Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia MotoGP selalu penuh drama dan kejutan, tapi musim 2025 ini rasanya punya bumbu paling lengkap. Kedatangan Marc Marquez ke tim Ducati telah memicu perdebatan sengit. Banyak pengamat mulai berani “menguliti” performa tim merah asal Borgo Panigale itu, bahkan ada yang menyebut Ducati bisa “kasihan” jika tanpa kehadiran sosok berjuluk The Baby Alien ini. Kok bisa begitu? Mari kita selami lebih dalam!
Pengamat MotoGP Ungkap Ducati Terancam “Kasihan” Tanpa Kekuatan Marc Marquez di Musim 2025.
Artikel ini akan membahas tuntas mengapa Marc Marquez kini dianggap sebagai penyelamat Ducati, bagaimana pandangan para pengamat MotoGP terhadap performa motor Desmosedici GP25 dan pembalap lainnya seperti Francesco Bagnaia, serta insiden menarik di Sirkuit Mugello yang melibatkan bos Ducati sendiri. Siap-siap untuk memahami dinamika di balik lintasan yang jarang terungkap!
Mengapa Marc Marquez Dianggap Penyelamat Ducati?
Sejak bergabung dengan tim pabrikan, Marc Marquez seolah langsung menyatu dengan motor Desmosedici GP25. Performa dominannya di musim 2025 ini membuat banyak pihak terheran-heran, sekaligus memicu pertanyaan: apakah ini murni karena kehebatan Marquez, atau ada yang lain?
Pernat: “Tanpa Marc, Ducati Akan Tersesat!”
Salah satu pengamat MotoGP yang paling vokal, Carlo Pernat, tidak ragu-ragu melontarkan kritikan pedasnya. Menurut Pernat, dominasi Marquez di musim ini adalah mutlak. “Dia membawa Ducati ke level yang baru. Tanpa dia, Ducati akan tersesat, berjuang untuk mendapatkan poin,” kata Pernat tanpa ampun.
Pernat menegaskan bahwa Marquez-lah yang membuat perbedaan, bukan semata-mata motornya. Ia memuji rasa lapar, bakat, dan kemampuan Marquez dalam membaca balapan yang disebutnya tak tertandingi. Ini menunjukkan betapa krusialnya peran Marc Marquez dalam mendongkrak performa Ducati di musim 2025.
Performa GP25 yang Sebenarnya: Tak Sempurna?
Di balik gemerlap kemenangan, Pernat juga mengungkapkan fakta mengejutkan tentang motor GP25. Ia meyakini bahwa Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, sudah tahu bahwa proyek Desmosedici GP25 telah mencapai puncaknya dan motor tersebut tidak sempurna.
“Jelas GP25 adalah motor yang tidak sempurna,” ujar Pernat. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa Ducati mantap merekrut Marc Marquez. Mereka membutuhkan pembalap yang mampu “maju dua langkah sendiri” untuk menutupi potensi kelemahan teknis motor terbaru mereka. Sebuah strategi jenius yang kini terbukti membuahkan hasil.
Kontras Performa: Bagnaia yang “Terpuruk” dan Kekhawatiran Pengembangan Motor
Meski punya motor terbaik di grid, tidak semua pembalap Ducati mampu tampil cemerlang. Kontras yang paling mencolok terlihat pada performa Francesco Bagnaia, rekan setim Marc Marquez di tim pabrikan.
Bagnaia Kehilangan Kepercayaan Diri?
Carlo Pernat tak hanya memuji Marquez, tapi juga tanpa ampun menguliti penampilan Francesco Bagnaia. “Pecco mengalami penurunan. Ia menggerak-gerakkan tangan, ia marah, tapi tak bisa menemukan solusi,” kata Pernat.
Gestur putus asa Bagnaia di depan kamera menjadi sorotan, menunjukkan ia kehilangan kepercayaan diri. Pernat bahkan membandingkan krisis Bagnaia ini dengan krisis yang dialami Marc Marquez di Sachsenring, namun Bagnaia “tanpa alasan motornya rusak.” Baginya, “Ducati adalah permata dan dia (Bagnaia) tidak memanfaatkannya dengan baik.”
Bayangan Honda di Ducati: Peringatan dari Nobuatsu Aoki
Kekhawatiran lain datang dari mantan pembalap MotoGP dan pengamat asal Jepang, Nobuatsu Aoki. Aoki menganalisis bahwa dominasi Marc Marquez bisa jadi menutupi kekurangan sebenarnya dari motor GP25.
Menurut Aoki, Marquez memiliki keterampilan berkendara luar biasa yang memungkinkan dia memacu motor hingga 120% dari kapasitasnya. Ini berbahaya karena dapat membuat para insinyur Ducati kehilangan arah pengembangan yang benar. Mereka mungkin berpikir motornya “baik-baik saja” padahal ada celah yang hanya bisa ditutupi oleh kehebatan Marquez. Aoki bahkan menyamakan situasi ini dengan apa yang dialami Marquez di Honda, di mana motor RC213V menjadi terlalu unik dan hanya bisa dikendarai maksimal oleh Marquez sendiri.
Kontroversi dan Pembelaan: Marc Marquez di Tengah Sorotan
Kehadiran Marc Marquez di Ducati memang tak lepas dari kontroversi, terutama di mata penggemar Italia yang masih teringat rivalitasnya dengan Valentino Rossi. Namun, dukungan datang dari pihak yang tak terduga.
Bos Ducati Davide Tardozzi Pasang Badan untuk Marquez
Insiden menarik terjadi di Sprint Race MotoGP Italia 2025 di Sirkuit Mugello. Saat Marc Marquez merayakan kemenangan, ia disambut dengan cemoohan dan siulan dari para penonton. Melihat hal itu, bos Ducati, Davide Tardozzi, langsung marah besar.
Tardozzi dengan tegas meminta penonton untuk diam, mengingatkan bahwa Marquez kini adalah bagian dari Ducati. “Ya Tuhan, ini merah!” teriak Tardozzi sambil menunjuk kaus Ducati yang dikenakannya. Sikap ini menunjukkan betapa Ducati menghargai Marquez, terlepas dari sejarahnya. Marquez sendiri mengucapkan terima kasih atas pembelaan Tardozzi, menekankan bahwa bos tim tersebut membela semua pembalap Ducati.
Dari Aneh Jadi Paham: Pandangan Enea Bastianini
Keputusan Ducati merekrut Marc Marquez untuk musim 2025 sempat membuat banyak pihak, termasuk pembalap lain, kebingungan. Enea Bastianini, yang sempat bersaing memperebutkan kursi tim pabrikan, awalnya merasa aneh Ducati memilih Marquez ketimbang Jorge Martin yang tampil lebih konsisten.
Namun, setelah melihat performa dominan Marquez dengan 11 kemenangan Sprint dan 8 kemenangan Grand Prix dalam 12 seri pertama, Bastianini kini sepenuhnya paham. “Pilihan ini mungkin terlihat sangat aneh dari sisi Gigi, tetapi sudah jelas sekarang kita tak bisa bilang apa-apa kepadanya, karena Marc memang sangat tangguh,” aku Bastianini. Ini membuktikan bahwa keputusan berani Ducati telah terbayar lunas.
Kesimpulan
Tak bisa dimungkiri, Marc Marquez telah menjadi figur sentral dalam dinamika MotoGP 2025, terutama bagi Ducati. Para pengamat seperti Carlo Pernat dan Nobuatsu Aoki dengan gamblang mengungkapkan bahwa kehadiran Marquez bukan hanya membawa kemenangan, tetapi juga memicu perdebatan tentang performa sebenarnya dari motor Desmosedici GP25 dan potensi tantangan pengembangan di masa depan.
Di tengah ejekan dari sebagian penggemar, dukungan dari bos tim seperti Davide Tardozzi menegaskan posisi krusial Marquez di skuad merah. Kisah ini menjadi bukti bahwa dalam balapan, terkadang satu pembalap fenomenal bisa mengubah segalanya, bahkan membuat tim sekelas Ducati bisa “tersesat” tanpanya. Mari terus ikuti kelanjutan kisah menarik ini di lintasan MotoGP!