Harga iPhone di Indonesia Tak Turun Meski Tarif Impor AS Nol Persen: Ini Alasannya!

Dipublikasikan 24 Juli 2025 oleh admin
Teknologi Dan Gadget

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda mendengar kabar gembira bahwa tarif bea masuk produk-produk dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia akan dipangkas hingga 0%? Pasti banyak di antara kita yang langsung membayangkan, “Wah, harga iPhone di Indonesia pasti bakal langsung anjlok, nih!” Harapan itu memang wajar, mengingat iPhone adalah salah satu produk premium yang sangat diminati, dan selama ini harganya kerap jadi sorotan karena dianggap mahal.

Harga iPhone di Indonesia Tak Turun Meski Tarif Impor AS Nol Persen: Ini Alasannya!

Harga iPhone di Indonesia diprediksi stagnan meski tarif impor AS nol persen, karena mayoritas unit diproduksi di China, bukan Amerika Serikat.

Namun, kenyataan di lapangan seringkali tak seindah bayangan. Meski ada kesepakatan dagang baru yang menggiurkan ini, harga iPhone di pasaran Indonesia tetap stabil, alias tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mari kita bedah lebih dalam agar Anda tidak lagi bertanya-tanya dan bisa memahami dinamika pasar gawai premium ini.

Bukan Produk “Made in AS”: Kunci Utama Kenapa Harga iPhone Tetap Tinggi

Mungkin ini adalah alasan paling krusial yang seringkali luput dari perhatian kita. Meskipun Apple Inc. adalah perusahaan raksasa asal Amerika Serikat, iPhone yang Anda genggam saat ini, atau yang banyak beredar di pasaran, bukanlah produk yang sepenuhnya dibuat di AS.

Faktanya, sekitar 80% proses perakitan iPhone dilakukan di Tiongkok, tepatnya di pabrik-pabrik besar seperti Foxconn. Jadi, secara teknis dan dalam sistem perdagangan internasional, iPhone dianggap sebagai produk “Made in China”, bukan “Made in USA”.

“iPhone akan dianggap sebagai produk buatan China, bukan buatan Amerika Serikat, karena proses produksinya tidak dilakukan di AS. Jadi, kesepakatan tarif baru ini kecil kemungkinan akan berdampak pada harga iPhone,” jelas Kiranjeet Kaur, Associate Research Director, Mobile Phones Research di IDC Asia Pasifik.

Senada dengan itu, Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), juga menegaskan bahwa kebijakan tarif 0% ini hanya berlaku untuk produk yang benar-benar dibuat di AS. “Dampak dari 0 persen tarif produk Amerika itu bukan iPhone-nya yang jadi murah, karena iPhone ini made in-nya China,” kata Bhima. Ini berarti, iPhone yang masuk ke Indonesia tetap dikenakan bea masuk standar seperti produk impor lainnya dari Tiongkok.

Produksi di India? Bukan untuk Pasar Indonesia!

Anda mungkin juga pernah mendengar berita bahwa Apple mulai memindahkan sebagian produksinya ke India, terutama karena ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok. Ini adalah langkah strategis Apple untuk diversifikasi. Namun, jangan salah sangka, produksi iPhone di India ini sejauh ini fokus utamanya adalah untuk memenuhi pasar Amerika Serikat sendiri.

Data terbaru menunjukkan, sebagian besar (sekitar 97%) ekspor iPhone dari India antara Maret hingga Mei 2025 dikirim langsung ke AS. Jadi, jalur distribusi iPhone untuk pasar Indonesia tetap didominasi oleh unit yang dirakit di Tiongkok. Alhasil, kebijakan tarif 0% untuk produk AS tidak memberikan efek domino pada harga iPhone yang masuk ke Tanah Air.

Harga iPhone Dipengaruhi Banyak Faktor, Bukan Hanya Bea Masuk

Meskipun tarif impor terdengar seperti faktor besar, kenyataannya, penentuan harga iPhone di tiap negara jauh lebih kompleks. Apple memiliki skema harga yang mempertimbangkan banyak aspek, di antaranya:

  • Biaya Produksi: Ini mencakup riset dan pengembangan (R&D) yang mahal, serta harga komponen global yang fluktuatif.
  • Logistik dan Distribusi Global: Biaya pengiriman, asuransi, dan seluruh rantai pasok dari pabrik hingga sampai ke tangan konsumen di Indonesia.
  • Kurs Rupiah vs. Dolar AS: Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat memengaruhi harga jual lokal. Jika rupiah melemah, harga iPhone cenderung naik.
  • Pajak dan Bea Masuk Lokal: Di Indonesia, ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak elektronik lainnya yang cukup tinggi, menambah beban harga jual.
  • Strategi Pasar Apple: Perusahaan ini juga menyesuaikan harga berdasarkan daya beli masyarakat dan tingkat persaingan di pasar lokal. Mereka menargetkan margin keuntungan yang cukup tinggi di setiap negara.
  • Margin Keuntungan Distributor: Distributor resmi di Indonesia juga mengambil margin keuntungan yang wajar untuk operasional dan investasi mereka.

Faktor-faktor inilah yang membuat harga iPhone di Indonesia tetap premium. Bahkan, ada negara seperti Turki yang pernah mencatatkan harga iPhone termahal di dunia karena kombinasi pajak yang selangit dan nilai tukar mata uang yang tidak stabil.

Jadi, Produk Apa Saja yang Justru Lebih Murah?

Jika iPhone tidak termasuk, lantas produk apa saja yang diuntungkan dari kebijakan tarif 0% ini? Menurut Bhima Yudhistira, kebijakan ini justru akan berdampak pada produk-produk industri berat dan energi yang menjadi andalan ekspor AS ke Indonesia. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Suku cadang pesawat
  • Mesin dan alat berat
  • Plastik
  • Produk farmasi
  • Minyak bumi (BBM), Liquefied Natural Gas (LNG), dan elpiji
  • Produk pertanian seperti kedelai, gandum, dan jagung

Produk-produk ini sebelumnya dikenakan bea masuk sekitar 5 hingga 9 persen, kini pajaknya dipangkas menjadi nol. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa masuknya produk-produk ini dengan harga lebih murah bisa memukul produsen lokal, seperti petani kedelai dan jagung, karena persaingan harga yang ketat.

Kesimpulan: Jangan Terlalu Berharap iPhone Jadi Murah Instan

Jadi, harapan harga iPhone di Indonesia bisa turun drastis hanya karena kebijakan tarif impor 0% dari AS adalah sebuah kesalahpahaman. Ada beberapa alasan kuat di baliknya:

  1. iPhone sebagian besar dirakit di Tiongkok, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai produk “Made in AS” yang mendapatkan fasilitas bea masuk 0%.
  2. Produksi Apple di India difokuskan untuk pasar AS, bukan untuk pasar Indonesia.
  3. Harga iPhone ditentukan oleh banyak faktor kompleks lainnya, seperti biaya produksi, logistik, kurs rupiah, pajak lokal yang tinggi, dan strategi keuntungan Apple.

Meskipun ada pandangan bahwa jika iPhone produksi AS (meskipun kecil kemungkinannya) masuk ke Indonesia, harganya bisa lebih kompetitif, sejauh ini skenario tersebut belum menjadi kenyataan. Oleh karena itu, bagi Anda para penggemar Apple, bersiaplah bahwa harga iPhone di Indonesia akan tetap berada di segmen premium dalam waktu dekat ini. Selalu pantau harga resmi dari distributor terpercaya seperti iBox untuk informasi yang akurat, ya!

FAQ

Tanya: Mengapa harga iPhone tidak turun meskipun ada pemangkasan tarif impor dari AS?
Jawab: Harga iPhone tidak turun karena iPhone mayoritas dirakit di Tiongkok, sehingga dianggap sebagai produk “Made in China” bukan “Made in USA”.

Tanya: Jika iPhone bukan produk AS, mengapa pemangkasan tarif impor AS tetap relevan dibicarakan?
Jawab: Pemangkasan tarif impor AS relevan karena Apple adalah perusahaan AS, namun dampaknya pada harga iPhone di Indonesia terbatas karena asal produksi fisiknya.

Tanya: Di negara mana iPhone sebagian besar dirakit?
Jawab: Sekitar 80% proses perakitan iPhone dilakukan di Tiongkok.