Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tidak pernah merasakan sariawan atau luka di area mulut? Rasa perih dan tidak nyaman seringkali mengganggu aktivitas makan, berbicara, bahkan senyum. Apalagi bagi penderita diabetes, luka di mulut bisa jadi masalah besar karena proses penyembuhannya cenderung lambat dan berisiko infeksi.
Ilustrasi: Gel herbal kayu manis UMY hadir sebagai solusi inovatif untuk meredakan luka mulut dan sariawan.
Tapi, kini ada kabar baik dari Yogyakarta! Seorang dosen dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil menciptakan inovasi yang bisa jadi harapan baru. Drg. Dian Yosi Arinawati, dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi UMY, mengembangkan gel herbal dari ekstrak kulit kayu manis yang berpotensi mempercepat penyembuhan luka di rongga mulut. Penasaran bagaimana inovasi ini bekerja? Mari kita selami lebih dalam.
Mengapa Luka Mulut Sering Mengganggu dan Pentingnya Inovasi Ini?
Luka di area mukosa mulut, seperti sariawan atau ulkus akibat gigitan tidak sengaja, memang seringkali sepele tapi sangat mengganggu. Selain menimbulkan nyeri yang membuat kita susah makan dan minum, luka ini juga berisiko tinggi terinfeksi. Kondisinya bisa lebih parah pada pasien dengan penyakit tertentu, seperti diabetes, di mana proses penyembuhan luka sangat lambat dan dapat menurunkan kualitas hidup.
Melihat masalah ini, drg. Dian Yosi Arinawati tergerak untuk mencari solusi. “Latar belakang riset ini berawal dari keprihatinan terhadap pasien diabetes yang proses penyembuhan lukanya cenderung lambat. Padahal, Indonesia kaya akan tanaman obat asli, salah satunya kayu manis yang mengandung antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri,” jelas drg. Dian.
Inilah mengapa inovasi gel dari kayu manis ini sangat penting. Selain menjadi solusi pengobatan yang efektif, gel ini juga memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, yakni tanaman kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang memang sudah dikenal punya beragam khasiat.
Rahasia Gel Kayu Manis: Komposisi dan Keunggulannya
Gel herbal yang dikembangkan drg. Dian ini bukan sekadar olesan biasa. Produk ini dirancang khusus agar efektif dan aman diaplikasikan di area mulut yang lembap.
Gel ini memadukan ekstrak kulit kayu manis dengan bahan pembentuk gel bernama Carboxymethyl Cellulose Sodium (CMC-Na). Setelah melalui berbagai uji coba, hasil riset menunjukkan bahwa gel dengan penambahan CMC-Na sebanyak 3 persen memiliki karakteristik terbaik.
Berikut adalah beberapa karakteristik unggulan gel herbal kayu manis ini:
- Tekstur: Kental, mudah diaplikasikan.
- Warna: Cokelat alami.
- Aroma: Khas kayu manis yang menenangkan.
- pH: Netral (sekitar pH 5), aman untuk mukosa mulut.
- Daya Sebar: 2,7 cm, memastikan gel bisa merata di area luka.
- Daya Lekat: 3,26 menit, cukup ideal agar gel menempel dan bekerja efektif di area mulut yang lembap.
“Mulai dari tekstur, homogenitas, pH, daya sebar, hingga daya lekat, gel ini ideal untuk diaplikasikan pada area mukosa mulut yang lembap,” kata drg. Dian, menjelaskan bagaimana formulasi ini dirancang khusus untuk kenyamanan dan efektivitas.
Uji Coba dan Potensi Besar Gel Herbal Ini ke Depan
Inovasi gel kayu manis ini bukan sekadar ide di atas kertas. Produk ini telah melalui serangkaian pengujian di laboratorium, termasuk uji stabilitas fisik, hingga pengujian pada hewan.
Hasilnya sangat menjanjikan:
- Uji pada tikus: Luka pada bibir tikus yang diberi gel kayu manis menunjukkan diameter luka yang lebih kecil.
- Penyembuhan lebih cepat: Proses penyembuhan luka pada kelompok tikus yang diberi gel ini juga lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol.
“Pengujian pada hewan uji seperti tikus menunjukkan hasil positif. Luka pada bibir tikus yang diberi gel kayu manis menunjukkan diameter luka yang lebih kecil dan penyembuhan yang lebih cepat dibanding kelompok kontrol,” ungkap drg. Dian dengan optimis.
Bahkan, inovasi Gel Kayu Manis sebagai obat luka mulut ini telah mendapatkan paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Ini menunjukkan pengakuan resmi terhadap keunikan dan potensi produk ini.
Meski demikian, tim peneliti masih melanjutkan pengembangan. “Tentu dibutuhkan uji klinis pada manusia untuk membuktikan keamanan dan efektivitasnya. Tapi arah pengembangan kami memang menuju ke sana, karena potensi produk ini sangat besar,” ucap drg. Dian. Ia berharap gel ini dapat menjadi bagian dari pemanfaatan kekayaan hayati Indonesia yang bernilai tinggi dalam dunia kesehatan, khususnya di bidang kedokteran gigi dan perawatan luka di rongga mulut.
“Kayu manis adalah tanaman asli Indonesia, warisan nenek moyang yang sangat berharga. Semoga suatu saat bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal berbasis ilmiah yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat,” harapnya.
Kesimpulan
Inovasi gel herbal kayu manis dari drg. Dian Yosi Arinawati, dosen UMY, adalah kabar gembira bagi kita semua. Ini bukan hanya tentang penemuan obat baru, tapi juga tentang bagaimana akademisi Indonesia mampu memanfaatkan kekayaan alam negeri sendiri untuk memberikan solusi nyata bagi masalah kesehatan masyarakat, seperti luka mulut dan sariawan yang seringkali mengganggu.
Dengan paten yang sudah didapatkan dan hasil uji coba awal yang positif, harapan akan ketersediaan gel ini di pasaran semakin besar. Mari kita dukung terus penelitian dan pengembangan produk herbal lokal agar kekayaan hayati Indonesia bisa memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan dan kesejahteraan bangsa.
FAQ
Tanya: Apa yang dikembangkan oleh dosen UMY ini?
Jawab: Dosen UMY, drg. Dian Yosi Arinawati, mengembangkan gel herbal dari ekstrak kulit kayu manis. Gel ini berpotensi mempercepat penyembuhan luka di rongga mulut.
Tanya: Mengapa gel herbal kayu manis ini penting, terutama bagi penderita diabetes?
Jawab: Gel ini menjadi solusi bagi luka mulut yang sering mengganggu dan berisiko infeksi, terutama pada penderita diabetes yang proses penyembuhan lukanya cenderung lambat. Kayu manis diketahui memiliki kandungan antioksidan yang dapat membantu proses penyembuhan.
Tanya: Apa saja manfaat utama dari gel herbal kayu manis ini?
Jawab: Gel herbal kayu manis ini diharapkan dapat mempercepat penyembuhan luka di rongga mulut dan mengurangi rasa perih serta ketidaknyamanan yang ditimbulkan.