Dinkes Catat 863 Kasus DBD di Kabupaten Tangerang Sepanjang 2025, Satu Korban Meninggal Dunia

Dipublikasikan 11 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menunjukkan taringnya di Kabupaten Tangerang. Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang mengungkapkan angka yang cukup mengkhawatirkan: 863 kasus DBD telah teridentifikasi sejak Januari hingga Agustus tahun 2025 ini. Yang lebih memprihatinkan, satu dari penderita tersebut meninggal dunia.

Dinkes Catat 863 Kasus DBD di Kabupaten Tangerang Sepanjang 2025, Satu Korban Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan mencatat 863 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tangerang sepanjang Januari-Agustus 2025, dengan satu korban meninggal dunia.

Melihat angka ini, penting bagi kita semua untuk memahami situasi dan langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Artikel ini akan mengulas detail kasus DBD di Kabupaten Tangerang, upaya yang telah dilakukan, serta peran kita sebagai masyarakat untuk memutus rantai penyebaran penyakit yang dibawa nyamuk ini.

Angka Kasus yang Fluktuatif dan Satu Nyawa Melayang

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi, pada Senin (11/8/2025), mengonfirmasi data 863 kasus DBD yang terjadi dalam kurun waktu delapan bulan pertama tahun ini. Dari jumlah tersebut, satu kasus berujung pada kematian. Namun, Hendra menjelaskan bahwa pasien yang meninggal dunia tersebut juga memiliki penyakit penyerta, yang memperparah kondisinya.

Tren kasus DBD di Kabupaten Tangerang sendiri dilaporkan mengalami kondisi yang fluktuatif atau tidak stabil. Artinya, jumlah kasus bisa naik dan turun dalam periode tertentu. Meskipun demikian, pihak Dinkes terus berupaya menekan angka ini dengan berbagai langkah.

Mengapa DBD Masih Menjadi Ancaman Serius?

Demam Berdarah Dengue (DBD) memang tergolong sebagai penyakit endemis di banyak wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Tangerang. Penyakit ini cenderung muncul setiap bulan, dan peningkatannya seringkali terlihat jelas saat musim hujan tiba. Mengapa demikian? Karena musim hujan menciptakan lebih banyak genangan air yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Nyamuk betina inilah yang menjadi vektor penular virus Dengue. Gigitannya bisa menyebabkan demam tinggi, nyeri otot, ruam, hingga komplikasi serius yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Strategi Dinkes Kabupaten Tangerang dalam Menghadapi DBD

Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tidak tinggal diam. Berbagai upaya pencegahan terus digalakkan untuk menekan angka kasus dan mencegah meluasnya penyebaran DBD.

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Adalah Kunci Utama

Salah satu fokus utama Dinkes adalah mendorong masyarakat untuk aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin di lingkungan masing-masing. Ini adalah langkah paling efektif dan berkelanjutan. PSN dilakukan dengan gerakan 3M Plus:

  • Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, atau penampung air lainnya setidaknya seminggu sekali.
  • Menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
  • Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, seperti ban bekas, kaleng, atau botol.

Ditambah “Plus” yaitu upaya pencegahan tambahan seperti menaburkan bubuk Abate pada tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu saat tidur, atau mengoleskan lotion antinyamuk.

Peran Abate dan Fogging

Selain PSN, Dinkes juga mengimbau masyarakat dan pengurus RT untuk memberikan obat Abate pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Abate adalah larvasida yang efektif membunuh jentik nyamuk.

Untuk kasus-kasus tertentu, Dinkes Kabupaten Tangerang juga mengerahkan petugas untuk melakukan pengasapan atau fogging. Tindakan fogging ini dilakukan dalam radius 100 meter dari lokasi ditemukan kasus DBD, terutama jika ada temuan jentik nyamuk atau kasus kematian. Fogging bertujuan untuk membunuh nyamuk dewasa yang sudah terinfeksi dan berpotensi menularkan virus.

Peran Serta Masyarakat Sangat Diharapkan

Meskipun Dinkes telah melakukan berbagai upaya, keberhasilan dalam menekan kasus DBD sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan adalah benteng pertahanan paling awal dan efektif.

Mari bersama-sama tingkatkan kewaspadaan. Periksa lingkungan sekitar rumah kita, pastikan tidak ada genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Ingatlah, satu rumah bersih dari jentik nyamuk berarti satu keluarga terlindungi dari ancaman DBD. Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, kita berharap kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Tangerang dapat terus menurun, demi terwujudnya lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi kita semua.