Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim panas ini, bursa transfer kembali memanas, dan Juventus, raksasa dari Turin, tak mau ketinggalan. Skuad Bianconeri ini memang selalu jadi sorotan, tapi kali ini ada yang menarik: di tengah hiruk pikuk pembelian pemain bintang, Juventus justru menunjukkan manuver cerdas yang membuat mereka seolah “mendadak untung”. Bagaimana caranya? Mari kita bedah strategi transfer Juventus yang penuh kejutan ini!
Juventus tunjukkan manuver cerdas di bursa transfer dengan permanenkan Francisco Conceicao dan potensi jual talenta muda dari tim Next Gen demi keuntungan finansial.
Francisco Conceicao: Akuisisi Permanen yang Menguntungkan Juventus
Salah satu langkah transfer paling signifikan yang dilakukan Juventus adalah mengamankan Francisco Conceicao secara permanen. Penyerang sayap kanan asal Portugal ini, yang sebelumnya berstatus pinjaman dari FC Porto, kini resmi menjadi bagian dari Bianconeri hingga Juni 2030. Ini bukan sekadar pembelian biasa.
Sebelumnya, Conceicao tampil memukau selama masa peminjamannya di musim 2024/2025. Ia mencatatkan 7 gol dan 6 assist dari 40 penampilan di berbagai ajang, menunjukkan potensi besar di usia 22 tahun. Juventus awalnya meminjamnya dengan biaya 10 juta euro tanpa opsi permanen, namun performanya meyakinkan klub untuk mengikatnya.
Yang menarik, kesepakatan permanen senilai 30 juta euro (sekitar Rp569 miliar) ini akan dibayar Juventus dalam empat kali angsuran. Skema pembayaran yang fleksibel ini tentu meringankan beban finansial klub, sekaligus memastikan mereka mendapatkan talenta yang sudah terbukti. Conceicao sendiri dilaporkan setuju untuk menerima bonus yang lebih kecil demi kelancaran transfer ini, sebuah indikasi komitmennya pada Juventus. Ini jelas sebuah keuntungan strategis bagi Juventus, mengamankan aset masa depan dengan syarat yang menguntungkan.
Strategi “Tumbal Proyek”: Meraup Profit dari Bintang Muda
Di tengah upaya mendatangkan pemain, Juventus juga membuat keputusan yang cukup berani, bahkan terkesan ironis. Mereka siap melepas beberapa talenta muda terbaik dari tim Next Gen demi mendapatkan dana segar atau profit instan. Kebijakan ini, meski kontroversial, adalah bagian dari upaya klub untuk menyeimbangkan neraca keuangan dan berinvestasi kembali.
Empat nama spesifik dari skuad Next Gen yang diincar klub-klub kaya Liga Arab Saudi adalah:
- Javier Gil (Bek asal Spanyol)
- Luis Semedo (Penyerang)
- Ivan Lopez (Penyerang)
- Tommaso Mancini (Penyerang)
Pelepasan mereka ke Liga Arab Saudi diyakini akan mendatangkan pemasukan yang jauh lebih besar dibandingkan jika dijual ke klub Eropa lainnya. Selain itu, Juventus juga memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan Francisco Barido, gelandang serang berusia 17 tahun yang baru didatangkan dari Boca Juniors. Meskipun punya statistik mentereng (7 gol dan 9 assist dalam 16 penampilan bersama Juventus U-17), fisik Barido dinilai kurang mumpuni oleh direktur baru.
Langkah ini menunjukkan bahwa Bianconeri tak ragu mengambil keputusan sulit demi kesehatan finansial dan proyek jangka panjang. Melepas pemain muda Juventus ini, meskipun potensial, bisa jadi keuntungan finansial yang signifikan bagi klub.
Manuver Lain dan Potensi “Untung” dari Rasmus Hojlund
Aktivitas bursa transfer Juventus tak berhenti di situ. Di jendela transfer musim dingin 2025, Juventus juga aktif mendatangkan beberapa pemain penting, terutama untuk memperkuat lini pertahanan. Pemain seperti Alberto Costa (bek kanan muda dari Vitoria Guimaraes), Renato Veiga (bek tengah dari Chelsea dengan status pinjaman), dan Lloyd Kelly (bek serbabisa dari Newcastle, pinjaman dengan opsi beli) bergabung untuk menambah kedalaman skuad. Di lini depan, peminjaman Randal Kolo Muani dari PSG juga memberikan dampak instan dengan gol-gol krusialnya, serta kedatangan Jonathan David dengan status bebas transfer.
Di sisi lain, ada rumor menarik yang bisa jadi untung besar berikutnya bagi Bianconeri: potensi kedatangan Rasmus Hojlund. Striker muda Manchester United ini dikabarkan menjadi target utama Juventus, terutama jika Manchester United siap menjualnya dengan harga rugi. Hojlund, yang didatangkan MU seharga 72 juta poundsterling, belum menunjukkan konsistensi yang diharapkan di musim keduanya. Jika Juventus bisa mendapatkannya dengan harga diskon, ini akan menjadi akuisisi yang sangat cerdas dan menguntungkan.
Selain itu, ada juga narasi samar tentang Juventus yang “mendadak untung dari AC Milan”. Meskipun detailnya tidak terlalu jelas dalam laporan, ini bisa mengacu pada manuver strategis tidak langsung atau penghematan gaji dari pemain yang dipulangkan ke klub asalnya, seperti Pierre Kalulu yang kembali ke Milan setelah masa pinjamannya berakhir.
Kesimpulan
Melihat pergerakan Juventus di bursa transfer kali ini, jelas bahwa Bianconeri tidak hanya sekadar belanja pemain. Mereka menerapkan strategi transfer Juventus yang matang, memadukan akuisisi talenta dengan skema pembayaran cerdas, serta tidak segan melepas aset untuk keuntungan finansial. Dari pengamanan Francisco Conceicao hingga potensi besar dari Rasmus Hojlund, dan bahkan keputusan berani melepas bintang muda, semua menunjukkan bahwa Juventus memang “tiba-tiba untung” lewat pendekatan transfer yang pragmatis dan visioner. Langkah-langkah ini tentu bertujuan untuk memperkuat skuad sekaligus menjaga stabilitas finansial demi kesuksesan jangka panjang di Liga Italia dan kompetisi Eropa. Siapa bilang untung hanya datang dari kemenangan di lapangan? Di mercato Juventus, keuntungan bisa datang dari setiap keputusan cerdas!