Dulu Mesin Gol Timnas Indonesia, Kini Evan Dimas Beralih Peran dan Main Tarkam Berbayar Fantastis?

Dipublikasikan 5 September 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tak kenal Evan Dimas? Nama ini pernah begitu mengharumkan sepak bola Indonesia. Kita mengenalnya sebagai gelandang jenius, otak permainan Timnas Garuda, bahkan sempat menyandang ban kapten di era Shin Tae-yong. Ia bukan hanya pengatur serangan, tapi juga menjelma sebagai mesin gol andalan Timnas Indonesia di usia muda. Namun, roda nasib berputar. Perjalanan kariernya kini mengambil jalur yang tak terduga, dari lapangan hijau profesional hingga, konon, merumput di level turnamen antar kampung alias tarkam dengan bayaran fantastis.

Dulu Mesin Gol Timnas Indonesia, Kini Evan Dimas Beralih Peran dan Main Tarkam Berbayar Fantastis?

Evan Dimas, mantan andalan lini tengah Timnas Indonesia yang dulu dikenal sebagai mesin gol, kini dikabarkan beralih peran dan tampil dalam turnamen tarkam dengan bayaran fantastis.

Bagaimana perjalanan sang “anak ajaib” ini berubah drastis? Mari kita selami kisah inspiratif sekaligus penuh liku dari salah satu talenta terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Kilas Balik Sang Wonderkid: Dari Kapten U-19 hingga Mesin Gol Timnas Senior

Nama Evan Dimas Darmono mulai melambung tinggi pada tahun 2013. Saat itu, ia menjadi kapten Timnas Indonesia U-19 yang sukses besar meraih gelar juara Piala AFF U-19. Meski berposisi sebagai gelandang, Evan tampil luar biasa dengan mencetak lima gol dan menjadi runner-up top skor turnamen, hanya kalah tipis dari bomber Vietnam.

Tak hanya itu, Evan kembali mencuri perhatian dunia. Ia menorehkan hattrick bersejarah ke gawang Korea Selatan U-19 dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-19 2014. Kemenangan 3-2 itu membawa Garuda Muda lolos ke ajang bergengsi, sekaligus menegaskan status Evan sebagai “anak ajaib” sepak bola Indonesia.

Karier Evan Dimas terus menanjak, membawanya ke Timnas Senior. Ia sempat menjadi langganan Timnas, bahkan di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong. Dalam era kepelatihan STY, Evan Dimas tercatat sebagai salah satu mesin gol Timnas Indonesia dengan koleksi lima gol, menunjukkan produktivitasnya dari lini tengah. Salah satu golnya yang diingat adalah tendangan melengkung ke gawang Oman pada laga uji coba.

Titik Balik Karier: Cedera, Penurunan Performa, hingga Tanpa Klub

Namun, perjalanan karier Evan tidak selalu mulus. Sebuah insiden di final SEA Games 2019 melawan Vietnam menjadi titik balik yang signifikan. Tekel keras dari bek lawan, Doan Van Hau, menyebabkan Evan mengalami cedera engkel parah. Cedera ini tidak hanya mengakhiri pertandingannya malam itu, tetapi juga memengaruhi performa dan konsistensinya di lapangan dalam jangka panjang.

Sejak musim 2021/2022, performa Evan Dimas mulai mengalami penurunan drastis. Ia sempat memperkuat berbagai klub besar di Liga 1, seperti Bhayangkara FC, Persija Jakarta, Arema FC, PSIS Semarang, dan terakhir Persik Kediri. Bahkan, ia pernah mencicipi kompetisi luar negeri bersama Selangor FA di Liga Malaysia.

Sayangnya, setelah kontraknya diputus oleh Persik Kediri pada Januari 2025, Evan Dimas kini berstatus tanpa klub. Situasi ini, ditambah dengan perubahan fisiknya yang tampak lebih kurus dan tirus, mengundang simpati dan kekhawatiran dari banyak netizen.

Kejutan di Lapangan Tarkam dan Peran Baru di Dunia Sepak Bola

Di tengah kondisi tanpa klub, kabar mengejutkan datang dari Evan Dimas. Ia disebut-sebut memilih merumput di level turnamen antar kampung (tarkam). Yang lebih mencengangkan, bayaran fantastis yang diterimanya dikabarkan menembus angka tiga digit! Ini menunjukkan bahwa pamornya sebagai mantan bintang Timnas tetap dihargai tinggi, bahkan di level non-profesional.

Meskipun demikian, Evan Dimas tidak benar-benar meninggalkan dunia sepak bola. Ia kini menapaki peran baru yang mulia: menjadi pelatih di Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati di Tulungagung, Jawa Timur. Dengan lisensi kepelatihan C AFC yang dimilikinya, Evan berdedikasi untuk membina generasi muda dan mewariskan ilmu serta semangatnya. Ia juga sempat terlihat terlibat dalam manajemen klub Liga 3, Persiba Balikpapan.

Perubahan peran ini menunjukkan bahwa kecintaan Evan pada sepak bola tidak pernah padam. Dari dulu mesin gol Timnas Indonesia, kini Evan Dimas memilih untuk tetap berkontribusi, meski tidak lagi sebagai pemain profesional yang aktif di liga utama. Ia menjadi mentor, pembentuk karakter, dan inspirasi bagi anak-anak yang bermimpi mengikuti jejaknya.

Semangat yang Tak Pernah Padam

Perjalanan Evan Dimas adalah cerminan dari dinamika karier seorang atlet. Dari puncak kejayaan sebagai mesin gol Timnas Indonesia di usia muda, menghadapi tantangan cedera dan penurunan performa, hingga kini menemukan jalur baru di lapangan tarkam dan sebagai pelatih SSB. Kisahnya mengajarkan bahwa dedikasi dan cinta pada sepak bola bisa terwujud dalam berbagai bentuk.

Meskipun penampilan fisiknya kini menjadi sorotan, semangat Evan untuk memajukan sepak bola Indonesia tetap menyala. Ia adalah bukti nyata bahwa talenta lokal bisa bersinar, dan bahkan di balik layar, kontribusinya tetap berharga bagi masa depan olahraga ini. Mari kita terus dukung Evan Dimas dalam setiap langkah barunya.