Musim panas 2025 kembali menjadi periode yang penuh gejolak dan spekulasi bagi Manchester United. Klub berjuluk Setan Merah ini, yang tengah berjuang mengembalikan kejayaan di kancah domestik maupun Eropa, dihadapkan pada dilema klasik bursa transfer: bagaimana mendatangkan talenta terbaik di tengah keterbatasan finansial dan sekaligus melepas pemain-pemain yang dianggap tidak lagi sesuai dengan visi tim. Fokus utama pada jendela transfer kali ini adalah fenomena “bintang terbuang” – baik itu pemain yang diincar dari klub lain karena statusnya yang terpinggirkan, maupun pemain-pemain United sendiri yang kini berstatus siap dilepas.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas strategi transfer Manchester United di musim panas 2025, menganalisis target-target utama mereka dari kategori “bintang terbuang” klub lain, serta menyoroti para pemain Old Trafford yang kini berada di ambang pintu keluar. Lebih dari sekadar daftar nama, kita akan menyelami implikasi finansial dan taktis dari setiap manuver, serta bagaimana semua ini membentuk fondasi kebangkitan Manchester United di bawah era kepemilikan baru.
Era Baru di Old Trafford: Antara Ambisi dan Realita Finansial
Kedatangan Sir Jim Ratcliffe dan Grup INEOS sebagai pemilik minoritas Manchester United telah membawa angin segar, sekaligus ekspektasi besar akan perubahan signifikan. Setelah musim 2024/2025 yang mengecewakan, di mana Setan Merah gagal mengamankan tiket Liga Champions dan terpuruk di posisi ke-16 klasemen Liga Primer, restrukturisasi tim menjadi sebuah keniscayaan. Keputusan klub untuk menerapkan kebijakan transfer “jual untuk membeli” mencerminkan realitas finansial yang ketat, terutama setelah investasi besar dalam beberapa tahun terakhir yang belum membuahkan hasil optimal.
Di bawah kepemimpinan operasional baru yang melibatkan Omar Berrada sebagai kepala eksekutif dan Jason Wilcox sebagai direktur teknis, serta potensi kedatangan Dan Ashworth sebagai direktur olahraga, United bertekad untuk lebih cerdas dan efisien dalam belanja pemain. Mereka siap mendengarkan tawaran untuk hampir semua pemain di skuad, kecuali trio muda yang dianggap sebagai masa depan klub: Kobbie Mainoo, Alejandro Garnacho, dan Rasmus Hojlund. Strategi ini menjadi kunci untuk mengumpulkan “dana segar” yang diperlukan demi merekrut target-target baru yang lebih sesuai dengan filosofi pelatih dan kebutuhan tim.
Mengincar Kilau yang Padam: Bintang ‘Terbuang’ dari Klub Lain
Manchester United dikenal memiliki sejarah panjang dalam merekrut pemain-pemain yang sebelumnya terpinggirkan di klub lain, namun berhasil menemukan kembali performa terbaiknya di Old Trafford. Kasus Juan Mata yang pindah dari Chelsea pada 2014 menjadi salah satu contoh ikonik. Kini, narasi serupa kembali mengemuka, dengan Setan Merah mengarahkan pandangan mereka pada sejumlah “bintang terbuang” dari klub rival atau pemain yang tengah berada di persimpangan karier.
Bryan Mbeumo: Penyerang Prospektif dari Brentford
Salah satu nama yang santer diberitakan menjadi incaran utama Manchester United adalah penyerang serbaguna Brentford, Bryan Mbeumo. Pemain berpaspor Kamerun ini telah menunjukkan performa impresif di Liga Primer, menjaringkan 13 gol dan tiga assist dari 20 penampilan di musim 2024/2025. Kemampuannya yang tajam dan kontribusinya dalam serangan menjadi daya tarik kuat bagi lini depan United yang dinilai kurang produktif, hanya mencetak 23 gol dari 20 laga di paruh musim.
United bahkan dilaporkan telah melancarkan tawaran senilai 55 juta poundsterling (sekitar Rp1,2 triliun) untuk memboyong Mbeumo. Namun, tawaran ini masih jauh dari valuasi Brentford yang mematok harga hampir 62,5 juta poundsterling (sekitar Rp1,3 triliun). Negosiasi yang alot ini menunjukkan betapa pentingnya Mbeumo bagi Brentford, dan seberapa besar ambisi United untuk mendapatkan jasanya. Kehadiran Mbeumo diharapkan dapat menambah daya gedor dan kreativitas di sepertiga akhir lapangan, meringankan beban penyerang tunggal dan menciptakan lebih banyak peluang.
Jejak Juan Mata: Mencari Christopher Nkunku dari Chelsea?
Kisah Juan Mata, yang berstatus “terbuang” di Chelsea sebelum akhirnya bersinar di Manchester United, seolah ingin terulang. Kali ini, nama Christopher Nkunku, penyerang milik Chelsea, disebut-sebut menjadi target potensial. Dilaporkan bahwa Manchester United telah mengadakan kontak dengan perwakilan Nkunku untuk menanyakan ketersediaan pemain berusia 27 tahun itu.
Nkunku, yang didatangkan Chelsea dengan ekspektasi tinggi, kerap didera cedera dan belum sepenuhnya menemukan ritme permainan terbaik di Stamford Bridge. Statusnya yang mungkin “terpinggirkan” di Chelsea, terutama jika klub London tersebut melakukan restrukturisasi skuat, membuka peluang bagi United untuk memboyongnya. Dengan kedalaman skuat dan potensi taktik yang berbeda di bawah pelatih United, Nkunku bisa saja menemukan kembali performa puncaknya dan menjadi aset berharga, mirip dengan bagaimana Mata bertransformasi di Old Trafford.
Target Lain: Dari Morata hingga Spekulasi Tak Terduga
Selain Mbeumo dan Nkunku, beberapa nama lain juga sempat dikaitkan dengan Manchester United, atau setidaknya menunjukkan pola “bintang terbuang” di pasar transfer. Alvaro Morata, penyerang veteran asal Spanyol, yang kini diincar oleh Como (klub Serie A yang didanai Djarum Group), menunjukkan bahwa pemain berpengalaman namun kurang mendapatkan tempat utama masih memiliki daya tarik.
Lebih lanjut, United juga telah sukses merekrut Matheus Cunha dari Wolverhampton senilai £62,5 juta pada awal 2025, yang langsung menempatkannya dalam daftar transfer termahal klub. Liam Delap dari Ipswich Town juga disebut-sebut sebagai target potensial, yang dapat didanai dari penjualan pemain-pemain yang tidak terpakai. Fokus pada penyerang ini menunjukkan prioritas United untuk memperkuat lini serang yang kurang menggigit.
Meskipun sumber referensi juga menyebutkan Nico Williams dari Athletic Bilbao yang berpotensi membuat Ferran Torres dan Raphinha “terbuang” dari Barcelona, perlu ditegaskan bahwa ini adalah konteks transfer Barcelona, bukan target langsung Manchester United. Namun, fenomena ini memperkuat narasi umum tentang bagaimana persaingan dalam tim dapat menciptakan “bintang terbuang” yang kemudian menjadi incaran klub lain.
Melepas Beban: Para Bintang ‘Terbuang’ dari Old Trafford
Untuk merekrut pemain baru, Manchester United harus terlebih dahulu melepas beberapa bintangnya yang dinilai tidak lagi memberikan kontribusi maksimal, memiliki gaji tinggi, atau sekadar tidak masuk dalam rencana jangka panjang pelatih. Strategi “cuci gudang” ini menjadi krusial untuk menyeimbangkan neraca keuangan klub dan menciptakan ruang dalam skuat.
Antony, Sancho, dan Rashford: Trio Bernilai Tinggi di Bursa Jual
Tiga nama besar yang paling santer diberitakan akan dilepas adalah Antony, Jadon Sancho, dan Marcus Rashford. Ketiganya didatangkan dengan biaya transfer yang sangat mahal, namun belum mampu memenuhi ekspektasi.
- Antony: Didatangkan dari Ajax pada 2022 dengan biaya £81,3 juta, Antony dinilai sebagai salah satu transfer terburuk dalam sejarah Liga Primer. Meskipun menjalani masa peminjaman yang cukup sukses di Real Betis, United tidak akan bisa mengembalikan investasi penuh. Klub berharap bisa menjualnya di kisaran £20-£30 juta.
- Jadon Sancho: Senilai £72,6 juta dari Borussia Dortmund pada 2020, Sancho juga kesulitan beradaptasi. Saat ini dipinjamkan ke Chelsea dengan klausul kewajiban membeli sebesar £25 juta. Namun, Chelsea dikabarkan mempertimbangkan untuk membayar denda £5 juta agar tidak perlu merekrutnya secara permanen, menunjukkan performanya yang kurang meyakinkan. Jika kembali ke United, kecil kemungkinan ia akan masuk rencana pelatih, dan klub akan mencari pembeli lain di kisaran £20-£25 juta.
- Marcus Rashford: Meskipun sempat menunjukkan performa bagus selama peminjaman di Aston Villa, cedera membuatnya mengakhiri musim lebih cepat. Villa memiliki opsi membeli Rashford seharga £40 juta, namun belum ada kepastian. Rashford sendiri dikabarkan tertarik bergabung dengan Barcelona. United akan sangat mempertimbangkan penjualan ini, mengingat statusnya sebagai pemain lokal yang memberikan keuntungan terkait aturan Profit & Sustainability Rules (PSR).
Penjualan ketiga pemain ini berpotensi mendatangkan dana segar yang signifikan, dengan perkiraan total mencapai £95 juta (berdasarkan valuasi konservatif) hingga £112-£130 juta (berdasarkan valuasi optimis).
Casemiro, Onana, dan Hojlund: Dilema Pemain Kunci
Selain trio penyerang, beberapa pilar kunci lainnya juga menghadapi masa depan yang tidak pasti di Old Trafford:
- Casemiro: Gelandang asal Brasil ini, meskipun sempat menunjukkan kebangkitan performa, dianggap tidak memiliki kecepatan yang diperlukan untuk bersaing di Liga Primer pada usianya yang ke-33. Gajinya yang mencapai £350.000 per minggu menjadi kendala besar. Dengan satu tahun tersisa di kontraknya, United mungkin hanya bisa mendapatkan £8-£10 juta, atau bahkan lebih rendah jika harus menanggung sebagian gajinya. Liga Pro Saudi disebut-sebut sebagai tujuan yang paling memungkinkan.
- Andre Onana: Kiper yang didatangkan dengan biaya £43 juta ini kerap melakukan blunder fatal yang merugikan tim. Meskipun United tidak ingin kehilangannya, performa yang menurun dan spekulasi tentang keinginan pelatih untuk kiper baru membuka peluang penjualan, kemungkinan dengan harga sekitar setengah dari biaya transfer awalnya (£18-£20 juta).
- Rasmus Hojlund: Ini adalah kasus yang paling menarik. Meskipun manajemen baru (INEOS) menganggap Hojlund sebagai salah satu dari tiga pemain “tak tersentuh” dan masa depan klub, performa golnya yang inkonsisten di Liga Primer (hanya 4 gol musim ini) telah memicu kritik dan spekulasi. Rumor tentang potensi pertukaran dengan striker elit seperti Victor Osimhen dari Napoli (yang sempat dipinjamkan ke Galatasaray) mengemuka. Meskipun klub mungkin enggan melepasnya, tawaran yang sangat menggiurkan untuk striker kelas dunia bisa mengubah pendirian mereka, terutama jika itu dianggap sebagai peningkatan signifikan untuk lini depan.
Pemain Lain yang Berpotensi Hengkang
Beberapa pemain lain juga diperkirakan akan meninggalkan Old Trafford, sebagian besar karena kontraknya berakhir atau sebagai bagian dari upaya penghematan gaji:
- Christian Eriksen: Kontraknya berakhir musim panas ini dan tidak akan diperpanjang. Ia akan pergi dengan status bebas transfer, menghemat gaji sekitar £150.000 per minggu.
- Victor Lindelof: Kontraknya juga berakhir pada akhir Juni, dan kepergiannya akan menghemat £120.000 per minggu dari anggaran gaji klub.
- Tyrell Malacia: Dipinjamkan ke PSV untuk memulihkan kebugaran setelah cedera panjang. United berharap bisa mendapatkan kembali sebagian dari £13 juta yang mereka keluarkan tiga tahun lalu, dengan estimasi penjualan antara £6-£8 juta.
- Joshua Zirkzee: Penyerang yang baru dibeli musim panas lalu dari Bologna ini tampil buruk dan disebut-sebut sebagai calon kuat pemain yang akan dibuang MU pada Januari 2025.
Total biaya transfer yang bisa diperoleh dari penjualan semua pemain ini berkisar antara £127 juta hingga £150 juta, sebuah angka yang signifikan untuk mendanai perombakan skuad.
Strategi Transfer ‘Jual untuk Beli’ dan Dampaknya
Kebijakan “jual untuk beli” bukan sekadar slogan, melainkan tulang punggung strategi transfer Manchester United di musim panas 2025. Dana yang terkumpul dari penjualan pemain-pemain “terbuang” akan langsung dialokasikan untuk mendatangkan talenta baru. Misalnya, jika United berhasil menjual Rashford, Antony, dan Sancho, mereka berpotensi mendapatkan £95 juta. Jumlah ini, menurut laporan, akan sangat mendukung target transfer seperti Matheus Cunha (£62,5 juta) dan Liam Delap (£30 juta), bahkan menyisakan sekitar £5 juta.
Tantangan terbesar dalam strategi ini adalah menemukan klub yang bersedia membayar harga yang diinginkan United untuk pemain-pemain dengan gaji tinggi atau performa yang menurun. Namun, minat dari klub-klub seperti Real Betis (untuk Antony), Aston Villa (untuk Rashford), Barcelona (untuk Rashford), Como (untuk Antony), hingga Inter Milan (untuk Rashford dan Hojlund) menunjukkan bahwa ada pasar untuk pemain-pemain ini, meskipun United mungkin harus berkompromi dengan harga.
Strategi ini juga mencerminkan upaya United untuk patuh pada aturan Financial Fair Play (FFP) dan PSR, yang semakin ketat di Liga Primer. Dengan memaksimalkan pendapatan dari penjualan dan mengendalikan pengeluaran, United berharap dapat membangun tim yang lebih kuat secara finansial dan kompetitif di lapangan.
Masa Depan Manchester United: Antara Optimisme dan Tantangan
Bursa transfer musim panas 2025 adalah periode krusial yang akan menentukan arah Manchester United di tahun-tahun mendatang. Perburuan “bintang terbuang” dari klub lain yang berpotensi bersinar kembali, diiringi dengan upaya bersih-bersih skuat dari pemain-pemain yang dianggap tidak lagi relevan, merupakan langkah strategis yang ambisius. Ini adalah upaya untuk membangun kembali tim yang seimbang, tajam, dan memiliki mentalitas pemenang.
Keberhasilan strategi ini akan sangat bergantung pada beberapa faktor:
- Kemampuan menjual pemain: Menemukan pembeli yang tepat dengan harga yang pantas untuk pemain-pemain bergaji tinggi.
- Pilihan target yang cerdas: Mengidentifikasi “bintang terbuang” yang benar-benar bisa memberikan dampak positif, bukan sekadar nama besar.
- Kecocokan taktis: Memastikan bahwa pemain baru sesuai dengan filosofi pelatih dan dapat berintegrasi dengan cepat ke dalam tim.
- Dukungan penuh dari manajemen: Konsistensi dalam kebijakan transfer dan dukungan terhadap pelatih.
Jika semua berjalan sesuai rencana, Manchester United dapat mengakhiri siklus inkonsistensi dan memulai era baru yang lebih menjanjikan. Namun, bursa transfer selalu penuh kejutan, dan Setan Merah harus siap menghadapi segala tantangan demi mencapai tujuan mereka. Perjalanan menuju kejayaan memang tidak mudah, namun dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang cermat, Old Trafford bisa kembali menjadi panggung bagi para bintang yang bersinar terang.
Bagaimana menurut Anda, akankah strategi “buru bintang terbuang” dan “cuci gudang” ini berhasil membawa Manchester United kembali ke puncak? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!