Botox di Usia Muda: Apa Kata Dokter Estetika? Mengenal Manfaat dan Risikonya

Dipublikasikan 27 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia kecantikan memang tak ada habisnya berinovasi. Dulu, suntik botox identik dengan mereka yang ingin menyamarkan kerutan di usia paruh baya. Namun kini, fenomena botox di usia muda semakin marak, bahkan menjadi bagian dari rutinitas preventif bagi Gen Z dan milenial. Pertanyaannya, apakah prosedur ini benar-benar diperlukan dan aman untuk kulit yang masih relatif muda? Apa kata dokter estetika mengenai tren ini?

Botox di Usia Muda: Apa Kata Dokter Estetika? Mengenal Manfaat dan Risikonya

Dokter estetika soroti tren Botox di usia muda sebagai langkah preventif kerutan, mengupas tuntas manfaat dan potensi risiko bagi Gen Z dan milenial.

Artikel ini akan mengupas tuntas pandangan para ahli, manfaat, serta risiko yang perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjalani perawatan botox di usia dini. Mari kita selami lebih dalam agar keputusan Anda bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan berdasarkan pemahaman yang tepat.

Mengapa Botox Makin Diminati Anak Muda?

Pergeseran tren kecantikan memang tak bisa dipungkiri. Jika dulu fokusnya adalah mengatasi masalah kulit yang sudah muncul, kini banyak anak muda beralih ke pendekatan preventif. Mereka ingin menjaga tampilan kulit tetap mulus dan mencegah tanda-tanda penuaan dini sebelum benar-benar terlihat.

Menurut dr. Ian Chong, seorang dokter estetika bersertifikat, botox atau botulinum toxin type A sudah lama dianggap sebagai “standar emas” dalam mengurangi garis halus dan kerutan. “Botox itu relatif murah, sangat efektif, dan efeknya bisa bertahan sekitar 4 sampai 6 bulan. Kalau tidak cocok, cukup dihentikan, efeknya akan hilang. Inilah yang membuat botox semakin populer, termasuk di kalangan usia muda,” jelas dr. Ian Chong.

Menariknya, botox tidak hanya berfungsi untuk mengatasi kerutan yang sudah ada, tetapi juga bisa mencegahnya sejak awal. Dr. Ian membedakan dua jenis garis di wajah:

  • Dynamic Lines: Garis yang hanya terlihat saat kita berekspresi (misalnya saat tersenyum, mengernyit, atau mengangkat alis).
  • Static Lines: Garis yang muncul bahkan saat wajah sedang rileks.

Jika garis dinamis tidak dicegah, lama-kelamaan bisa berubah menjadi garis permanen (garis statis) yang lebih sulit diatasi. Inilah mengapa sebagian orang di usia 22 hingga 25 tahun mulai mempertimbangkan botox sebagai langkah preventif, terutama jika mereka merasa belum memiliki garis wajah yang terlihat jelas. Tren ini juga diamini oleh data, di mana laporan American Academy of Facial Plastic and Reconstructive Surgery (AAFPRS) menunjukkan peningkatan signifikan pasien botox berusia 20-29 tahun di AS. Bahkan di Indonesia, ada klinik yang melaporkan peningkatan pasien remaja berusia 16-20 tahun.

Fenomena ini tidak hanya menyasar kaum hawa, tetapi juga kaum adam. Pria juga kini semakin terbuka untuk melakukan suntik botox demi meningkatkan penampilan dan rasa percaya diri, baik di lingkungan pekerjaan maupun asmara.

Kapan Usia Ideal untuk Memulai Botox? Pendapat Dokter Estetika

Tidak ada jawaban tunggal tentang usia “terbaik” untuk memulai botox, karena setiap orang memiliki kondisi kulit dan pola ekspresi wajah yang berbeda. Ahli dermatologi sering menyebut botox sebagai perpaduan seni dan sains, yang sangat bergantung pada individu.

Botox di Usia 20-an: Fokus Pencegahan

Bagi mereka yang berusia 20-an, botox umumnya digunakan untuk tujuan pencegahan. Pada tahap ini, kerutan yang muncul sering disebut sebagai “tahap pertama,” yaitu kerutan yang hanya terlihat saat Anda berekspresi dan menghilang sepenuhnya saat wajah rileks.

“Jika garis tidak ada, Anda tidak memerlukan Botox, tetapi jika garis muncul saat Anda membuatnya dan muncul selama beberapa detik atau menit setelahnya, di situlah Anda akan mulai mengembangkan lipatan permanen pada arsitektur kulit, jadi Anda ingin mulai melakukan Botox pada saat itu untuk mencegah garis-garis itu menempel,” jelas Dr. Sarmela Sunder, seorang ahli bedah plastik bersertifikat.

Jenis botox yang umum di usia ini sering disebut “Baby Botox” dengan dosis yang lebih rendah (sekitar 25-35 unit). Tujuannya adalah melemahkan otot-otot secara sementara agar garis ekspresi tidak “menggores” kulit dan menjadi kerutan permanen. Namun, penting untuk diingat, jika Anda belum memiliki kerutan akibat gerakan sama sekali, dokter kulit yang baik mungkin akan menolak karena prosedur ini belum diperlukan.

Usia 30-an ke Atas: Penanganan & Pelengkap

Pada usia 30-an, produksi kolagen dan elastin alami kulit mulai melambat. Di sinilah garis dinamis mulai berkembang menjadi garis statis atau “tahap dua,” yang terlihat bahkan saat wajah diam. Botox pada usia ini dapat membantu melembutkan garis-garis halus yang mulai terbentuk.

  • Usia 40-an: Jika kerutan sudah melekat kuat pada kulit (“tahap tiga”), botox lebih banyak digunakan sebagai pengobatan. Ini dapat membantu melembutkan garis yang sudah ada, meskipun mungkin tidak dapat menghilangkannya sepenuhnya. Efeknya juga mungkin tidak seefektif jika dilakukan lebih awal.
  • Usia 50-an ke atas: Ketika kerutan sudah terukir dalam (“tahap empat”), botox saja mungkin tidak cukup. Prosedur ini dapat mencegah garis-garis tersebut semakin dalam, tetapi untuk benar-benar menghilangkannya, Anda mungkin perlu melengkapi botox dengan perawatan sekunder seperti laser, microneedling, atau peeling yang intens. Pada usia 60-an ke atas, dr. Ian Chong bahkan menyarankan perawatan pengencangan kulit dengan alat, karena botox justru bisa membuat wajah tampak turun akibat elastisitas kulit yang menurun.

Secara umum, dr. Ian Chong menekankan bahwa di usia 18 atau awal 20-an, botox sebenarnya belum perlu. Masih banyak cara lain untuk menjaga kulit tetap sehat. Kuncinya adalah jangan sampai menunggu kerutan sudah menetap dan sulit diatasi.

Potensi Risiko dan Efek Samping Botox yang Perlu Diketahui

Meskipun botox dianggap sebagai prosedur yang aman jika dilakukan dengan benar, ada beberapa potensi risiko dan efek samping yang perlu Anda ketahui. Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Ricky Maharis, Sp.KK, menegaskan bahwa botox harus dikerjakan oleh dokter estetika atau dokter kulit yang berkompetensi dan sesuai dosis. Kesalahan dalam prosedur ini bisa berakibat fatal.

Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul:

  • Efek Samping Umum dan Ringan:
    • Memar, Bengkak, dan Nyeri: Ini adalah efek samping yang paling sering terjadi di area suntikan. Biasanya bersifat sementara dan dapat dikurangi dengan penggunaan jarum yang lebih kecil atau pengenceran botox dengan cairan saline.
    • Sakit Kepala: Beberapa pasien melaporkan sakit kepala ringan yang biasanya membaik dalam 24-48 jam setelah perawatan.
  • Efek Samping Lebih Serius (Meski Jarang):
    • Ptosis (Kelopak Mata Turun): Ini bisa terjadi jika suntikan terlalu dekat dengan alis, menyebabkan larutan toksin menyebar ke otot pengangkat kelopak mata.
    • Penyok di Dahi atau Lekukan Tidak Normal: Beberapa kasus menunjukkan botox yang terlalu sering atau dini dapat menyebabkan otot berhenti bekerja sehingga dahi kehilangan bentuk normalnya, membentuk lekukan yang justru bisa membuat seseorang terlihat lebih tua.
    • Wajah Tidak Simetris atau Kaku: Kesalahan dalam penyuntikan bisa membuat satu sisi mata mengecil atau wajah terasa kaku, seperti pengalaman artis Nicole Kidman yang menyesal karena merasa wajahnya “tanpa ekspresi” setelah botox.
    • Disfagia (Sulit Menelan) atau Gangguan Pernapasan: Ini adalah risiko yang sangat jarang namun serius, terjadi jika suntikan tidak sengaja mengenai kelenjar ludah atau otot-otot yang terlibat dalam pernapasan.
    • Kelemahan Wajah: Dapat disebabkan oleh difusi toksin ke cabang saraf wajah.
    • Infeksi atau Bekas Luka Keloid: Meskipun jarang, risiko infeksi selalu ada pada prosedur yang menembus kulit jika area tidak dipersiapkan dengan steril.

Beberapa ahli juga menyuarakan kekhawatiran tentang penggunaan botox di usia terlalu muda, terutama terkait dengan perkembangan emosional dan sosial. Kemampuan seseorang untuk menunjukkan berbagai emosi sangat tergantung pada ekspresi wajah. Jika ekspresi ini terlalu dibatasi, dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan emosi dan sosial, terutama pada remaja. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa penggunaan jangka panjang pada usia sangat muda dapat membuat kulit kehilangan kekenyalannya atau bahkan mengurangi massa otot, meskipun studi terbaru menunjukkan bahwa penggunaan botox berulang dalam jangka panjang tidak menyebabkan atrofi otot.

Hal Penting Sebelum Memutuskan Suntik Botox

Mengingat berbagai manfaat dan risikonya, ada beberapa hal krusial yang perlu Anda pertimbangkan sebelum melangkah ke klinik kecantikan untuk suntik botox:

  1. Konsultasi dengan Dokter Kompeten: Ini adalah hal paling utama. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter estetika atau dokter kulit yang memiliki sertifikasi dan pengalaman. Dokter akan menilai kondisi kulit Anda, apakah botox memang solusi yang tepat, dan berapa dosis yang sesuai.
  2. Pahami Kebutuhan Anda, Bukan Sekadar Tren: Jangan tergiur botox hanya karena melihat teman atau influencer. Pahami apa yang sebenarnya dibutuhkan kulit Anda. Apakah Anda ingin mencegah kerutan, mengatasi masalah spesifik seperti bruxism (mengencangkan rahang), atau hanya ingin tampilan yang lebih tirus?
  3. Pertimbangkan Down Time: Setelah suntik botox, ada kemungkinan terjadi memar, bengkak, atau nyeri di area suntikan. Dr. Ricky Maharis menyarankan untuk tidak memiliki acara penting setidaknya seminggu setelah prosedur.
  4. Verifikasi Produk dan Klinik: Pastikan produk botox yang digunakan terdaftar di BPOM dan klinik memiliki izin praktik yang jelas.
  5. Pahami Efek yang Berlangsung Sementara: Efek botox umumnya bertahan 3-6 bulan. Jika Anda ingin mempertahankan hasilnya, Anda perlu melakukan penyuntikan ulang secara berkala. Ini berarti Anda harus siap mengalokasikan dana dan waktu untuk perawatan rutin.

Kesimpulan

Botox di usia muda bukanlah sekadar tren viral, melainkan bisa menjadi langkah preventif yang cerdas bagi sebagian orang untuk menjaga kulit tetap kencang dan awet muda lebih lama. Namun, seperti prosedur medis lainnya, suntik botox memiliki manfaat dan risiko yang harus dipertimbangkan matang-matang.

Kunci utamanya adalah pemahaman yang mendalam tentang kondisi kulit Anda, konsultasi dengan dokter estetika yang berkompetensi, dan membuat keputusan berdasarkan kebutuhan pribadi, bukan tekanan sosial atau keinginan ikut-ikutan. Ingat, kecantikan sejati berasal dari perawatan yang tepat dan pemahaman yang bijak tentang tubuh Anda.

FAQ

Tanya: Apa saja manfaat botox di usia muda yang perlu diketahui?
Jawab: Botox di usia muda dapat membantu mencegah pembentukan kerutan permanen dan menjaga tampilan kulit tetap halus sebagai tindakan preventif penuaan dini.

Tanya: Apakah botox aman untuk dilakukan pada usia muda?
Jawab: Botox umumnya aman jika dilakukan oleh profesional medis yang berkualifikasi, namun penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu mengenai kesesuaian dan potensi risikonya.

Tanya: Berapa lama efek botox bertahan pada usia muda?
Jawab: Efek botox biasanya bertahan sekitar 4 hingga 6 bulan, setelah itu dapat diulang jika diinginkan.