Google Pelan-Pelan Tersingkir? Penggantinya Makin Ganas dengan Kekuatan AI dan TikTok!

Dipublikasikan 21 Juli 2025 oleh admin
Teknologi Dan Gadget

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda merasa bahwa cara kita mencari informasi di internet kini tak lagi sama? Dulu, Google seolah menjadi satu-satunya gerbang menuju segala pengetahuan di dunia maya. Namun, kini ada bisikan-bisikan, bahkan bukti nyata, bahwa Google pelan-pelan tersingkir, dan penggantinya makin ganas dengan inovasi yang tak terduga. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami perubahan lanskap pencarian digital dan memahami mengapa raksasa seperti Google harus beradaptasi dengan sangat cepat.

Google Pelan-Pelan Tersingkir? Penggantinya Makin Ganas dengan Kekuatan AI dan TikTok!

Pergeseran preferensi pencarian informasi, khususnya generasi muda, mengancam dominasi Google seiring maraknya platform berbasis AI dan video pendek seperti TikTok.

Mengapa Google Mulai Ditinggalkan? Tren Pergeseran Perilaku Pencarian

Selama dua dekade, dominasi Google dalam industri mesin pencari memang tak terbantahkan. Namun, kini ada fenomena menarik yang menunjukkan adanya pergeseran cara orang, terutama generasi muda, mencari informasi.

Generasi Z dan Dominasi TikTok sebagai ‘Mesin Pencari’ Baru

Mungkin terdengar aneh, tapi ya, Anda tidak salah dengar. Generasi Z (Gen Z), kelompok usia muda yang tumbuh bersama internet, dilaporkan semakin memilih TikTok untuk mencari berbagai informasi. Padahal, secara teknis, TikTok bukanlah mesin pencari seperti Google.

Bayangkan saja, ketika Anda ingin mencari resep masakan, rekomendasi tempat wisata, atau tutorial singkat, Gen Z kini lebih suka melihat video singkat di TikTok daripada membaca artikel panjang di hasil pencarian Google. Konten visual yang ringkas dan langsung ke inti menjadi daya tarik utamanya. Ini menunjukkan bahwa preferensi pencarian telah berubah dari teks ke visual dan pengalaman yang lebih imersif.

Media Sosial Bukan Sekadar Hiburan, Tapi Sumber Berita Utama

Pergeseran ini tidak hanya terjadi pada TikTok. Sebuah laporan dari Pew Research menunjukkan bahwa hampir separuh penduduk Amerika Serikat dewasa kini lebih banyak mendapatkan informasi dan berita terkini dari media sosial daripada mesin pencari tradisional. Platform seperti Facebook, yang awalnya dikenal sebagai media sosial untuk interaksi pribadi, kini juga menjadi sumber informasi penting bagi banyak orang.

Ini artinya, platform yang dulunya hanya untuk hiburan atau bersosialisasi kini telah berevolusi menjadi arena utama untuk konsumsi informasi. Tentu saja, ini menjadi tantangan besar bagi Google yang selama ini mengandalkan model pencarian berbasis teks dan tautan.

Ancaman Nyata dari Mesin Pencari Bertenaga AI

Selain media sosial, ancaman yang tak kalah “ganas” datang dari ranah kecerdasan buatan (AI). Perusahaan teknologi terkemuka, terutama yang berfokus pada AI, kini berlomba-lomba menciptakan mesin pencari AI yang digadang-gadang bisa menjadi alternatif atau bahkan pengganti Google.

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT yang fenomenal, dikabarkan berencana meluncurkan produk mesin pencarian yang didukung AI. Ini bukan lagi sekadar mencari tautan, melainkan mendapatkan jawaban langsung dan terangkum dari pertanyaan Anda, mirip seperti Anda bertanya pada seorang ahli. Microsoft pun, dengan investasinya di OpenAI, juga menjadi pemain kunci dalam pengembangan teknologi pencarian berbasis generative AI ini.

Konsepnya sederhana: daripada harus mengklik puluhan tautan dan membaca berbagai artikel untuk menemukan jawaban, mesin pencari AI bisa langsung memberikan rangkuman informasi yang relevan dan kontekstual. Ini tentu sangat efisien dan bisa mengubah total cara kita berinteraksi dengan informasi di internet.

Bagaimana Google Menghadapi Badai Ini?

Meskipun menghadapi tantangan yang signifikan dari pengganti Google yang makin ganas ini, raksasa teknologi tersebut tidak tinggal diam. Bos Google Search, Prabhakar Raghavan, mengakui bahwa industri mesin pencarian sudah tidak sama lagi seperti 15-20 tahun lalu, dan Google “terkejut” dengan minat publik yang tiba-tiba terhadap AI.

Namun, Google pun telah mengambil langkah-langkah strategis:

  • Pengembangan Generative AI: Google terus berinvestasi besar dalam pengembangan teknologi AI generatif untuk diintegrasikan ke dalam produk dan layanannya, termasuk pencarian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas penelusuran dan memberikan pengalaman yang lebih cerdas kepada pengguna.
  • Percepatan Inovasi: Untuk bergerak lebih cepat dalam menghadapi persaingan, Google berusaha mempersingkat waktu penyelesaian proyek-proyek penting.
  • Perluasan Tim: Perusahaan juga berencana membangun tim di beberapa pasar utama, seperti Brasil dan India, untuk lebih memahami kebutuhan pengguna lokal dan beradaptasi dengan cepat.

Ini menunjukkan bahwa Google, meski posisinya mulai digoyang, tetap berupaya keras untuk mempertahankan relevansinya dan terus berinovasi di tengah badai perubahan.

Kesimpulan: Era Baru Pencarian Informasi Telah Dimulai

Tidak dapat dimungkiri, era digital terus bergerak dan berevolusi. Kehadiran TikTok sebagai ‘mesin pencari’ informal dan kemunculan mesin pencari AI dari OpenAI dan kompetitor lainnya adalah bukti nyata bahwa cara kita menemukan informasi sedang mengalami transformasi besar. Google pelan-pelan tersingkir dari posisi monopoli, namun bukan berarti mereka akan lenyap.

Sebaliknya, ini adalah era persaingan yang sehat, di mana inovasi menjadi kunci utama. Google terus beradaptasi dengan mengembangkan AI-nya sendiri, sementara para penggantinya makin ganas dalam menawarkan pengalaman pencarian yang lebih intuitif dan efisien. Pada akhirnya, kita sebagai pengguna akan menjadi pihak yang diuntungkan, dengan lebih banyak pilihan dan cara yang lebih cerdas untuk mengakses dunia informasi. Mari kita nantikan bersama bagaimana masa depan pencarian informasi akan berkembang!

FAQ

Tanya: Mengapa Generasi Z lebih memilih TikTok daripada Google untuk mencari informasi?
Jawab: Generasi Z memilih TikTok karena konten visual yang ringkas dan langsung ke inti, seperti video resep atau tutorial singkat, lebih menarik daripada artikel panjang.

Tanya: Apa yang membuat TikTok dianggap sebagai “mesin pencari” baru?
Jawab: TikTok dianggap sebagai mesin pencari baru karena penggunanya secara aktif mencari dan menemukan informasi melalui video, mirip dengan cara kerja mesin pencari tradisional.

Tanya: Apakah Google akan benar-benar tersingkir oleh platform seperti TikTok?
Jawab: Belum tentu tersingkir, namun Google perlu beradaptasi dengan cepat terhadap pergeseran preferensi pencarian, terutama dari generasi muda yang menyukai format konten visual.

Tanya: Bagaimana cara kerja pencarian informasi di TikTok?
Jawab: Pengguna dapat mencari informasi di TikTok dengan menggunakan kata kunci di kolom pencarian, yang kemudian akan menampilkan video-video relevan dari kreator konten.