Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, ponsel legendaris BlackBerry yang sempat tenggelam kini kembali jadi perbincangan hangat? Setelah bertahun-tahun didominasi oleh ponsel layar sentuh, tiba-tiba saja Gen Z ramai-ramai memburu BlackBerry bekas. Lebih mengejutkan lagi, kini ponsel ikonik ini lahir jadi Android dengan spesifikasi modern. Mari kita selami fenomena menarik ini dan mengapa BlackBerry kembali mencuri perhatian.
Fenomena BlackBerry kembali bangkit, kini hadir dalam wujud Android dan menarik perhatian Gen Z yang merindukan keyboard fisik serta pengalaman digital yang lebih sederhana.
Mengenang Kejayaan BlackBerry: Raja Ponsel di Era Dulu
Di awal tahun 2000-an, sebelum iPhone dan HP Android merajai, BlackBerry adalah primadona. Ponsel dengan keyboard fisik QWERTY yang khas dan aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) yang legendaris ini benar-benar mengubah cara kita berkomunikasi. BBM memungkinkan kita chat dan update status, sesuatu yang dulu terasa sangat istimewa.
Pada puncaknya, BlackBerry menguasai hampir 50% pasar ponsel di Amerika Serikat dan 20% pasar global. Namun, seiring berjalannya waktu, tren bergeser. Layar sentuh mulai populer, dan akhirnya, BlackBerry harus menyerah. Dukungan resmi untuk sistem operasi BlackBerry bahkan dihentikan total pada 4 Januari 2022.
Kejutan dari Gen Z: Mengapa BlackBerry Kembali Diburu?
Ketika banyak yang mengira cerita BlackBerry sudah tamat, sebuah kejutan datang dari Gen Z. Generasi yang lahir dan besar di era digital ini tiba-tiba mempopulerkan kembali ponsel jadul ini di media sosial, terutama TikTok. Tagar #blackberry dibanjiri ratusan ribu postingan video unboxing atau pamer koleksi BlackBerry lawas. Suara “klik” dari tombol QWERTY bahkan jadi efek ASMR yang viral!
Alasan di Balik Tren “Detoks Digital”
Ada beberapa alasan mengapa BlackBerry kembali diburu Gen Z:
- Lelah dengan Kecanduan Layar: Banyak Gen Z merasa jenuh dengan smartphone modern yang terlalu adiktif. Kebiasaan scrolling tanpa henti atau “doomscrolling” membuat mereka merasa cemas dan ingin mencari alternatif.
- Detoks Digital: BlackBerry menjadi simbol “detoks digital”. Ponsel ini tidak dirancang untuk membuat pengguna terus-menerus terpaku pada layar. Ini adalah cara untuk kembali merasakan hidup offline dan menghabiskan waktu berkualitas tanpa gangguan notifikasi.
- Tombol Fisik dan Harga Terjangkau: Kenyamanan keyboard fisik QWERTY menjadi daya tarik utama. Selain itu, BlackBerry bekas bisa didapatkan dengan harga ratusan ribu saja di marketplace online, jauh lebih terjangkau dibanding iPhone terbaru.
- Gaya Hidup Anti-Smartphone: Fenomena ini juga mencerminkan perlawanan terhadap dunia digital yang terlalu bising. Bagi Gen Z, kesederhanaan dan koneksi autentik kini lebih bernilai dibanding spesifikasi tinggi atau kamera megapiksel besar.
Tren ini bahkan memicu gerakan “Bring Back BlackBerry” dan petisi online yang diinisiasi oleh Kevin Michaluk, pendiri media CrackBerry.com. Dia menjelaskan bahwa Gen Z menganggap ponsel BlackBerry itu “keren lagi”.
Dari Nostalgia ke Inovasi: BlackBerry Kini Lahir Jadi Android
Melihat potensi dan tren yang berkembang, sebuah perusahaan asal Tiongkok, Zinwa Technologies, mengambil langkah berani. Mereka menghidupkan kembali salah satu model ikonik, BlackBerry Classic Q20, dengan sentuhan modern. Ponsel ini kini lahir jadi Android dan diberi nama Zinwa Q25 Pro.
Spesifikasi Baru yang Modern
Zinwa Q25 Pro menggabungkan nostalgia desain BlackBerry dengan kemampuan HP Android masa kini. Berikut beberapa spesifikasinya:
- Sistem Operasi: Android 13
- Chipset: MediaTek Helio G99
- RAM: 12GB LPDDR4x
- Penyimpanan Internal: 256GB UFS 2.x
- Kamera Belakang: 50MP
- Kamera Depan: 8MP
- Baterai: 3.000 mAh
- Fitur Tambahan: USB Type-C, 4G LTE, NFC, jack headphone, dukungan kartu MicroSD, dan satu slot SIM.
Yang menarik, Zinwa Q25 Pro tetap mempertahankan ciri khas BlackBerry, seperti layar sentuh 720×720, keyboard fisik, lampu notifikasi LED, dan trackpad. Keberhasilan model ini akan menjadi penentu apakah model BlackBerry lain akan ikut dihidupkan kembali di masa depan.
Kesimpulan
Perjalanan BlackBerry dari puncak kejayaan, lalu tenggelam, hingga kini kembali diburu Gen Z dan lahir jadi Android adalah kisah yang menarik. Ini bukan sekadar tren retro, melainkan cerminan keinginan generasi muda untuk menemukan keseimbangan di tengah derasnya arus digital. BlackBerry kini bukan lagi sekadar ponsel, melainkan simbol perlawanan digital dan nostalgia yang berpadu dengan inovasi. Siapkah Anda merasakan kembali sensasi keyboard fisik dan “detoks digital” bersama HP Android berjiwa BlackBerry ini?
Simak ulasan lengkapnya dalam artikel terkait: Diburu Gen Z, Seruan BlackBerry Comeback Kini Mencuat: Nostalgia atau Tren Baru?
FAQ
Tanya: Mengapa Gen Z tertarik kembali dengan ponsel BlackBerry bekas?
Jawab: Gen Z tertarik pada BlackBerry karena dianggap unik, memiliki nilai nostalgia, dan menjadi tren di media sosial seperti TikTok.
Tanya: Apakah BlackBerry yang kembali populer ini masih menggunakan sistem operasi BlackBerry OS?
Jawab: Tidak, BlackBerry yang kembali populer kini hadir dalam bentuk ponsel Android dengan spesifikasi modern.
Tanya: Kapan dukungan resmi untuk sistem operasi BlackBerry dihentikan?
Jawab: Dukungan resmi untuk sistem operasi BlackBerry dihentikan total pada 4 Januari 2022.