Yogyakarta, zekriansyah.com – Melihat si kecil tiba-tiba mengalami kejang tentu menjadi momen yang sangat mengkhawatirkan bagi setiap orang tua. Jantung rasanya langsung berdebar kencang, dan kepanikan bisa saja membuat kita bingung harus berbuat apa. Namun, tahukah Anda bahwa jangan panik adalah kunci utama? Dengan tetap tenang, Anda bisa memberikan pertolongan pertama anak kejang yang tepat dan efektif, sehingga kondisi buah hati tetap aman sebelum mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Ilustrasi menggambarkan momen penting penanganan anak kejang di rumah, menekankan pentingnya kesigapan orang tua dalam mengenali gejala dan memberikan pertolongan pertama yang tepat untuk mencegah kepanikan.
Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah cara menangani anak kejang, khususnya kejang demam yang sering terjadi, serta kapan Anda harus segera mencari bantuan medis. Mari kita pahami bersama agar Anda lebih siap menghadapi situasi ini.
Mengenali Kejang pada Anak: Bukan Sekadar Demam Biasa
Kejang adalah kondisi di mana terjadi aktivitas listrik yang tidak normal di otak, menyebabkan gerakan tubuh yang tidak terkendali, perubahan perilaku, atau bahkan hilangnya kesadaran. Pada anak-anak, kejang demam adalah jenis yang paling umum. Kondisi ini biasanya menyerang anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dan dipicu oleh kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat, seringkali di atas 38°C atau bahkan 39°C.
Sebagian besar kasus kejang demam tidak berbahaya dan akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu singkat, biasanya kurang dari 5 menit. Namun, penting untuk tetap waspada dan tahu cara menanganinya dengan benar.
Gejala Kejang yang Perlu Dikenali
Bagaimana Anda bisa tahu jika anak Anda sedang mengalami kejang? Berikut adalah beberapa gejala yang umum terjadi:
- Suhu tubuh meningkat di atas 38°C.
- Seluruh tubuh anak, terutama lengan dan tungkai, terlihat kaku, gemetar, atau menyentak-nyentak tanpa kontrol.
- Bola mata berputar ke atas atau mendelik.
- Anak tidak merespons saat dipanggil atau diajak bicara, bahkan mungkin pingsan atau kehilangan kesadaran.
- Kadang disertai dengan mengerang, menggigit lidah, atau buang air kecil tiba-tiba, dan bisa juga mulut berbusa.
Langkah Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang
Ketika si kecil mengalami kejang, setiap detik terasa sangat berharga. Ingat, jangan panik! Tarik napas dalam-dalam dan ikuti langkah-langkah pertolongan pertama anak kejang berikut ini:
1. Tetap Tenang, Kunci Utama!
Kepanikan hanya akan menghambat Anda berpikir jernih. Cobalah bersikap tenang agar bisa memberikan cara menangani anak kejang dengan baik. Segera lihat jam dan catat berapa lama kejang berlangsung. Informasi ini sangat penting bagi dokter.
2. Pindahkan Anak ke Tempat Aman dan Datar
Segera baringkan anak di permukaan yang datar dan luas, seperti lantai atau tempat tidur. Jauhkan semua benda tajam, keras, atau berbahaya di sekitarnya (seperti sudut meja atau mainan) agar anak tidak terbentur atau terluka selama kejang.
3. Posisikan Anak Menyamping
Ini adalah langkah krusial. Miringkan tubuh anak ke salah satu sisi (posisi pemulihan). Posisi ini sangat penting untuk mencegah anak tersedak jika ia muntah atau mengeluarkan air liur, sehingga saluran pernapasannya tetap terbuka. Anda bisa sedikit menekuk tungkai bawahnya ke arah perut untuk menjaga posisi ini.
4. Longgarkan Pakaian Anak
Buka kancing baju atau longgarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher anak. Ini akan membantu anak bernapas lebih mudah dan mengurangi rasa tidak nyaman.
5. JANGAN Masukkan Benda Apapun ke Mulut!
Ini adalah kesalahan umum yang harus dihindari. Jangan pernah memasukkan jari, sendok, kain, atau benda apa pun ke dalam mulut anak saat ia kejang. Tindakan ini tidak akan mencegah lidah tergigit, justru berisiko melukai gigi, gusi, rahang, atau bahkan menyumbat jalan napas anak. Lidah tidak akan tertelan saat kejang.
6. Jangan Tahan Gerakan Anak
Meskipun naluri Anda mungkin ingin menahan gerakan kejang anak, jangan menahan atau menghentikan kejang secara paksa. Tindakan ini dapat menyebabkan cedera, seperti patah tulang. Cukup pastikan posisi tubuhnya tetap aman dan jauh dari benturan.
7. Amati dan Catat Detail Kejang
Sambil mendampingi, perhatikan dengan saksama apa yang terjadi. Selain durasi, catat juga bagian tubuh mana yang bergerak (seluruh tubuh atau hanya sebagian), apakah ada perubahan warna kulit (misalnya menjadi pucat atau kebiruan), dan respons anak. Detail ini akan sangat membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat.
8. Bantu Turunkan Demam (Jika Kejang Demam)
Setelah kejang berhenti dan anak mulai sadar, jika penyebabnya adalah demam tinggi, Anda bisa bantu menurunkan suhu tubuhnya. Berikan kompres air hangat pada area pembuluh darah besar seperti ketiak, lipatan paha, atau leher. Anda juga bisa menyeka seluruh tubuh anak dengan air hangat. Jika ada obat penurun panas yang diresepkan dokter dan anak sudah bisa menelan, berikan sesuai dosis.
Kapan Harus Segera Mencari Bantuan Medis?
Meskipun sebagian besar kejang demam tidak berbahaya, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda segera membawa anak ke unit gawat darurat (UGD) atau menghubungi ambulans:
- Kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
- Kejang hanya terjadi pada beberapa bagian tubuh, bukan seluruhnya.
- Anak kesulitan bernapas, atau wajah dan bibirnya menjadi pucat atau kebiruan.
- Kejang berulang dalam waktu 24 jam.
- Anak tidak sadar atau tampak sangat lemas lama setelah kejang berhenti.
- Ini adalah kejang pertama kali yang dialami anak Anda.
- Kejang disertai gejala lain yang mengkhawatirkan seperti leher kaku, ruam kulit, muntah parah, atau jika kejang didahului oleh cedera kepala.
- Anak yang mengalami kejang berusia di atas 5-6 tahun, karena kejang demam jarang terjadi pada usia tersebut dan mungkin mengindikasikan penyebab lain.
Pentingnya Pemeriksaan Dokter Setelah Kejang
Apapun penyebab kejangnya, setelah kejang berhenti dan Anda telah memberikan pertolongan pertama, tetap bawa anak ke dokter. Dokter perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kejang yang dialami anak Anda.
Beberapa penyebab kejang pada anak selain demam yang perlu diwaspadai antara lain:
- Epilepsi: Jika kejang memiliki pola yang sama setiap kali terjadi dan berulang.
- Cedera kepala: Kejang bisa muncul setelah cedera kepala, terutama jika ada kerusakan permanen pada otak.
- Meningitis: Peradangan pada selaput otak yang bisa disertai demam, rewel, sakit kepala, atau ruam.
Kesimpulan
Menghadapi anak kejang memang menakutkan, tetapi ingatlah bahwa jangan panik adalah langkah awal yang paling penting. Dengan memahami cara menangani anak kejang dan memberikan pertolongan pertama yang tepat, Anda dapat menjaga si kecil tetap aman. Selalu amati kondisi anak dengan cermat dan jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis jika ada tanda-tanda darurat. Kesehatan buah hati adalah prioritas utama kita!
FAQ
Tanya: Apa saja gejala umum kejang pada anak yang perlu diwaspadai orang tua?
Jawab: Gejala umum meliputi gerakan tubuh yang tidak terkendali, perubahan perilaku mendadak, atau hilangnya kesadaran.
Tanya: Apakah kejang demam pada anak selalu berbahaya?
Jawab: Sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan akan berhenti sendiri, namun tetap penting untuk menanganinya dengan tepat.
Tanya: Berapa lama biasanya kejang demam pada anak berlangsung?
Jawab: Kejang demam pada anak biasanya berlangsung kurang dari 5 menit.
Tanya: Kapan saya harus segera mencari bantuan medis saat anak mengalami kejang?
Jawab: Segera cari bantuan medis jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, anak kesulitan bernapas, atau mengalami cedera saat kejang.