Jaga Kesehatan Anak Optimal: Pentingnya Penuhi Vaksin Primer dan Tambahan Lengkap

Dipublikasikan 27 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Sebagai orang tua, tentu kita selalu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati, terutama dalam hal kesehatan anak. Salah satu cara paling efektif untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit berbahaya adalah melalui imunisasi. Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah cukup hanya dengan vaksin wajib dari pemerintah? Ternyata, memenuhi vaksin primer dan tambahan sangatlah penting untuk membangun kekebalan tubuh anak yang optimal.

Jaga Kesehatan Anak Optimal: Pentingnya Penuhi Vaksin Primer dan Tambahan Lengkap

Ilustrasi: Orang tua mendampingi anak saat imunisasi, menunjukkan pentingnya vaksinasi lengkap untuk kesehatan anak yang optimal.

Artikel ini akan membahas mengapa imunisasi anak tidak hanya sekadar kewajiban, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan si kecil. Mari kita selami lebih dalam!

Mengapa Vaksinasi Penting untuk Kesehatan Anak Anda?

Bayangkan tubuh anak Anda seperti sebuah benteng yang harus dilindungi dari serangan musuh tak terlihat, yaitu virus dan bakteri penyebab penyakit. Vaksinasi adalah “pelatihan” bagi sistem kekebalan tubuh anak untuk mengenali dan melawan musuh-musuh ini sebelum mereka sempat menyerang dengan kekuatan penuh.

Meski Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah nutrisi lengkap yang memberikan kekebalan umum, namun ASI tidak sepenuhnya memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu yang berisiko fatal. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), Hinky Hindra Irawan Satari, vaksin lengkap sangat disarankan agar anak memiliki kesehatan yang paripurna dalam tumbuh kembang mereka.

Perisai Utama: Mengenal Vaksin Primer yang Wajib Dipenuhi

Vaksin primer adalah fondasi utama perlindungan bagi anak. Ini adalah serangkaian imunisasi dasar yang direkomendasikan pemerintah untuk melindungi anak dari penyakit menular yang sangat umum dan berbahaya. Salah satu yang paling dikenal adalah vaksin DPT.

Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Vaksin ini melindungi anak dari tiga penyakit serius:

  • Difteri: Infeksi bakteri yang bisa menyebabkan masalah pernapasan serius dan kerusakan jantung.
  • Pertusis (Batuk 100 Hari): Batuk parah yang bisa berlangsung lama, sangat berbahaya terutama bagi bayi.
  • Tetanus: Infeksi bakteri yang menyebabkan kejang otot parah.

Menurut dr. Jessica Sugiharto, Sp.A, seorang dokter spesialis anak lulusan Universitas Udayana, vaksin DPT umumnya diberikan pada usia 2-4 bulan, dengan dosis tambahan pada usia 18 bulan, usia prasekolah (5 tahun), dan usia sekolah (10-12 tahun). “Setelah tiga dosis primer diberikan, proteksi terhadap infeksi bakteri mampu melindungi anak antara lain dari pertusis sebesar 85%,” jelas dr. Jessica. Beliau juga menekankan, “Jika dosis tambahan tidak diberikan pada usia sekolah, maka proteksi akan menurun hingga lima sampai 10 tahun.”

Selain DPT, vaksin primer lain yang penting untuk imunisasi anak antara lain:

  • BCG: Mencegah TBC.
  • Polio: Mencegah kelumpuhan permanen akibat virus polio. Ketua Komnas KIPI, Hinky Hindra Irawan Satari, mengingatkan bahwa dampak polio bisa mengakibatkan kelumpuhan, dan banyak contohnya sudah ada di berbagai daerah.
  • Hepatitis B (HB): Mencegah penyakit kuning akibat virus Hepatitis B.
  • Campak/MR (Measles Rubella): Mencegah campak dan rubella.
  • HiB (Haemophilus influenzae tipe b): Mencegah radang selaput otak (meningitis), pneumonia, dan radang saluran pendengaran.
  • PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine): Mencegah infeksi bakteri pneumokokus.
  • Rotavirus: Mencegah diare parah akibat rotavirus.

Perisai Tambahan: Melengkapi Perlindungan Optimal untuk Anak

Selain vaksin primer yang wajib, orang tua juga sangat dianjurkan untuk mempertimbangkan vaksin tambahan. Vaksinasi ini berfungsi untuk melengkapi dan memperkuat kekebalan tubuh anak terhadap penyakit lain yang mungkin tidak tercakup dalam program imunisasi rutin pemerintah, namun tetap berisiko tinggi di lingkungan sekitar.

Berikut beberapa vaksin tambahan yang direkomendasikan:

  1. Vaksin Influenza:

    • Untuk apa? Melindungi dari virus influenza tipe A dan B yang sering bermutasi.
    • Kapan diberikan? Mulai usia 6 bulan, dan bisa diulang (booster) setiap tahun. Efektivitasnya sekitar 6-12 bulan.
  2. Vaksin Hepatitis A:

    • Untuk apa? Melindungi dari infeksi virus Hepatitis A yang menyerang hati, sering menular melalui makanan, tangan, atau lingkungan yang terkontaminasi.
    • Kapan diberikan? Mulai usia 1 tahun. Dosis kedua diberikan 6-18 bulan setelah dosis pertama. Dua dosis lengkap memberikan perlindungan hingga 95-100% selama 20 tahun.
  3. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella):

    • Untuk apa? Meskipun Campak dan Rubella sudah ada di vaksin primer, MMR memberikan perlindungan terhadap Campak, Gondongan (Mumps), dan Rubella secara bersamaan.
    • Kapan diberikan? Dosis pertama pada usia 15 bulan, dosis tambahan 5-7 tahun setelah dosis pertama. Dua dosis dapat memberikan perlindungan hingga 10-20 tahun.
  4. Vaksin Varicella (Cacar Air):

    • Untuk apa? Mencegah penyakit cacar air.
    • Kapan diberikan? Mulai usia 12 bulan, sebanyak 2 dosis dengan jeda 6 minggu hingga 3 bulan.
  5. Vaksin Tifoid:

    • Untuk apa? Mencegah demam tifoid (tifus).
    • Kapan diberikan? Mulai usia 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.
  6. Vaksin Japanese Encephalitis (JE):

    • Untuk apa? Mencegah radang otak pada anak, terutama penting di daerah endemis atau bagi anak yang akan bepergian ke daerah tersebut.
    • Kapan diberikan? Mulai usia 9 bulan.
  7. Vaksin Dengue:

    • Untuk apa? Mencegah demam berdarah.
    • Kapan diberikan? Pada anak berusia 9-16 tahun sebanyak 3 dosis dengan interval 6 bulan.
  8. Vaksin COVID-19:

    • Untuk apa? Melindungi dari infeksi virus COVID-19 dan mengurangi risiko keparahan penyakit.
    • Kapan diberikan? Saat ini tersedia untuk anak usia 6 bulan hingga remaja. Vaksin Sinovac diizinkan untuk usia 6-17 tahun, sementara Comirnaty Children (Pfizer-Biontech) untuk usia 6 bulan hingga 11 tahun. Penting mengingat tren peningkatan kasus COVID-19 pada anak.

Tren dan Tantangan dalam Imunisasi Anak

Kabar baiknya, kesadaran akan pentingnya vaksin bagi kesehatan anak menunjukkan tren positif. Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria, mengungkapkan bahwa tren pemesanan vaksin anak di aplikasi Halodoc pada semester I tahun 2025 meningkat 74% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang tua yang proaktif dalam menjaga kesehatan anak mereka.

Namun, di sisi lain, laporan UNICEF pada April 2023 menunjukkan adanya penurunan kepercayaan terhadap vaksinasi anak di beberapa negara selama pandemi COVID-19. Akibatnya, 67 juta anak di seluruh dunia tidak mendapatkan satu atau lebih vaksinasi antara tahun 2019 dan 2021. Ini memicu peningkatan kasus penyakit yang seharusnya bisa dicegah, seperti campak dan polio, yang angka kelumpuhannya naik 16% dari tahun ke tahun di 2022.

Fenomena ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus mengedukasi diri dan lingkungan sekitar mengenai pentingnya memenuhi jadwal vaksinasi anak, baik vaksin primer dan tambahan.

Kesimpulan

Memastikan anak mendapatkan vaksin primer dan tambahan yang lengkap adalah langkah krusial dalam menjaga kesehatan anak dan membentuk kekebalan tubuh yang kuat. Vaksinasi bukan hanya melindungi individu, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan komunitas secara keseluruhan, mengurangi risiko penyebaran penyakit menular yang berbahaya.

Baca juga: dokter penuhi vaksin

Jangan tunda lagi, yuk konsultasikan dengan dokter anak Anda untuk memastikan jadwal imunisasi si kecil sudah terpenuhi dengan baik. Ingat, imunisasi anak adalah investasi terbaik untuk tumbuh kembang anak yang optimal dan masa depan yang lebih sehat!

FAQ

Tanya: Apa saja yang termasuk dalam vaksin primer yang wajib dipenuhi untuk anak?
Jawab: Vaksin primer yang wajib dipenuhi meliputi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, DPT-HB-Hib, Campak, dan Rotavirus.

Tanya: Mengapa vaksin tambahan penting selain vaksin primer yang wajib?
Jawab: Vaksin tambahan penting untuk memberikan perlindungan lebih luas terhadap penyakit lain yang juga berisiko bagi anak, serta memperkuat kekebalan yang sudah ada.

Tanya: Apakah ASI saja sudah cukup untuk melindungi anak dari penyakit?
Jawab: ASI memberikan kekebalan umum yang penting, namun tidak sepenuhnya memberikan kekebalan spesifik terhadap semua penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan vaksin.