Yogyakarta, zekriansyah.com – Warga di Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat, kini sedang dilanda kecemasan. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat di wilayah ini, sebuah kondisi yang patut diwaspadai bersama. Pemerintah setempat bersama dengan fasilitas kesehatan bergerak cepat, salah satunya dengan menggencarkan fogging atau pengasapan.
Ilustrasi: Petugas melakukan fogging di Kelurahan Tipar, Sukabumi, sebagai respons atas lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue yang mengkhawatirkan warga.
Artikel ini akan membahas tuntas mengapa kasus DBD meningkat di Kelurahan Tipar, langkah-langkah penanganan yang diambil, dan yang terpenting, bagaimana peran kita sebagai masyarakat dalam mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD. Mari kita simak informasi penting ini demi menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan kita.
Waspada! Lonjakan Kasus DBD di Kelurahan Tipar, Sukabumi
Peningkatan kasus DBD memang menjadi perhatian serius di Kelurahan Tipar. Lurah Tipar, Cecep Kuswandi, mengungkapkan bahwa ada peningkatan kasus DBD yang signifikan di wilayahnya. Kondisi ini membuat pihak kelurahan harus bertindak cepat, berkolaborasi dengan puskesmas setempat.
“Kami lakukan fogging untuk mencegah penyebaran DBD,” kata Cecep, seperti dikutip pada Kamis (4/9). Tindakan pengasapan ini sudah dimulai sejak Rabu (3/9). Sayangnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Wita Darmawanti, juga mengonfirmasi adanya satu warga di Kelurahan Tipar yang positif meninggal dunia akibat DBD. Ini menjadi pengingat betapa seriusnya ancaman penyakit ini.
Gerak Cepat: Fogging Gencar Dilakukan di Wilayah Terdampak
Sebagai respons terhadap lonjakan kasus DBD, Kelurahan Tipar langsung menggencarkan fogging. Pengasapan ini menjadi langkah cepat untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti dewasa yang bertebangan di lingkungan. Namun, perlu diingat bahwa fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak jentiknya.
Tak hanya di Kelurahan Tipar, langkah serupa juga dilakukan di wilayah lain di Kota Sukabumi yang mulai melaporkan kasus DBD. Contohnya, di Kelurahan Gunung Parang, Kecamatan Cikole, fogging juga gencar dilaksanakan menyusul laporan peningkatan populasi nyamuk dan ditemukannya kasus positif DBD. Camat Cikole, Caesar Anwar, menegaskan bahwa ini adalah upaya preventif agar penyebaran nyamuk tidak meluas dan membahayakan warga.
Lebih dari Sekadar Fogging: Pentingnya Gerakan 3M Plus
Meskipun fogging penting, ini bukanlah satu-satunya solusi. Upaya paling efektif untuk mencegah DBD adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin, terutama melalui Gerakan 3M Plus. Wita Darmawanti dari Dinkes Kota Sukabumi dan Lurah Tipar Cecep Kuswandi sama-sama menekankan pentingnya peran masyarakat dalam gerakan ini.
Apa saja itu 3M Plus?
- Menguras tempat penampungan air (bak mandi, vas bunga, penampungan dispenser) minimal seminggu sekali.
- Menutup rapat semua wadah penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
- Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air hujan dan menjadi sarang nyamuk.
- Plus upaya tambahan seperti:
- Menggunakan obat nyamuk atau kelambu saat tidur.
- Memelihara ikan pemakan jentik di kolam.
- Menaburkan bubuk abate (larvasida) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
Langkah abatisasi selektif ini juga dilakukan oleh Dinas Kesehatan di beberapa wilayah, termasuk di Tanjungpinang, untuk menghambat siklus hidup nyamuk sejak fase jentik.
Data Kasus DBD di Kota Sukabumi: Tren yang Perlu Diwaspadai
Data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menunjukkan tren kasus DBD yang cenderung meningkat. Dari Januari hingga Juli 2025, tercatat sebanyak 538 kasus DBD di Kota Sukabumi. Angka ini kemungkinan terus bertambah mengingat kondisi cuaca yang fluktuatif, seperti curah hujan tinggi dan perubahan suhu, yang sangat disukai nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.
Berikut adalah rincian kasus DBD per bulan di Kota Sukabumi pada tahun 2025:
Bulan | Jumlah Kasus |
---|---|
Januari | 71 |
Februari | 48 |
Maret | 71 |
April | 74 |
Mei | 83 |
Juni | 110 |
Juli | 81 |
Total | 538 |
Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Januari-Juli 2024 tercatat 1.194 kasus), tren peningkatan di awal tahun hingga pertengahan 2025 tetap menjadi peringatan bagi kita semua untuk tidak lengah.
Kenali Gejala DBD dan Langkah Penanganan Awal
Masyarakat juga diimbau untuk mengenali gejala DBD agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin. Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala berikut, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat:
- Demam tinggi mendadak (bisa mencapai 40°C).
- Nyeri kepala yang parah.
- Nyeri otot dan sendi.
- Mual dan muntah.
- Muncul bintik-bintik merah di kulit.
- Tanda-tanda perdarahan lain seperti mimisan.
Pemeriksaan lebih lanjut di puskesmas atau rumah sakit sangat penting untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Mari Bersama Lawan DBD!
Peningkatan kasus DBD di Kelurahan Tipar dan wilayah lain di Sukabumi menjadi alarm bagi kita semua. Meskipun fogging gencar dilakukan sebagai langkah tanggap darurat, kunci utama pencegahan Demam Berdarah Dengue ada di tangan kita. Mari bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, melaksanakan Gerakan 3M Plus secara rutin, dan lebih peka terhadap gejala penyakit ini.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Dengan kepedulian dan kerja sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang bebas dari ancaman DBD. Mari mulai dari rumah kita sendiri, karena mencegah lebih baik daripada mengobati!