Kongo Umumkan Wabah Ebola Baru: 15 Orang Meninggal Dunia, Termasuk Tenaga Kesehatan Garda Depan

Dipublikasikan 5 September 2025 oleh admin
Berita Dunia

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar duka kembali datang dari jantung Afrika. Republik Demokratik Kongo (RDK) baru-baru ini mengumumkan wabah Ebola baru, sebuah penyakit yang selalu membawa kekhawatiran global. Yang lebih memprihatinkan, sudah ada 15 orang meninggal dunia, dan di antara mereka adalah empat tenaga kesehatan yang berjuang di garda depan. Ini bukan sekadar angka, melainkan nyawa-nyawa yang hilang, mengingatkan kita betapa rapuhnya kehidupan di hadapan virus mematikan ini. Mari kita selami lebih dalam apa yang terjadi dan mengapa kita perlu memberikan perhatian.

Kongo Umumkan Wabah Ebola Baru: 15 Orang Meninggal Dunia, Termasuk Tenaga Kesehatan Garda Depan

Wabah Ebola baru di Kongo tewaskan 15 orang, termasuk tenaga kesehatan garda depan.

Wabah Ebola Kembali Hantui Kongo: Data Terbaru yang Mengejutkan

Pemerintah Republik Demokratik Kongo secara resmi mengumumkan wabah virus Ebola ini pada tanggal 4 dan 5 September 2025. Lokasinya berada di Provinsi Kasai bagian selatan-tengah, tepatnya di zona kesehatan Bulape dan Mweka. Sejauh ini, tercatat ada 28 kasus suspek, dan dari jumlah tersebut, 15 orang meninggal dunia. Sangat menyedihkan, empat korban jiwa di antaranya adalah tenaga kesehatan yang mendedikasikan diri untuk merawat pasien.

Simak ulasan lengkapnya dalam artikel terkait: kongo umumkan wabah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengonfirmasi bahwa sampel yang diuji di Institut Nasional Penelitian Biomedis di Kinshasa mengidentifikasi strain virus ini sebagai Ebola Zaire, yang dikenal sebagai salah satu jenis paling mematikan. Wabah ini muncul lagi setelah tiga tahun mereda di wilayah tersebut, dengan wabah terakhir di Kasai dilaporkan pada tahun 2007 dan 2008. Ini adalah wabah ke-15 yang dialami RDK sejak virus ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1976, menunjukkan betapa seringnya negara ini berjuang melawan musuh tak kasat mata ini.

Mengenal Lebih Dekat Ebola: Gejala dan Penularannya

Mungkin banyak dari kita yang sudah sering mendengar nama Ebola, tapi apa sebenarnya virus Ebola itu? Ebola adalah demam berdarah yang langka namun sangat menular dan mematikan pada manusia. Nama “Ebola” sendiri berasal dari Sungai Ebola di Kongo, tempat wabah pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Tingkat kematian rata-rata akibat Ebola bisa mencapai 50%, bahkan ada yang mencatat hingga 90% pada wabah-wabah sebelumnya.

Gejala Ebola pada awalnya mirip penyakit flu biasa, sehingga sering kali sulit dibedakan. Gejala-gejala awal meliputi:

  • Demam tinggi
  • Kelelahan
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan

Namun, kondisi bisa memburuk dengan cepat, diikuti oleh:

  • Muntah
  • Diare
  • Ruam kulit
  • Gangguan fungsi ginjal dan hati
  • Pada tahap lanjut, pendarahan internal dan eksternal bisa terjadi, seperti darah dalam muntahan atau feses, serta pendarahan dari hidung, gusi, atau vagina.

Bagaimana penularan Ebola terjadi? Virus ini menyebar melalui kontak dekat dengan darah, lendir, organ, dan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar buah yang diduga sebagai inang alami virus ini. Penularan dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan:

  • Darah atau cairan tubuh (seperti keringat, air liur, urine, feses, cairan mani) dari seseorang yang sakit atau telah meninggal karena Ebola.
  • Benda-benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh dari pasien Ebola atau jenazah pasien.

Respons Cepat dari WHO dan Pengalaman Kongo

Melihat situasi yang mendesak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertindak cepat. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, melalui akun Twitter-nya menyampaikan keprihatinan mendalam atas wabah Ebola baru di RDK dan mengumumkan dukungan penuh. Tim ahli WHO segera dikerahkan ke lokasi terdampak, bersama dengan lebih dari dua ton pasokan medis, alat pelindung diri (APD), dan laboratorium mobile.

Mohamed Janabi, Direktur Regional WHO untuk Afrika, menegaskan, “Kami bertindak dengan tekad untuk segera menghentikan penyebaran virus dan melindungi masyarakat.” Ia juga menyoroti bahwa Republik Demokratik Kongo memiliki banyak pengalaman dan keahlian luas dalam memerangi wabah semacam ini. Pengalaman ini terbukti pada wabah sebelumnya di Provinsi Equateur tahun 2022 yang berhasil dikendalikan dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Kabar baiknya, Kongo memiliki sekitar 2.000 dosis vaksin Ervebo yang akan segera diangkut ke Kasai. Vaksinasi akan diprioritaskan untuk kontak erat pasien dan para tenaga kesehatan garda terdepan sebagai langkah perlindungan krusial.

Tantangan dan Harapan di Tengah Krisis Kesehatan

Meskipun Kongo memiliki pengalaman, penanganan wabah Ebola baru ini tidaklah mudah. Sistem kesehatan di negara ini menghadapi tekanan berat akibat konflik berkepanjangan dan masalah kesehatan lainnya seperti mpox, kolera, dan campak. Tantangan geografis juga mempersulit akses, di mana daerah terdampak membutuhkan setidaknya sehari perjalanan darat dari ibu kota provinsi dengan akses penerbangan yang terbatas.

Namun, ada harapan. Dengan respons cepat dari WHO, pengalaman luas Kongo, dan ketersediaan vaksin, upaya untuk menghentikan penyebaran virus sedang berjalan. Patrick Otim, petugas tanggap darurat kesehatan WHO Afrika, menekankan pentingnya kewaspadaan tanpa kepanikan, mengingat kapasitas dan keahlian yang telah dibangun Kongo.

Tetap Waspada dan Bersatu Melawan Ebola

Kongo umumkan wabah Ebola baru orang meninggal adalah pengingat bahwa ancaman kesehatan global bisa muncul kapan saja. Penting bagi kita untuk terus mendukung upaya penanganan, baik melalui organisasi internasional maupun dengan meningkatkan kesadaran diri. Wabah ini bukan hanya masalah Kongo, melainkan isu kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dan solidaritas kita semua. Mari berharap bahwa kali ini, dengan dukungan dan pengalaman yang ada, wabah Ebola ini dapat segera dikendalikan, dan kehidupan normal bisa kembali pulih bagi masyarakat di Provinsi Kasai.