Yogyakarta, zekriansyah.com – Banjir besar kembali menerjang Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu sore, 6 Juli 2025. Kali ini dampaknya sangat parah, air bah dilaporkan mencapai ketinggian hampir setinggi atap rumah warga, bahkan ada yang mencapai 2,5 meter! Kejadian ini membuat banyak warga panik dan berjuang keras untuk menyelamatkan diri, bahkan beberapa terpaksa naik ke loteng tetangga demi bertahan hidup.
Ilustrasi: Air bah setinggi atap memaksa warga Mataram mengungsi ke loteng tetangga demi menyelamatkan diri dari banjir dahsyat.
Artikel ini akan membahas tuntas bagaimana banjir ini bisa terjadi, kisah dramatis warga yang berjuang menyelamatkan diri, serta kerugian dan upaya penanganan yang sedang dilakukan. Dengan membaca ini, Anda akan memahami seberapa serius bencana ini dan betapa pentingnya solidaritas di tengah kesulitan.
Air Naik Cepat, Perabotan Rumah Hanyut Terseret Arus
Hujan deras yang mengguyur Kota Mataram sejak Minggu pagi menjadi pemicu utama bencana ini. Sekitar pukul 16.00 WITA, air Sungai Ancar yang tak mampu menampung debit hujan mulai meluap. Tembok pembatas yang berbatasan langsung dengan sungai pun jebol, membuat air dengan cepat menerjang permukiman warga di kawasan Selagalas, termasuk Perumahan Riverside dan Lingkungan Kebon Duren.
Ketinggian air yang tiba-tiba melonjak drastis mencapai sekitar 2,5 meter membuat warga tak sempat menyelamatkan banyak barang. Lina, salah satu warga Perumahan Riverside di Selagalas, menceritakan kengerian saat air masuk rumahnya.
“Jam 4 sore (air mulai masuk), tiba-tiba perabotan rumah semua hancur, karena rumah saya tidak bertingkat, kulkas kebalik semua,” ungkap Lina, menggambarkan betapa cepat dan dahsyatnya arus banjir.
Amirudin, warga Lingkungan Kebon Duren, juga mengungkapkan hal senada. “Tinggi sekali arus banjirnya, langsung menghantam lingkungan kita begitu saja. Kejadiannya cepat sekali. Pokoknya atap rumah warga udah nggak kelihatan lagi, saking tingginya air kemarin,” ujarnya, menggambarkan betapa mencekamnya situasi.
Detik-detik Mencekam: Loteng Tetangga Jadi Penyelamat
Dalam kondisi darurat seperti itu, warga harus berpikir cepat untuk menyelamatkan diri. Banyak yang terpaksa mencari tempat lebih tinggi, seperti atap rumah atau loteng tetangga, karena rumah mereka sudah terendam total.
Lina dan keluarganya, yang rumahnya tidak bertingkat, harus berjuang naik ke loteng milik tetangga. “Saya naik ke atas, untung ada loteng, kita naik ke sana, iya (numpang) di tetangga karena rumah saya tidak bertingkat,” jelasnya. Ini menjadi pengalaman banjir terparah yang pernah ia alami.
Kisah Lina hanyalah satu dari banyak cerita warga yang berjuang bertahan. Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan rumah-rumah yang sudah terendam hingga atap dan mobil-mobil hanyut terbawa arus. Dalam salah satu video, terdengar suara warga yang kedinginan dan meminta bantuan. “Belum ada yang datang membantu, itu mobil udah hanyut, kami kedinginan di sini,” ucapnya.
Kerugian Material Fantastis Akibat Banjir Mataram
Dampak banjir ini meluas ke berbagai wilayah di Mataram, termasuk sebagian Kecamatan Sandubaya, Mataram, dan Cakranegara, seperti Kelurahan Swete, Bertais, Kekalik Gerisak, Pagutan Permai, Majeluk, dan Gomong. Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menyebutkan, sedikitnya 92 Kepala Keluarga (KK) di BTN Riverside terdampak langsung. Sementara di Lingkungan Kebon Duren, 9 KK terdampak dengan 9 rumah dan 1 bengkel hancur.
Kerugian material akibat banjir ini diperkirakan mencapai angka yang sangat besar. Surniani, warga Kebon Duren, menuturkan bahwa total kerugian warga di lingkungannya diperkirakan lebih dari Rp 500 juta.
“Lebih dari Rp 500 juta lebih, kerugian warga yang rumah dan perabotannya hilang. Bahkan ada yang tabungan anaknya untuk masuk sekolah dan emasnya hilang terbawa arus,” kata Surniani, menunjukkan betapa berharganya barang-barang yang hilang.
Selain itu, beberapa kerusakan infrastruktur juga dilaporkan, seperti robohnya tembok keliling Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya dan pohon tumbang.
Respons Cepat Tim Gabungan dan Kebutuhan Mendesak
Melihat kondisi darurat ini, tim gabungan dari TNI, Basarnas, Polri, dan BPBD segera dikerahkan ke lokasi. Mereka menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terjebak, termasuk Lina dan keluarganya yang berhasil dijemput sekitar pukul 20.00 WITA. Proses evakuasi terus berlangsung hingga Minggu malam.
Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi, mengakui adanya kendala dalam proses evakuasi dan penyaluran bantuan.
“Kendala yang dihadapi air banjir mengganggu kelancaran akses bantuan, dan listrik padam membatasi jarak pandang,” ungkapnya.
Saat ini, kebutuhan mendesak bagi para korban banjir meliputi:
- Evakuasi lanjutan bagi warga yang masih terjebak.
- Makanan siap saji dan air mineral.
- Terpal untuk tempat berlindung sementara.
- Penerangan darurat, mengingat listrik padam di banyak area.
- Kebutuhan dasar seperti selimut, baju, pakaian dalam, dan mi instan.
Solidaritas Warga di Tengah Bencana
Di balik kengerian banjir, ada kisah-kisah inspiratif tentang solidaritas dan kebersamaan warga Mataram. Banyak loteng tetangga yang tadinya hanya tempat menyimpan barang, kini menjadi “pelabuhan sementara” yang penuh kehangatan bagi mereka yang rumahnya terendam.
Meski ruang terbatas dan tidak nyaman, warga saling berbagi cerita, makanan, dan semangat untuk melewati masa sulit. Anak-anak bahkan tetap ceria bermain bersama, menunjukkan ketangguhan mereka. Situasi ini mempererat hubungan antar tetangga yang mungkin sebelumnya jarang berinteraksi. Warga juga saling mengingatkan untuk tetap tenang dan saling membantu menjaga keselamatan.
Pengalaman pahit ini menjadi pelajaran berharga bagi semua. Pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, dan gotong royong adalah kunci untuk meminimalisir dampak di masa depan.
Kesimpulan
Banjir setinggi atap yang melanda Mataram adalah pengingat keras akan kekuatan alam dan pentingnya kesiapsiagaan. Ribuan warga terdampak, kerugian material mencapai ratusan juta rupiah, dan banyak yang harus berjuang menyelamatkan diri ke loteng tetangga. Namun, di tengah musibah ini, semangat solidaritas dan kepedulian antarwarga justru semakin menguat. Mari kita doakan agar Mataram segera pulih, dan kita semua bisa belajar dari peristiwa ini untuk lebih menjaga lingkungan dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
FAQ
Tanya: Kapan dan di mana banjir dahsyat di Mataram terjadi?
Jawab: Banjir dahsyat di Mataram terjadi pada Minggu sore, 6 Juli 2025, di kawasan Selagalas, termasuk Perumahan Riverside dan Lingkungan Kebon Duren.
Tanya: Apa penyebab utama banjir tersebut?
Jawab: Penyebab utama banjir adalah hujan deras yang mengguyur Kota Mataram sejak Minggu pagi, menyebabkan Sungai Ancar meluap dan tembok pembatas jebol.
Tanya: Seberapa tinggi ketinggian air saat banjir terjadi?
Jawab: Ketinggian air dilaporkan mencapai hampir setinggi atap rumah warga, bahkan ada yang mencapai 2,5 meter.