Yogyakarta, zekriansyah.com – Isu seputar keaslian ijazah Presiden Joko Widodo atau Jokowi memang tak ada habisnya. Meski telah berulang kali diklarifikasi oleh pihak berwenang, polemik ini selalu menarik perhatian, terutama ketika ada figur publik yang ikut berkomentar. Salah satunya adalah Rocky Gerung, seorang pengamat politik dan filsuf yang dikenal dengan analisisnya yang tajam dan kerap memicu perdebatan.
Polemik ijazah Presiden Jokowi terus bergulir, menyusul pernyataan Rocky Gerung yang mengundang perdebatan soal keaslian dokumen pendidikan di tengah konfirmasi resmi dari Polri dan UGM.
Belakangan, Rocky Gerung kembali menjadi sorotan setelah melontarkan pernyataan kontroversial terkait ijazah Jokowi. Ia menyebut bahwa ijazah tersebut memang asli, namun ada persoalan lain yang lebih mendalam. Lalu, apa sebenarnya pandangan Rocky Gerung tentang ijazah Jokowi ini, dan bagaimana fakta verifikasi dari pihak terkait? Mari kita bedah bersama agar tidak salah paham.
Fakta Verifikasi Ijazah Jokowi: Apa Kata UGM dan Bareskrim Polri?
Sebelum masuk ke analisis Rocky Gerung, penting untuk mengetahui dulu fakta-fakta yang telah diverifikasi secara resmi. Polemik mengenai ijazah Jokowi ini bukanlah hal baru; ia sudah bergulir sejak tahun 2022 dan bahkan sempat sampai ke meja hijau.
Bareskrim Polri dan Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat Jokowi menempuh pendidikan tinggi, telah menegaskan bahwa ijazah Sarjana Kehutanan milik Joko Widodo adalah otentik. Verifikasi ini tidak hanya melihat bentuk fisik ijazah, tetapi juga melalui proses administratif yang lengkap. Beberapa fakta penting yang menguatkan keasliannya meliputi:
- Data Registrasi Mahasiswa: Nama Joko Widodo tercatat resmi sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM, angkatan 1980.
- Dokumen Akademik: Catatan nilai, transkrip akademik, dan surat kelulusan terarsip lengkap di Direktorat Akademik UGM.
- Kesaksian Tokoh: Beberapa dosen senior dan teman seangkatan, seperti Bambang Purwanto, menyatakan bahwa Jokowi aktif kuliah dan lulus sesuai prosedur.
- Dokumentasi Lain: Rekaman visual, liputan media era 1980-an, serta aktivitas organisasi kampus turut menguatkan keberadaan Jokowi sebagai mahasiswa UGM.
Dengan demikian, secara hukum dan akademik, klaim bahwa ijazah Jokowi palsu telah berulang kali terbantahkan. Ijazah tersebut tidak hanya otentik, tetapi juga sah secara prosedural.
Mengapa Rocky Gerung Sebut “Ijazahnya Asli, Pemiliknya Palsu”?
Meski UGM dan Bareskrim sudah menyatakan ijazah Jokowi asli, Rocky Gerung tetap hadir dengan narasi yang berbeda. Dalam beberapa kesempatan, termasuk di kanal YouTube Hendri Satrio Official, ia melontarkan kalimat yang sangat memantik diskusi: “Ijazah Jokowi itu asli, tapi pemiliknya palsu.”
Pernyataan ini tentu saja membuat banyak orang bertanya-tanya. Apa maksud di balik diksi “pemiliknya palsu” ini?
Bukan Sekadar Kertas, Tapi Integritas?
Menurut Rocky Gerung, fokus perdebatan tidak seharusnya hanya pada “benda mati” seperti ijazah. Ia berpendapat bahwa yang lebih penting adalah integritas personal dan kredibilitas akademik dari pemilik ijazah itu sendiri.
“Kalau UGM menyatakan asli, ya sudah, ijazah itu asli,” ujar Rocky. “Tapi persoalan bukan di situ. Persoalannya adalah apakah pemiliknya memang benar pemilik sah dari ijazah itu.”
Rocky ingin membawa diskusi ini ke ranah yang lebih filosofis, bukan sekadar administratif. Ia melihat bahwa polemik ini adalah cerminan kondisi filosofis bangsa, di mana publik berhak memastikan integritas seorang pemimpin, bukan hanya legalitas dokumennya. Ini seperti mencoba memahami arsitektur rumah hanya dari teori estetika, tanpa melihat peta bangunannya yang sebenarnya.
Tudingan seperti ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka, menurut Rocky, adalah hal yang “agak kelewatan” atau berlebihan. Baginya, jika UGM sudah bicara, persoalan keaslian fisik ijazah seharusnya selesai. Namun, ia menekankan bahwa ada isu yang lebih besar dari sekadar kertas dan stempel.
Ketika “Chaos” Jadi Alasan: Tanggapan Rocky Gerung terhadap Kubu Jokowi
Polemik ijazah Jokowi semakin memanas ketika pengacara Jokowi sempat menyebut bahwa jika ijazah asli ditunjukkan ke publik, hal itu bisa menimbulkan “chaos” atau kekacauan di negara ini. Pernyataan ini sontak ditanggapi pedas oleh Rocky Gerung.
Menurut Rocky, argumen semacam itu adalah “argumen dungu” dan tidak masuk akal. Ia menduga bahwa pernyataan tersebut justru menunjukkan kepanikan dari pihak Jokowi.
“Kelihatannya pihak Jokowi makin panik sehingga mulai mengancam kembali, seolah-olah kalau ijazah itu dipertontonkan akan ada chaos,” kata Rocky. “Dari mana keterangan psikologi harus dinyatakan bahwa rakyat kita itu kegilaan ijazah Jokowi?”
Kritik Rocky: Antara Kejujuran dan Prosedur Administrasi Negara
Rocky Gerung menegaskan bahwa yang ingin diketahui publik bukan hanya sekadar fisik ijazah, melainkan kejujuran Jokowi sebagai seorang pemimpin. Masyarakat tidak terobsesi dengan ijazah sebagai dokumen pribadi, melainkan menuntut transparansi dari seorang kepala negara.
“Jokowi itu tidak dituntut untuk memperlihatkan ijazahnya sebagai individu yang bernama Joko Widodo. Bukan. Tetapi sebagai kepala negara yang harus mengikuti prosedur administrasi negara,” tegas Rocky.
Ia menilai tim pengacara Jokowi “gagal paham” dalam memahami filosofi keterbukaan informasi publik ini. Baginya, jika seorang pemimpin berulang kali dianggap tidak jujur, maka keraguan publik akan terus meningkat, bahkan terhadap hal-hal yang seharusnya sederhana seperti keaslian ijazah.
Dampak Polemik: Dari Olok-olok hingga Analisis Psikologis
Polemik ijazah Jokowi menurut Rocky Gerung ini memang menimbulkan efek yang signifikan. Isu ini terus bergulir dan bahkan menjadi bahan olok-olok di media sosial, bahkan sampai muncul sindiran satir di belakang truk. Salah satu sindiran yang viral adalah tulisan: “Dari Solo ke Pasar Pramuka, Plongo2 dan Suka Dusta,” yang merujuk pada dugaan ijazah Jokowi dicetak ulang di Pasar Pramuka.
Rocky Gerung juga menyoroti bagaimana polemik ini berdampak pada kondisi psikologis dan kepercayaan publik terhadap Jokowi.
“Semakin hari status kenegarawanan mantan presiden itu hilang. Akhirnya dibuat olok-olok di media sosial, dilukis dalam bentuk satire atau bahan candaan di belakang truk,” jelasnya.
Lebih jauh, Rocky menduga bahwa tekanan mental dan beban politik yang besar ini bahkan bisa memengaruhi kondisi fisik Jokowi. Ia menyebut kemungkinan adanya gejala psikosomatik, di mana stres berat memengaruhi kesehatan fisik seseorang.
Kesimpulan: Transparansi Intelektual yang Dinanti
Polemik ijazah Jokowi menurut Rocky Gerung ini mengajarkan kita bahwa dalam konteks kepemimpinan publik, keaslian dokumen saja kadang tidak cukup. Publik menuntut lebih dari sekadar legalitas administratif; mereka menginginkan transparansi intelektual dan kredibilitas moral.
Meskipun UGM dan Bareskrim Polri telah memverifikasi keaslian ijazah Jokowi, narasi yang dibangun oleh Rocky Gerung berhasil menggeser fokus perdebatan ke ranah integritas dan kejujuran seorang pemimpin. Ini adalah pengingat penting bahwa kepercayaan publik adalah modal utama, dan untuk meraihnya, pemimpin perlu menunjukkan keterbukaan yang menyeluruh.
FAQ
Tanya: Apa maksud Rocky Gerung ketika mengatakan ijazah Jokowi “asli tapi pemiliknya palsu”?
Jawab: Rocky Gerung mengisyaratkan bahwa meskipun dokumen ijazah itu sendiri asli, ada keraguan atau pertanyaan mengenai kepemilikan atau validitasnya dalam konteks tertentu yang ia maksudkan.
Tanya: Siapa saja pihak yang telah memverifikasi keaslian ijazah Jokowi?
Jawab: Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Bareskrim Polri telah memverifikasi dan menyatakan bahwa ijazah Sarjana Kehutanan milik Joko Widodo adalah otentik.
Tanya: Kapan polemik mengenai ijazah Jokowi ini mulai bergulir dan apa dasar tuduhannya?
Jawab: Polemik ini mulai bergulir sejak tahun 2022 dengan tuduhan adanya pemalsuan ijazah yang kemudian dibawa ke ranah hukum.