Dinkes Kalbar Gencarkan Edukasi & Kolaborasi: Langkah Strategis Tingkatkan Cakupan Imunisasi Campak/Rubella untuk Masa Depan Anak!

Dipublikasikan 3 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa beberapa penyakit yang dulu sering menyerang anak-anak kini jarang terdengar? Salah satu alasannya adalah imunisasi. Namun, di Kalimantan Barat, ada pekerjaan rumah penting yang sedang digarap serius demi kesehatan generasi penerus.

Dinkes Kalbar Gencarkan Edukasi & Kolaborasi: Langkah Strategis Tingkatkan Cakupan Imunisasi Campak/Rubella untuk Masa Depan Anak!

Dinkes Kalbar tingkatkan cakupan imunisasi campak/rubella menjadi 33,6% melalui edukasi dan kolaborasi untuk melindungi masa depan anak dari komplikasi penyakit.

Hingga Juli 2025, cakupan imunisasi campak/rubella di Kalbar masih di angka 33,6 persen. Angka ini tentu menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (Dinkes Kalbar). Untuk itu, Dinkes Kalbar gencarkan edukasi kolaborasi tingkatkan cakupan imunisasi, khususnya campak/rubella, demi melindungi anak-anak dari ancaman penyakit menular.

Kepala Dinkes Kalbar, dr. Erna Yulianti, menegaskan bahwa upaya ini adalah langkah konkret untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat dan melawan hoaks yang beredar. Mari kita selami lebih dalam strategi yang diterapkan!

Mengapa Imunisasi Campak/Rubella Begitu Penting?

Mungkin sebagian dari kita belum sepenuhnya memahami betapa seriusnya penyakit campak dan rubella jika tidak dicegah. Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus dan bisa menimbulkan komplikasi serius, bahkan mengancam jiwa, terutama pada anak-anak. Campak bisa menyebabkan radang paru-paru hingga radang otak, sementara rubella (campak Jerman) sangat berbahaya bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi.

Imunisasi adalah perisai paling efektif. Dengan satu suntikan, anak-anak terlindungi dari risiko berat. Bayangkan, satu langkah kecil bisa menyelamatkan masa depan mereka dari penyakit yang seharusnya bisa dicegah. Sayangnya, data menunjukkan bahwa masih banyak anak di Kalbar yang belum mendapatkan perlindungan ini. Angka 33,6 persen per Juli 2025 menjadi pengingat bahwa kita semua memiliki peran untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk sehat.

Strategi Jitu Dinkes Kalbar: Edukasi dan Transparansi Informasi

Menyadari pentingnya edukasi, Dinkes Kalbar tidak tinggal diam. Mereka kini fokus pada peningkatan kepercayaan publik melalui pendekatan edukasi yang masif dan transparan. Dr. Erna Yulianti menjelaskan, “Langkah ini diharapkan mampu menghapus keraguan publik sekaligus memperkuat kesadaran bahwa imunisasi menjadi kunci perlindungan kesehatan anak dan pencegahan penyakit menular.” Ini bukan sekadar kampanye, tapi upaya membangun pemahaman yang kuat di akar rumput.

Bagaimana caranya? Mereka melibatkan berbagai pihak penting: tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga kader TP PKK. Para figur ini menjadi ujung tombak dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi langsung kepada warga. Selain itu, tenaga kesehatan di berbagai tingkatan, dari provinsi hingga puskesmas, juga terus diperkuat dengan pelatihan dan pendampingan teknis. Salah satu tantangan terbesar adalah maraknya hoaks terkait vaksin. Dinkes Kalbar berupaya keras meluruskan informasi yang salah dan memberikan fakta-fakta yang valid kepada masyarakat.

Memanfaatkan Kekuatan Digital dan Lintas Sektor

Di era digital ini, informasi menyebar sangat cepat. Dinkes Kalbar pun tak ketinggalan memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan YouTube. Bahkan, ada program talkshow khusus bernama Rotikab (Obrolan Terkini Seputar Kesehatan di Kalimantan Barat) yang aktif menjelaskan manfaat vaksinasi dan risiko jika anak tidak diimunisasi. Ini adalah cara modern untuk menjangkau lebih banyak orang dan memberikan informasi yang akurat.

Tak hanya itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama. Bayangkan, berbagai pihak bersatu padu: pemerintah daerah, sektor swasta, universitas (seperti Universitas Tanjungpura yang juga berkolaborasi dalam peningkatan tenaga medis), organisasi profesi, hingga lembaga internasional. Semua ini bersinergi untuk memperkuat sistem kesehatan, termasuk dalam pencegahan stunting dan berbagai isu kesehatan lainnya.

Wilayah Prioritas dan Ketersediaan Vaksin: Tak Ada yang Terlewat

Fokus utama dalam peningkatan cakupan imunisasi ini adalah di wilayah dengan kasus campak/rubella tertinggi. Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Kubu Raya menjadi tiga daerah prioritas yang mendapatkan perhatian lebih. Hal ini dilakukan agar penanganan bisa lebih terarah dan efektif.

Namun, dr. Erna menegaskan bahwa kabupaten/kota lainnya juga terus didorong untuk meningkatkan cakupannya. Artinya, perhatian merata untuk seluruh Kalbar. Dan yang tak kalah penting, masyarakat tidak perlu khawatir. Stok vaksin campak/rubella (MR) di Kalbar masih memadai. Saat ini tersedia 3.640 vial yang siap didistribusikan sesuai kebutuhan di setiap daerah.

Komitmen Berkelanjutan untuk Kesehatan Kalbar

Upaya Dinkes Kalbar gencarkan edukasi kolaborasi tingkatkan cakupan imunisasi ini hanyalah salah satu bagian dari visi besar untuk menciptakan masyarakat Kalbar yang lebih sehat. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat juga terus merumuskan kebijakan strategis lainnya, seperti:

  • Peningkatan akses layanan kesehatan primer dan rujukan, khususnya di wilayah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
  • Peningkatan literasi dan partisipasi masyarakat melalui kampanye komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait vaksinasi, gizi seimbang, kesehatan mental, dan resistensi antimikroba.
  • Pemanfaatan teknologi kesehatan digital dengan mengembangkan aplikasi kesehatan dan rekam medis elektronik untuk pelayanan yang lebih cepat dan berbasis data.

Dari skrining kesehatan gratis hingga upaya menurunkan stunting, semua program dirancang untuk memastikan setiap warga Kalbar mendapatkan akses terbaik terhadap layanan kesehatan.

Kesimpulan

Jelas terlihat bahwa Dinkes Kalbar serius dalam menghadapi tantangan kesehatan, khususnya dalam meningkatkan cakupan imunisasi campak/rubella. Dengan edukasi masif dan kolaborasi kuat dari berbagai pihak, diharapkan keraguan masyarakat dapat sirna dan kesadaran akan pentingnya imunisasi semakin meningkat. Masa depan anak-anak kita bergantung pada langkah-langkah proaktif ini. Mari bersama-sama mendukung program imunisasi demi generasi Kalimantan Barat yang sehat, kuat, dan bebas dari penyakit menular yang seharusnya bisa dicegah.

FAQ

Tanya: Berapa cakupan imunisasi campak/rubella di Kalimantan Barat saat ini?
Jawab: Hingga Juli 2025, cakupan imunisasi campak/rubella di Kalbar masih di angka 33,6 persen.

Tanya: Mengapa Dinkes Kalbar menganggap rendahnya cakupan imunisasi campak/rubella sebagai masalah serius?
Jawab: Karena campak dan rubella dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan mengancam jiwa, serta rubella berbahaya bagi ibu hamil dan dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi.

Tanya: Apa strategi utama yang dilakukan Dinkes Kalbar untuk meningkatkan cakupan imunisasi campak/rubella?
Jawab: Dinkes Kalbar menggencarkan edukasi dan kolaborasi untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat dan melawan hoaks yang beredar.