**Dinkes Pohuwato Genjot Imunisasi: Target 100% di 2025 untuk Tangani Lonjakan Kasus Campak**

Dipublikasikan 8 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Penyakit campak, yang dulu mungkin dianggap biasa, kini kembali menjadi perhatian serius di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Data menunjukkan adanya peningkatan kasus yang cukup mengkhawatirkan, terutama di kalangan anak-anak. Menanggapi kondisi ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pohuwato tidak tinggal diam. Mereka bergerak cepat dengan meningkatkan target imunisasi secara signifikan, demi menangani kasus campak dan mencegah penyebaran penyakit menular lainnya di daerah tersebut.

**Dinkes Pohuwato Genjot Imunisasi: Target 100% di 2025 untuk Tangani Lonjakan Kasus Campak**

Dinkes Pohuwato tingkatkan cakupan imunisasi secara masif demi mencapai target 100% pada tahun 2025 untuk menekan lonjakan kasus campak yang mengkhawatirkan.

Artikel ini akan mengupas tuntas upaya Dinkes Pohuwato dalam menghadapi lonjakan kasus campak, strategi ambisius mereka untuk mencapai kekebalan komunitas, serta tantangan yang dihadapi. Mari kita pahami bersama mengapa imunisasi adalah kunci utama untuk melindungi generasi penerus kita.

Tren Mengkhawatirkan: Lonjakan Kasus Campak di Pohuwato

Situasi kasus campak di Pohuwato memang sedang menjadi sorotan. Kepala Dinas Kesehatan Pohuwato, Fidi Mustafa, mengungkapkan bahwa peningkatan ini telah dilaporkan secara berkala melalui Sistem Kewaspadaan Dini yang terhubung langsung dengan Kementerian Kesehatan. Pemantauan intensif terus dilakukan untuk memastikan setiap kasus tertangani dengan baik.

Berikut adalah gambaran sebaran kasus campak di Provinsi Gorontalo per 4 September 2025:

Kabupaten/Kota Jumlah Kasus Campak
Pohuwato 20 Kasus
Kabupaten Gorontalo 12 Kasus
Kota Gorontalo 12 Kasus
Bone Bolango 5 Kasus
Boalemo 2 Kasus
Gorontalo Utara 2 Kasus

Data yang lebih rinci dari Dinkes Provinsi Gorontalo per Agustus 2025 juga mencatat 281 kasus suspek campak di Pohuwato. Fakta yang paling mencolok adalah:

  • Lebih dari 60% penderita tidak pernah mendapat imunisasi campak.
  • Hanya sekitar 6% yang tercatat sudah menerima imunisasi satu kali atau lebih.

Ironisnya, penyakit ini seringkali menimpa bayi yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Beberapa kasus bahkan disertai komplikasi serius seperti pneumonia, diare, hingga infeksi paru-paru. Dua wilayah, Duhiadaa dan Buntulia, bahkan dikategorikan berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) karena jumlah kasus yang signifikan. Ini menegaskan bahwa imunisasi adalah benteng pertahanan paling efektif.

Target Ambisius: 100% Imunisasi Dasar Lengkap pada 2025

Melihat tren yang ada, Dinkes Pohuwato tidak main-main. Mereka menetapkan target ambisius untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) hingga 100 persen pada Desember 2025. Sebuah target yang memang menantang, mengingat capaian imunisasi dasar lengkap di Pohuwato saat ini berada di angka 46,36 persen, menjadikannya urutan kedua tertinggi di Provinsi Gorontalo setelah Kabupaten Boalemo.

“Hal itu telah dilaporkan setiap saat dalam sistem kewaspadaan dini yang terhubung dengan Kementerian Kesehatan. Pemantauannya pun dilakukan secara maksimal setiap saat,” ujar Fidi Mustafa, menunjukkan keseriusan dalam memonitor dan menanggulangi penyebaran penyakit ini.

Campak sendiri secara medis dikategorikan sebagai Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Ini berarti, dengan cakupan imunisasi yang tinggi, kita bisa mencegah lonjakan kasus dan melindungi anak-anak dari risiko komplikasi serius.

Strategi Jitu Dinkes Pohuwato Hadapi Tantangan Imunisasi

Mencapai target 100% imunisasi tentu bukan perkara mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah adanya kelompok masyarakat yang masih menolak imunisasi bagi anak-anak mereka. Namun, Dinkes Pohuwato tidak kehabisan akal.

Mereka menerapkan berbagai strategi kolaboratif dan inovatif, di antaranya:

  • Mengaktifkan Forum Komunikasi: Di tingkat desa dan kecamatan, Dinkes Pohuwato menggalakkan mini lokakarya. Forum ini menjadi wadah untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, hingga tokoh perempuan.
  • Edukasi Menyeluruh: Melalui forum ini, informasi mengenai dampak positif dan manfaat imunisasi disosialisasikan secara masif dan persuasif, diharapkan mampu mengubah persepsi negatif di masyarakat.
  • Koordinasi Lintas Sektor: Dinkes Provinsi Gorontalo juga terus berkoordinasi intensif dengan Dinkes Kabupaten Pohuwato dan seluruh Puskesmas. Upaya ini fokus pada penguatan penemuan kasus, investigasi epidemiologi, dan tindak lanjut laporan kasus secara cepat.
  • Ketersediaan Vaksin dan Surveilans: Memastikan ketersediaan vaksin dan mengintensifkan surveilans penyakit menular menjadi prioritas, tidak hanya fokus pada pengobatan (kuratif), tetapi juga pada pencegahan (preventif).
  • Outbreak Response Immunization (ORI): Jika diperlukan, Dinkes siap melaksanakan ORI atau Imunisasi Respon Wabah dengan target cakupan minimal 95%, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Ini adalah langkah darurat untuk memutus rantai penularan saat terjadi KLB.

Meskipun ada tantangan seperti keterlambatan pelaporan, Dinkes Pohuwato memiliki modal kuat, yaitu tenaga surveilans dan petugas imunisasi yang telah mendapatkan pelatihan khusus, serta ketersediaan logistik imunisasi dan sistem pelaporan kasus secara real-time dari rumah sakit.

Kesimpulan: Bersama Wujudkan Pohuwato Sehat

Lonjakan kasus campak di Pohuwato adalah pengingat betapa krusialnya imunisasi dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak. Upaya Dinkes Pohuwato tingkatkan target imunisasi tangani kasus ini adalah langkah nyata yang patut kita dukung. Dengan target 100% imunisasi pada Desember 2025 dan strategi kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, harapan untuk mewujudkan Pohuwato yang bebas campak dan penyakit menular lainnya semakin cerah.

Mari kita bersama-sama menyukseskan program imunisasi. Pastikan anak-anak kita mendapatkan imunisasi dasar lengkap demi masa depan yang lebih sehat dan terlindungi. Kesehatan adalah investasi terbaik bagi kita semua!