Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola Indonesia sedang hangat dengan fenomena menarik. Beberapa pemain diaspora Timnas Indonesia, yang sebelumnya berkarier di luar negeri, kini memilih untuk “pulang kampung” dan merumput di kompetisi domestik, BRI Super League. Tiga nama yang paling mencuri perhatian adalah Jordi Amat, Thom Haye, dan Rafael Struick. Keputusan mereka ini tentu memicu banyak pertanyaan dan harapan.
Pemain timnas Indonesia Jordi Amat, Thom Haye, dan Rafael Struick siap ramaikan BRI Liga 1 setelah berkarier di Eropa.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas lebih dalam mengapa tiga pemain berlabel bintang ini memilih Liga Indonesia, bagaimana dampaknya bagi Timnas dan kualitas liga, serta pandangan dari berbagai pihak. Siapkan diri Anda untuk memahami dinamika baru sepak bola tanah air!
Thom Haye: Sang Profesor Memilih Persib Bandung
Kabar terbaru yang menghebohkan adalah bergabungnya Thom Haye dengan Persib Bandung. Gelandang berusia 30 tahun yang dijuluki “The Professor” ini menandatangani kontrak dua musim dengan Maung Bandung. Sebelumnya, Thom Haye bermain reguler di Eredivisie Belanda bersama Almere City, meski klub tersebut terdegradasi pada akhir musim lalu.
Kepindahan Thom Haye ini menjadi sorotan karena ia dinilai masih memiliki kemampuan untuk bersaing di liga-liga top Eropa. Namun, seperti yang diungkapkan pengamat sepak bola, salah satu alasan utamanya adalah mencari menit bermain yang konsisten. Di Persib, Thom Haye diharapkan bisa menjadi jenderal lapangan tengah dan membawa performa tim lebih baik di kompetisi domestik dan Asia.
Jordi Amat dan Rafael Struick: Pilar Pertahanan dan Penyerangan di Liga 1
Sebelum Thom Haye, sudah ada dua nama besar lain yang lebih dulu merapat ke Liga 1. Ada Jordi Amat, bek tangguh berusia 32 tahun yang kini membela Persija Jakarta. Setelah kontraknya berakhir dengan klub raksasa Malaysia, Johor Darul Ta’zim (JDT), Jordi Amat memutuskan untuk memperkuat lini belakang Macan Kemayoran selama dua musim. Ia dikenal sebagai pemain naturalisasi “Grade A” yang membawa pengalaman segudang dari Eropa.
Tak ketinggalan, ada penyerang muda berbakat, Rafael Struick, yang kini berseragam Dewa United. Penyerang yang punya kecepatan dan insting gol ini sebelumnya bermain untuk Brisbane Roar di Liga Australia. Keputusan Rafael Struick untuk bergabung dengan Dewa United juga menjadi angin segar bagi kompetisi kita, menambah daya tarik dan kualitas di lini depan.
Mengapa Mereka Memilih Liga Indonesia? Mencari Menit Bermain dan Konsistensi
Fenomena kepindahan Jordi Amat, Thom Haye, dan Rafael Struick ke Liga Indonesia bukan tanpa alasan. Banyak pihak menilai keputusan ini didasari oleh kebutuhan akan menit bermain yang reguler. Di usia Thom Haye dan Jordi Amat yang sudah kepala tiga, persaingan di Eropa semakin ketat. Sementara bagi Rafael Struick yang masih muda, mencari panggung untuk terus berkembang adalah prioritas.
Mantan pelatih Timnas U-23 Indonesia, Rahmad Darmawan (RD), menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan pilihan ini.
“Soal kompetisinya apakah merasa lebih rendah atau tinggi, itu akan bisa diantisipasi dengan dia menampilkan permainan yang maksimal di setiap pertandingan. Jadi, tidak ada salah untuk Thom Haye bermain di sini (Indonesia),” ujar Rahmad Darmawan.
Bermain secara konsisten di BRI Super League memungkinkan mereka menjaga performa dan adaptasi dengan kondisi sepak bola Indonesia, yang sangat penting bagi persiapan Timnas.
Respon PSSI dan Dampak bagi Timnas Indonesia
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut baik tren ini. Beliau menyampaikan apresiasi terhadap para pemain diaspora yang bersedia membantu meningkatkan kualitas kompetisi domestik.
“Kalau saya melihat para pemain diaspora kita yang ingin membantu kompetisi kita, kita harus apresiasi,” kata Erick Thohir.
Kehadiran Jordi Amat, Thom Haye, dan Rafael Struick di Liga 1 membawa beberapa dampak positif bagi Timnas Indonesia:
- Efisiensi Waktu dan Tenaga: Pemain tidak perlu menempuh perjalanan jauh dan adaptasi zona waktu yang melelahkan saat pemusatan latihan atau FIFA Matchday.
- Adaptasi Lebih Cepat: Mereka akan lebih terbiasa dengan iklim, gaya bermain, dan atmosfer sepak bola Indonesia.
- Transfer Ilmu: Pengalaman dan profesionalisme mereka diharapkan dapat ditularkan kepada pemain lokal, meningkatkan kualitas permainan secara keseluruhan di liga.
Bukan Hanya Mereka: Tren Pemain Diaspora Lain yang Melirik Liga Indonesia
Selain Jordi Amat, Thom Haye, dan Rafael Struick, tren “pulang kampung” ini juga diikuti oleh pemain lain. Contohnya, Jens Raven yang kini memperkuat Bali United. Bahkan, ada rumor kuat bahwa Eliano Reijnders juga berpeluang menyusul ke Persib Bandung.
Meskipun ada beberapa pemain diaspora seperti Nathan Tjoe-A-On dan Justin Hubner yang masih mencari klub baru di Eropa atau Asia Tenggara (Shayne Pattynama ke Liga Thailand), kepindahan tiga pemain kunci ini ke BRI Super League menunjukkan adanya daya tarik baru bagi mereka untuk berkarier di tanah air.
Merajut Asa untuk Sepak Bola Indonesia
Keputusan Jordi Amat, Thom Haye, dan Rafael Struick untuk merumput di BRI Super League adalah bukti nyata bahwa sepak bola Indonesia terus berbenah. Kehadiran tiga pemain berkualitas ini bukan hanya meningkatkan gengsi liga, tetapi juga membawa harapan besar bagi kemajuan Timnas Indonesia. Mari kita dukung penuh para pemain kebanggaan kita dan saksikan bagaimana mereka akan membawa warna baru di kancah sepak bola nasional!