Waspada! Dinkes Rejang Lebong Minta Warga Lebih Siaga Hadapi Ancaman DBD

Dipublikasikan 15 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim pancaroba, di mana hujan datang tak menentu, seringkali membawa serta “tamu tak diundang” yang cukup merepotkan: nyamuk Aedes aegypti, pembawa penyakit demam berdarah dengue (DBD). Di Rejang Lebong, ancaman ini kembali menjadi perhatian serius. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat tak henti-hentinya mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Mengapa begitu penting, dan apa yang bisa kita lakukan? Mari kita kupas tuntas agar kita dan keluarga tetap aman.

Waspada! Dinkes Rejang Lebong Minta Warga Lebih Siaga Hadapi Ancaman DBD

Dinkes Rejang Lebong imbau warga tingkatkan kewaspadaan terhadap ancaman DBD seiring peningkatan kasus akibat perubahan cuaca dan potensi penyebaran oleh pelaku perjalanan.

Mengapa DBD Kian Mengintai di Musim Pancaroba?

Perubahan cuaca dari kemarau ke hujan, atau yang kita kenal sebagai musim pancaroba, adalah kondisi ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Genangan air, sekecil apa pun, bisa menjadi “rumah” baru bagi jentik-jentik nyamuk ini. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Asep Setia Budiman, menjelaskan bahwa peningkatan kasus DBD biasanya terjadi saat musim ini, karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat favorit nyamuk.

Selain itu, momen-momen seperti libur Lebaran juga berpotensi meningkatkan penyebaran DBD. Kepala Dinkes Rejang Lebong, Dhendi Novianto Saputra, sempat menyoroti bahwa mobilitas pemudik dari luar daerah bisa membawa serta bibit penyakit ini, sehingga risiko penularan di wilayah Rejang Lebong menjadi lebih tinggi.

Data Kasus DBD di Rejang Lebong: Potret yang Perlu Diperhatikan

Angka kasus DBD di Kabupaten Rejang Lebong memang menunjukkan fluktuasi yang perlu diwaspadai. Pada tahun sebelumnya, 2024, tercatat 435 kasus dengan tiga penderita meninggal dunia. Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman penyakit ini.

Untuk tahun 2025, data kasus DBD di Rejang Lebong juga menunjukkan tren yang perlu diwaspadai.
Berikut adalah gambaran kasus yang dilaporkan:

Periode Waktu Jumlah Kasus (2025) Keterangan Sumber Data
Januari 34 cases Dhendi Novianto Saputra, S.KM. (Kesehatan Rejang Lebong) Source 1, 7, 8, 11
Februari 32 cases Dhendi Novianto Saputra, S.KM. (Kesehatan Rejang Lebong) Source 1, 7, 8, 11