Donnarumma ke Manchester City: Transfer Murah Terbaik, Tapi Benarkah Sesuai Filosofi Guardiola?

Dipublikasikan 5 September 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola dihebohkan oleh berita transfer kiper kelas dunia, Gianluigi Donnarumma, ke Manchester City. Bukan hanya karena nama besar sang kiper, tapi juga karena harganya yang disebut-sebut sebagai “transfer murah terbaik” musim ini. Namun, di balik euforia kedatangan Donnarumma, muncul pertanyaan besar yang menggelitik para pengamat dan penggemar: apakah kiper Italia ini benar-benar sesuai filosofi Guardiola yang unik?

Donnarumma ke Manchester City: Transfer Murah Terbaik, Tapi Benarkah Sesuai Filosofi Guardiola?

Gianluigi Donnarumma merapat ke Manchester City dengan status transfer murah nan mengejutkan, namun kesesuaiannya dengan filosofi permainan Pep Guardiola yang mengutamakan kemampuan mengolah bola masih menjadi pertanyaan besar.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa transfer Donnarumma begitu menarik, bagaimana ia bisa disebut transfer murah terbaik, dan yang terpenting, bagaimana ia akan beradaptasi dengan sistem Pep Guardiola yang terkenal menuntut kiper memiliki kemampuan distribusi bola tingkat tinggi di Manchester City. Siap-siap, karena ini bukan sekadar berita transfer biasa!

Kejutan Transfer: Donnarumma Merapat ke Etihad dengan Harga “Diskon”

Manchester City, juara bertahan Premier League, berhasil membuat gebrakan di bursa transfer dengan mengamankan jasa Gianluigi Donnarumma dari Paris Saint-Germain (PSG). Kesepakatan ini mencuri perhatian karena nilai transfernya yang relatif terjangkau, yaitu £26 juta plus £4 juta dalam bentuk bonus. Angka ini dianggap sangat murah untuk kiper sekaliber Donnarumma, apalagi setelah ia sukses membawa PSG meraih Liga Champions musim lalu.

Legenda Manchester United, Paul Scholes, bahkan sampai melontarkan pujian setinggi langit. Ia menyebut transfer Donnarumma sebagai “transfer terbaik jendela musim panas,” meskipun ia sendiri punya keraguan tentang kesesuaian sang kiper dengan gaya bermain City. “Saya menyukai kiper itu, menurut saya dia brilian,” kata Scholes, bahkan mengaku ingin Donnarumma di timnya.

Lantas, apa yang membuat Donnarumma mau bergabung dengan Citizens? Kiper berusia 26 tahun ini mengaku ketertarikan kuat dari Pep Guardiola menjadi faktor utamanya. Ia merasa bangga dipercaya oleh manajer sekaliber Pep dan ingin menjadi bagian dari klub yang mendominasi sepak bola Inggris dan Eropa. Di sisi lain, PSG rela melepas Donnarumma karena kontraknya yang hanya tersisa satu musim dan negosiasi perpanjangan yang tak kunjung menemukan titik terang, sehingga mereka tak ingin kehilangan sang kiper secara gratis.

Filosofi Kiper Guardiola: Mengapa Donnarumma Dianggap “Anomali”?

Sejak pertama kali tiba di Etihad pada tahun 2016, Pep Guardiola dikenal sangat spesifik dalam memilih penjaga gawang. Bagi Guardiola, seorang kiper bukan hanya bertugas menghentikan bola, tetapi juga menjadi pemain pertama yang memulai serangan dan terlibat aktif dalam membangun permainan dari belakang. Singkatnya, kipernya harus hampir bisa bermain sebagai gelandang tengah.

Kita tentu ingat bagaimana Guardiola rela menyingkirkan legenda klub, Joe Hart, demi mendatangkan Claudio Bravo, yang sayangnya kurang berhasil. Lalu, muncullah Ederson, kiper asal Brasil yang selama delapan musim menjadi andalan berkat akurasi umpan dan ketenangan dalam distribusi bola. Ederson adalah representasi sempurna dari filosofi Guardiola tersebut.

Nah, di sinilah letak keunikan transfer Donnarumma. Kiper timnas Italia ini dikenal luas sebagai seorang “shot-stopper” kelas dunia. Ia punya refleks luar biasa dan kemampuan penyelamatan gemilang yang seringkali krusial, seperti yang kita lihat di Euro 2020 dan Liga Champions musim lalu bersama PSG. Namun, dalam hal distribusi bola dan permainan kaki, Donnarumma memiliki karakteristik yang berbeda jauh dari Ederson. Beberapa statistik bahkan menunjukkan perbedaan mencolok: Ederson mencatat 811 umpan dengan tingkat keberhasilan umpan jauh 65,3% di musim 2024–2025, sementara Donnarumma hanya 552 umpan dengan 57,1% umpan jauh sukses.

Paul Scholes bahkan terang-terangan menyebut perekrutan ini “agak aneh untuk Pep,” dan mengisyaratkan bahwa kemampuan kaki Donnarumma yang kurang mumpuni mungkin menjadi salah satu alasan PSG rela melepasnya.

Plot Twist Guardiola: Evolusi atau Kompromi?

Dengan reputasi Guardiola yang tak pernah berkompromi dengan filosofi permainannya, kedatangan Donnarumma menimbulkan pertanyaan: apakah ini pertanda Guardiola mulai “mengkhianati” filosofinya sendiri, atau justru sebuah langkah revolusioner?

Ternyata, Guardiola sendiri punya jawaban menarik. Ia mengaku “bosan” bermain dengan cara yang sama selama delapan musim. Menurutnya, tim lawan sudah beradaptasi dengan gaya main City, sehingga mereka juga perlu beradaptasi dan mencari sesuatu yang baru. Di sinilah Donnarumma masuk dalam skema. Kiper bertipe shot-stopper yang kuat diharapkan menjadi bagian dari “evolusi” yang coba diterapkan Guardiola di Manchester City.

Keputusan ini adalah sebuah ujian menarik. Apakah Guardiola bisa membentuk Donnarumma menjadi sosok kiper yang lebih lengkap sesuai visinya, ataukah ia akan mengadaptasi sistemnya demi memaksimalkan kekuatan penyelamatan Donnarumma? Tantangan adaptasi tidak hanya ada pada Donnarumma untuk meningkatkan permainan kakinya, tetapi juga pada Guardiola untuk menyesuaikan diri dengan karakteristik kiper barunya.

Kedatangan Donnarumma juga membawa dampak langsung bagi James Trafford, kiper muda City yang baru kembali dari masa peminjaman. Ia kini harus rela berada di urutan kedua setelah Donnarumma. Pengalaman Donnarumma di kompetisi besar diharapkan bisa menjadi modal berharga bagi City untuk terus bersaing di Premier League dan panggung Eropa.

Kesimpulan

Transfer Gianluigi Donnarumma ke Manchester City dengan harga yang disebut “transfer murah terbaik” memang menjadi salah satu saga paling menarik musim ini. Di satu sisi, City mendapatkan kiper kelas dunia dengan kemampuan penyelamatan luar biasa. Di sisi lain, ia datang dengan gaya bermain yang kontras dengan filosofi kiper Guardiola yang selama ini dikenal.

Namun, pengakuan Guardiola tentang perlunya “evolusi” di timnya memberikan dimensi baru pada transfer ini. Ini bukan sekadar pertukaran pemain, melainkan sebuah eksperimen taktis yang akan sangat menarik untuk disaksikan. Apakah Donnarumma akan sukses beradaptasi dan membuktikan dirinya sebagai kiper terbaik di bawah arahan Guardiola, ataukah justru Pep akan kembali ke pasar transfer mencari kiper yang lebih “alami” dalam memainkan bola? Hanya waktu yang bisa menjawab, dan kita semua tak sabar menantikan bagaimana “plot twist” ini akan terungkap di lapangan hijau.

FAQ

Tanya: Mengapa transfer Gianluigi Donnarumma ke Manchester City disebut sebagai “transfer murah terbaik”?
Jawab: Donnarumma dibeli dengan harga £26 juta plus bonus, yang dianggap sangat terjangkau mengingat statusnya sebagai kiper kelas dunia dan kesuksesannya bersama PSG.

Tanya: Apa saja filosofi Pep Guardiola yang relevan dengan peran seorang kiper di Manchester City?
Jawab: Guardiola menuntut kipernya memiliki kemampuan distribusi bola yang tinggi dan mampu berpartisipasi dalam pembangunan serangan dari lini belakang.

Tanya: Bagaimana Gianluigi Donnarumma diharapkan beradaptasi dengan gaya bermain Manchester City di bawah Pep Guardiola?
Jawab: Donnarumma perlu menunjukkan kemampuannya dalam mengolah bola dengan kaki dan berkontribusi pada permainan tim, bukan hanya sebagai penjaga gawang tradisional.