Daftar Penyakit Mental Paling Umum Menurut WHO yang Wajib Diketahui

Dipublikasikan 23 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kesehatan mental adalah bagian tak terpisahkan dari kesejahteraan kita secara keseluruhan, sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap remeh atau bahkan menstigmatisasi kondisi ini. Padahal, menurut data dari World Health Organization (WHO), masalah kesehatan mental adalah isu global yang memengaruhi jutaan orang. Bayangkan saja, satu dari delapan orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan mental. Angka ini bahkan lebih tinggi pada orang dewasa, di mana satu dari empat orang diperkirakan mengalami gangguan mental.

Daftar Penyakit Mental Paling Umum Menurut WHO yang Wajib Diketahui

Ilustrasi ini menggambarkan pentingnya kesadaran akan penyakit mental umum yang diidentifikasi oleh WHO untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Mengenali daftar penyakit mental paling umum WHO orang adalah langkah awal yang sangat penting. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa lebih peka terhadap diri sendiri maupun orang di sekitar, serta mencari bantuan profesional jika diperlukan. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami beberapa jenis gangguan mental yang paling sering terjadi, lengkap dengan gejala dan sedikit gambaran penanganannya. Mari kita pahami bersama agar kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan inklusif.

Mengapa Penting Mengenali Gangguan Mental?

Mungkin Anda bertanya, “Kenapa saya harus tahu tentang ini?” Jawabannya sederhana: kesadaran adalah kunci. Sama seperti kita mengenali gejala flu atau demam, memahami tanda-tanda gangguan mental dapat membantu deteksi dini. Deteksi dini ini krusial untuk mencegah kondisi memburuk dan memungkinkan penanganan yang lebih efektif. Ingat, gangguan mental bukanlah tanda kelemahan, melainkan kondisi medis yang memerlukan perhatian dan perawatan.

Daftar Penyakit Mental Paling Umum Menurut WHO dan Para Ahli

Berikut adalah beberapa jenis gangguan mental yang sering dijumpai di masyarakat, berdasarkan data dan informasi dari WHO serta berbagai sumber kesehatan terkemuka:

1. Depresi

Depresi bukan sekadar perasaan sedih biasa yang datang dan pergi. Ini adalah gangguan kesehatan mental serius yang membuat seseorang merasa sedih berkepanjangan, kehilangan minat pada aktivitas yang dulu disukai, dan energi menurun drastis. WHO bahkan menyebut depresi sebagai salah satu penyebab utama disabilitas di dunia, dengan lebih dari 280 juta orang mengalaminya pada tahun 2021.

Gejala Depresi yang Perlu Diwaspadai:

  • Perasaan sedih, hampa, atau murung yang terus-menerus.
  • Kehilangan semangat dan energi.
  • Perubahan nafsu makan atau pola tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan).
  • Merasa pesimis, tidak berguna, atau bersalah secara berlebihan.
  • Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.
  • Gelisah atau tidak tenang.
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Depresi bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari peristiwa traumatis, riwayat keluarga, hingga masalah kesehatan fisik kronis. Penanganannya umumnya melibatkan terapi psikososial (seperti psikoterapi) dan, jika diperlukan, obat antidepresan.

2. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders)

Merasa cemas adalah hal normal, misalnya saat menghadapi wawancara kerja. Namun, jika perasaan takut, cemas, dan khawatir ini menjadi berlebihan, sulit dikendalikan, dan seringkali tanpa alasan yang jelas, ini bisa jadi tanda gangguan kecemasan. Kondisi ini bisa berlangsung lama dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Beberapa Jenis Gangguan Kecemasan Umum:

  • Gangguan Kecemasan Umum (GAD): Cemas berlebihan yang sulit dikendalikan tentang berbagai hal.
  • Gangguan Kecemasan Sosial (GAK): Takut dan cemas berlebihan dalam situasi sosial.
  • Fobia: Ketakutan irasional terhadap objek atau situasi tertentu (misalnya, takut ketinggian).
  • Gangguan Panik: Serangan panik tiba-tiba yang disertai gejala fisik intens seperti jantung berdebar atau sesak napas.

Gejala Umum Gangguan Kecemasan:

  • Gejala Psikologis: Gelisah, tegang, sulit tenang, sulit konsentrasi, gangguan tidur.
  • Gejala Fisik: Sakit kepala, nyeri otot, mual, napas tersengal, keringat dingin, jantung berdebar.

Penyebabnya bisa beragam, mulai dari ketidakseimbangan kimia otak, kelainan otak, faktor genetik, hingga stres atau trauma. Konsultasi dengan profesional kesehatan mental sangat dianjurkan.

3. Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, dari puncak kegembiraan (fase mania) ke lembah kesedihan yang mendalam (fase depresi) secara drastis. Perubahan ini bisa sangat memengaruhi energi, perilaku, dan kemampuan berpikir penderitanya.

Ciri Khas Fase Bipolar:

  • Fase Mania: Sangat bersemangat, merasa bisa melakukan banyak hal, berbicara sangat cepat, sensitif, mudah tersinggung, hingga melakukan tindakan impulsif yang merugikan (misalnya, menghamburkan uang).
  • Fase Depresi: Gejala mirip depresi biasa: lelah, hampa, sangat sedih, kehilangan nafsu makan, tidak berminat pada aktivitas, merasa tidak berharga dan putus asa.

Meskipun gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup, terapi dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

4. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikosis serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Penderitanya seringkali kesulitan membedakan antara kenyataan dan pikirannya sendiri.

Gejala Skizofrenia yang Sering Muncul:

  • Delusi: Keyakinan palsu yang kuat, seperti merasa dikendalikan atau dikejar, meskipun ada bukti yang menyangkalnya.
  • Halusinasi: Merasakan sesuatu yang tidak nyata, seperti mendengar suara-suara atau melihat bayangan.
  • Ketidakmampuan Berbicara Koheren: Bicara kacau, sulit dimengerti, atau melompat-lompat topik.
  • Kehilangan Motivasi: Tidak bersemangat melakukan aktivitas atau berinteraksi sosial.
  • Curiga berlebihan dan paranoid.
  • Kumal dan kotor (tidak mempedulikan kebersihan diri).

Ketidakseimbangan zat kimia otak dan masalah perkembangan otak dipercaya menjadi faktor utama penyebab skizofrenia. Penanganan jangka panjang dengan obat antipsikotik dan rehabilitasi psikososial sangat penting.

5. Gangguan Makan (Eating Disorders)

Gangguan makan adalah kondisi serius yang berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan makan yang tidak sehat, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan emosi. Tubuh bisa kekurangan nutrisi atau justru kelebihan berat badan, merusak organ vital.

Jenis Gangguan Makan yang Umum:

  • Anoreksia Nervosa: Terobsesi untuk kurus, makan sangat sedikit, dan menyangkal rasa lapar meskipun berat badan di bawah rata-rata.
  • Bulimia Nervosa: Mengonsumsi makanan dalam jumlah sangat banyak (binge eating), lalu berusaha memuntahkannya kembali atau menggunakan pencahar.
  • Binge Eating Disorder: Makan berlebihan secara kompulsif tanpa diikuti perilaku kompensasi (seperti memuntahkan).

Penyebabnya seringkali kompleks, melibatkan tekanan sosial, citra tubuh negatif, dan faktor psikologis. Penanganan membutuhkan tim multidisipliner (psikolog, psikiater, ahli gizi).

6. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)

OCD adalah gangguan mental yang ditandai dengan adanya pikiran obsesif (pikiran mengganggu yang berulang dan tidak diinginkan) dan perilaku kompulsif (tindakan berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi). Jika tidak melakukan tindakan kompulsif, penderita akan merasa sangat cemas.

Contoh Umum OCD:

  • Terobsesi dengan kebersihan dan kuman, sehingga sering mencuci tangan berulang kali.
  • Merasa perlu mengecek ulang kunci pintu, kompor, atau setrika berkali-kali.
  • Memiliki ritual angka tertentu, misalnya harus melakukan sesuatu sebanyak tiga kali.

Terapi perilaku kognitif (CBT), terutama terapi eksposur dan pencegahan respons (ERP), sangat efektif dalam menangani OCD.

7. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

PTSD adalah gangguan mental yang berkembang setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang mengerikan, seperti kecelakaan, bencana alam, kekerasan fisik, atau pelecehan seksual. Meskipun kejadian sudah berlalu, ingatan dan ketakutan akan peristiwa tersebut terus menghantui.

Gejala PTSD Meliputi:

  • Kilas Balik (Flashbacks): Merasa seperti mengalami kembali peristiwa traumatis tersebut.
  • Mimpi buruk berulang terkait trauma.
  • Menghindari tempat, aktivitas, atau orang yang mengingatkan pada trauma.
  • Perasaan cemas berlebihan, mudah terkejut, sulit tidur, dan mudah marah.
  • Mati rasa emosional atau merasa terasing dari orang lain.

Psikoterapi seperti EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) dan CBT sangat direkomendasikan untuk penanganan PTSD.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Memahami daftar penyakit mental paling umum WHO orang ini adalah langkah awal yang baik. Namun, jangan pernah ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, menyebabkan penderitaan, atau bahkan muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Seorang psikolog atau psikiater dapat melakukan evaluasi menyeluruh, menegakkan diagnosis yang tepat, dan merekomendasikan penanganan yang sesuai, baik itu psikoterapi, pemberian obat-obatan, atau kombinasi keduanya. Ingatlah, mencari bantuan adalah tindakan berani, bukan tanda kelemahan.

Mari Dukung Kesehatan Mental Bersama

Gangguan mental bukanlah aib. Sama seperti penyakit fisik, kondisi ini memerlukan pemahaman, dukungan, dan penanganan yang tepat. Dengan meningkatkan kesadaran tentang daftar penyakit mental paling umum WHO orang, kita bisa mengurangi stigma, mendorong orang untuk mencari bantuan, dan membangun masyarakat yang lebih peduli terhadap kesehatan jiwa.

Jangan biarkan kesehatan mental Anda atau orang terdekat terabaikan. Dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam proses pemulihan. Mari bersama-sama menciptakan ruang yang aman dan suportif bagi siapa pun yang berjuang dengan kondisi kesehatan mental.

FAQ

Tanya: Berapa banyak orang di dunia yang hidup dengan gangguan mental menurut WHO?
Jawab: Menurut WHO, satu dari delapan orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan mental, dengan angka lebih tinggi pada orang dewasa.

Tanya: Mengapa mengenali gangguan mental itu penting?
Jawab: Mengenali gangguan mental penting untuk deteksi dini, mencegah kondisi memburuk, dan memungkinkan penanganan yang lebih efektif.

Tanya: Apa saja daftar penyakit mental paling umum yang dibahas dalam artikel ini?
Jawab: Artikel ini akan membahas beberapa jenis gangguan mental yang paling sering terjadi menurut data WHO, lengkap dengan gejala dan penanganannya.