Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar kurang menyenangkan datang dari Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Kasus campak di Mempawah meledak dengan peningkatan yang cukup mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan puluhan anak positif imunisasi yang belum lengkap kini menjadi sorotan utama. Situasi ini menjadi pengingat serius bagi kita semua akan pentingnya melindungi buah hati dari penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah.
Puluhan anak di Mempawah terjangkit campak akibat rendahnya cakupan imunisasi, menyoroti urgensi vaksinasi lengkap sebagai benteng pertahanan terhadap penyakit menular.
Artikel ini akan membahas tuntas mengapa wabah campak ini terjadi, apa risikonya, dan langkah-langkah penting yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan anak dan komunitas. Mari kita pahami bersama agar kita bisa bertindak tepat dan melindungi keluarga.
Lonjakan Kasus Campak di Mempawah: Angka Meningkat Drastis
Sejak awal tahun hingga Agustus 2025, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPP-KB) Kabupaten Mempawah mencatat adanya peningkatan kasus campak yang signifikan. Angka ini jauh melampaui total kasus positif sepanjang tahun sebelumnya.
Berikut perbandingan kasus campak di Mempawah:
Periode | Kasus Suspek | Kasus Terkonfirmasi Positif |
---|---|---|
Januari-Agustus 2025 | 87 | 44 |
Sepanjang Tahun 2024 | – | 24 |
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKPP-KB Mempawah, Harun Arrasyid, mengungkapkan bahwa penyebaran campak di Mempawah terjadi di seluruh kecamatan. Meskipun demikian, ia memastikan belum ada laporan kematian akibat campak di wilayah ini, suatu kabar baik di tengah lonjakan kasus. Namun, di daerah lain seperti Sumenep, Jawa Timur, dan Pamekasan, Jawa Timur, kasus campak telah merenggut nyawa belasan hingga puluhan anak, menjadi alarm keras bagi seluruh Indonesia.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Mempawah, tetapi juga meluas di beberapa daerah lain di Kalimantan Barat seperti Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. RSUD dr. Soedarso Pontianak bahkan mencatat 37 anak harus dirawat karena campak pada Agustus 2025.
Mengapa Anak-anak Positif Campak? Sorotan pada Imunisasi yang Tak Lengkap
Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa banyak anak positif campak? Ternyata, sebagian besar penderita campak di Mempawah memiliki riwayat imunisasi campak yang tidak lengkap. Bahkan, ada yang sama sekali belum pernah mendapatkan suntikan imunisasi.
“Padahal, imunisasi adalah cara yang paling efektif untuk memutus mata rantai penyebaran kasus campak di masyarakat,” tegas Harun Arrasyid. Namun, ia mengakui bahwa cakupan imunisasi masih terhambat oleh berbagai faktor.
Hoaks dan Keraguan Orang Tua: Tantangan Utama Cakupan Imunisasi
Salah satu faktor terbesar yang menghambat cakupan imunisasi adalah masih banyaknya orang tua yang termakan informasi hoaks. Isu-isu seperti keraguan terhadap kehalalan vaksin, efek samping yang dibesar-besarkan, hingga anggapan bahwa imunisasi tidak bermanfaat, seringkali membuat orang tua ragu.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, bahkan secara tegas mengingatkan, “Sekarang kan banyak berita-berita WhatsApp mengenai jangan imunisasi, jangan vaksinasi. Teman-teman, itu sangat berbahaya dan jahat. Karena kita lihat sampai meninggal 20 anak, hanya gara-gara masyarakat diteror berita-berita itu.”
Data nasional dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa cakupan imunisasi campak-rubela (MR) dosis pertama (MR1) pada 2024 mencapai 92%, sedangkan dosis kedua (MR2) hanya 82,3%. Angka ini masih di bawah target minimal 95% yang diperlukan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Jika kekebalan kelompok tidak tercapai, virus akan lebih mudah menyebar dan menyebabkan wabah campak.
Lebih dari Sekadar Ruam: Bahaya dan Komplikasi Campak yang Serius
Campak, atau measles, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menyebar melalui percikan air liur (droplet) saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Tingkat penularannya sangat tinggi; satu orang penderita bisa menularkan ke 18 orang lain di sekitarnya yang belum memiliki kekebalan.
Gejala campak seringkali diawali dengan demam tinggi mendadak, pilek, batuk kering, mata merah dan berair, serta tubuh lemas. Tanda khas lain yang sering muncul sebelum ruam adalah Koplik spot, yaitu bercak putih kecil di dalam mulut. Setelah itu, barulah ruam kemerahan muncul mulai dari wajah, leher, lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Yang perlu diwaspadai adalah komplikasi serius yang bisa ditimbulkan oleh campak, terutama pada anak kecil, orang dengan gizi buruk, atau daya tahan tubuh lemah. Komplikasi ini meliputi:
- Pneumonia (radang paru): Ini adalah penyebab utama kematian akibat campak.
- Diare berat: Dapat menyebabkan dehidrasi parah.
- Otitis media (infeksi telinga tengah): Bisa menyebabkan gangguan pendengaran.
- Ensefalitis (radang otak): Komplikasi paling berbahaya yang bisa berakibat fatal atau menyebabkan cacat permanen.
- Malnutrisi: Anak menjadi semakin kurus karena nafsu makan yang menurun drastis.
- SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis): Penyakit saraf fatal yang muncul bertahun-tahun setelah infeksi campak masa kanak-kanak dan belum ada obatnya.
Tragisnya, seperti yang terjadi di Sumenep, 17 hingga 20 anak meninggal dunia akibat campak, dan sebagian besar dari mereka tidak memiliki riwayat imunisasi yang lengkap. Ini adalah pengingat betapa berbahayanya campak jika tidak ditangani dengan tepat.
Imunisasi: Perisai Terpenting untuk Melindungi Anak Kita
Untungnya, campak bisa dicegah dengan sangat efektif melalui imunisasi. Vaksin MR (Measles-Rubella) atau MMR adalah perisai terbaik yang bisa kita berikan untuk anak-anak.
Jadwal imunisasi campak yang direkomendasikan adalah:
- Dosis pertama: Usia 9 bulan.
- Dosis kedua: Usia 18 bulan.
- Dosis lanjutan: Saat anak masuk Sekolah Dasar (usia 5-7 tahun).
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, mengimbau para orang tua untuk segera membawa anak-anak mereka menjalani imunisasi. “Kita mengimbau untuk bapak-ibu yang punya anak, terutama anak yang bayi, kalau umurnya sudah cukup untuk suntik campak, silakan untuk dibawa ke tempat terdekat, puskesmas, ataupun rumah sakit,” ujarnya.
Selain imunisasi, langkah-langkah pencegahan lain yang penting adalah:
- Jaga kebersihan lingkungan dan diri, termasuk rajin mencuci tangan.
- Hindari kontak langsung dengan penderita campak.
- Lakukan isolasi jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis campak.
- Pastikan gizi anak cukup dan berikan Vitamin A sesuai anjuran jika anak sakit.
- Jangan mudah percaya hoaks tentang imunisasi. Selalu rujuk informasi dari sumber resmi seperti Kementerian Kesehatan atau tenaga medis.
Kesimpulan
Kasus campak di Mempawah meledak dan menjadi peringatan serius bahwa kita harus lebih proaktif dalam melindungi anak-anak kita. Lonjakan kasus, terutama pada anak positif imunisasi yang tidak lengkap, menegaskan bahwa vaksinasi adalah benteng pertahanan paling ampuh.
Jangan tunda lagi! Pastikan anak Anda mendapatkan imunisasi campak lengkap sesuai jadwal. Jika ada keraguan, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Ingat, pencegahan campak bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, terutama para orang tua. Mari bersama-sama wujudkan lingkungan yang sehat dan bebas campak untuk generasi penerus kita.