat menangani krisis kesehatan ini.

Dinkes Pamekasan Tetapkan KLB Campak di 18 Desa: Situasi Mendesak!

Peningkatan drastis kasus campak dengan adanya korban jiwa telah membuat Dinkes Kabupaten Pamekasan mengambil langkah tegas. Pada Sabtu, 6 September 2025, status KLB campak resmi ditetapkan di 18 desa. Ini bukan keputusan main-main, melainkan respons terhadap kondisi yang sudah sangat mengkhawatirkan.

Kepala Dinkes Pamekasan, Saifudin, menjelaskan bahwa penetapan ini berdasarkan laporan terbaru dari puskesmas setempat. Jumlah kasus yang tinggi di desa-desa ini, ditambah dengan adanya anak meninggal dunia, menjadi alasan utama penetapan status KLB.

Berikut adalah beberapa desa yang ditetapkan sebagai wilayah KLB campak:

  • Batukalangan
  • Bugih
  • Campor
  • Dasok
  • Gladak Anyar
  • Groom
  • Jambringin
  • Jarin
  • Kramat
  • Larangan Badung
  • Majungan
  • Pamoroh
  • Bangkes
  • Panaguan
  • Pangbatok
  • Terrak
  • Polagan

Tragis, 6 Balita Meninggal Dunia: Gizi Buruk dan Belum Imunisasi Jadi Faktor Utama

Yang paling menyayat hati dari KLB campak di Pamekasan adalah jumlah korban jiwa yang terus bertambah. Hingga 4 September 2025, sebanyak enam balita meninggal dunia akibat komplikasi campak. Angka ini melonjak tajam dari laporan sebelumnya yang hanya mencatat satu korban.

Menurut dr. Saifudin, setelah dilakukan audit klinis, terungkap fakta yang mengejutkan: lima dari enam korban meninggal dunia tersebut belum pernah mendapatkan imunisasi campak sama sekali. Sementara satu korban lainnya hanya mengikuti imunisasi satu kali. Kondisi ini diperparah dengan status gizi buruk pada lima balita yang belum imunisasi, membuat sistem kekebalan tubuh mereka sangat lemah.

“Dari enam kematian, sebanyak lima anak ternyata belum imunisasi sama sekali dan itu berbahaya,” kata dr. Saifudin. “Lima anak yang belum imunisasi juga mengalami gizi buruk. Karena sudah pasti antibodi anak lemah.”

Korban meninggal dunia berusia antara 4 bulan hingga 4 tahun, tersebar di empat kecamatan, yaitu Tlanakan, Pamekasan, Pasean, dan Larangan. Penyakit campak yang mereka alami kemudian berkembang menjadi komplikasi serius, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), yang menjadi penyebab utama kematian.

Data Kasus Campak di Pamekasan (Per 4 September 2025)

Kategori Jumlah (Orang)
Diduga Terpapar Campak 417
Terkonfirmasi Positif 160
Meninggal Dunia 6

Data ini menunjukkan betapa cepatnya penyebaran campak dan dampaknya yang fatal.

Mengapa Campak Bukan Penyakit Biasa? Pentingnya Imunisasi untuk Anak-anak

Meskipun sering dianggap penyakit ringan, campak sebenarnya sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak dengan kekebalan tubuh yang lemah atau gizi buruk. Virus campak bisa menyebabkan komplikasi campak serius seperti:

  • Pneumonia (radang paru-paru)
  • Ensefalitis (radang otak)
  • Diare parah dan dehidrasi
  • Bahkan kebutaan dan kematian

Cakupan imunisasi campak-rubella (MR) di Pamekasan sejak 2020 hingga 2025 cenderung fluktuatif, dan pada tahun 2025 ini baru mencapai 50,57 persen hingga Juli. Angka yang masih jauh dari target 100 persen ini dinilai turut memicu meningkatnya kasus campak dan kematian.

Simak ulasan lengkapnya dalam artikel terkait: Dinkes Pohuwato Genjot Imunisasi: Target 100% di 2025 untuk Tangani Lonjakan Kasus Campak

“Ayo kita selamatkan anak-anak dengan imunisasi. Para orangtua jangan terpengaruh hoaks tentang vaksin campak,” tegas dr. Saifudin, menyerukan kesadaran orang tua untuk membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan terdekat.

Langkah Cepat Pemerintah Daerah dan Seruan untuk Orang Tua

Menanggapi situasi KLB campak di Pamekasan, Dinkes Pamekasan segera mengambil langkah strategis. Salah satu upaya utama adalah mempercepat pelaksanaan imunisasi campak massal di seluruh wilayah terdampak. Program ini diharapkan dapat membentuk kekebalan komunitas dan memutus rantai penularan.

Selain itu, Dinkes terus berkoordinasi dengan puskesmas di setiap desa untuk memantau perkembangan kasus dan gencar melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi serta gejala campak. Masyarakat juga diimbau untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika terjadi gejala campak seperti demam, batuk, pilek, dan ruam merah pada kulit. Anak yang sedang sakit campak juga disarankan untuk diisolasi di rumah dan diberikan asupan gizi yang baik.

Kesimpulan

Situasi KLB campak di Pamekasan ini adalah pengingat keras bagi kita semua. Enam balita meninggal dunia adalah harga yang terlalu mahal untuk kelalaian dalam imunisasi. Pencegahan campak melalui imunisasi lengkap adalah investasi terbesar untuk kesehatan dan masa depan anak-anak kita. Mari bersama-sama pastikan anak-anak di desa Pamekasan dan seluruh Indonesia terlindungi dari campak dengan imunisasi sesuai jadwal. Kesehatan anak-anak adalah tanggung jawab kita bersama.