Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia MotoGP sedang heboh! Juara dunia tiga kali, Francesco Bagnaia, yang selama ini identik dengan tim Ducati, kini santer dikabarkan mulai mempertimbangkan untuk mencari pelabuhan baru. Kabar ini bukan sekadar gosip biasa, melainkan datang dari pengamat top MotoGP, Carlo Pernat, menyusul performa mengecewakan Bagnaia di MotoGP Austria 2025.
Apa sebenarnya yang terjadi di balik layar tim merah dari Bologna ini? Mengapa seorang pembalap sekelas Pecco Bagnaia yang sudah mengukir sejarah bersama Ducati, tiba-tiba diyakini akan cabut dari Ducati? Mari kita selami lebih dalam.
Frustrasi di Red Bull Ring: Pemicu Utama Isu ‘Cabut’ Ducati?
Kekecewaan Francesco Bagnaia memang terlihat jelas setelah gelaran MotoGP Austria 2025 di Red Bull Ring. Akhir pekan tersebut benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Bagnaia. Bayangkan, seorang juara dunia yang biasanya dominan di sirkuit ini (bahkan sempat hat-trick juara dari 2022-2024) justru tampil melempem.
Di sesi sprint race, Bagnaia terpaksa retired di tengah lomba karena masalah ban belakang yang tak kunjung teratasi. Kemudian, di balapan utama, performanya melambat drastis hingga harus puas finis di posisi ke-8. Hasil ini tentu jauh dari ekspektasi, apalagi ia start dari baris terdepan.
Kondisi ini membuat Bagnaia tak bisa lagi menahan kekesalannya. “Aku selalu fokus, aku tidak pernah kehilangan konsentrasi di sepanjang balapan. Namun, hari ini aku tidak bisa berakselerasi, semua orang menyalipku setelah keluar dari tikungan,” keluh Bagnaia usai balapan. Ia bahkan secara gamblang mengatakan:
“Kuharap Ducati menjelaskan hal ini kepadaku, karena aku sudah mulai kehilangan kesabaran.”
Pernyataan ini bukan main-main. Ini adalah sinyal kuat bahwa ada masalah serius yang belum terselesaikan antara Pecco dan tim teknisnya.
Pandangan Tajam Carlo Pernat: Ada Apa di Balik Layar Ducati?
Melihat situasi yang semakin panas ini, Carlo Pernat, seorang figur sekaligus pengamat kawakan MotoGP, tak ragu melontarkan pandangannya. Menurut Pernat, kegagalan di Austria membuat Bagnaia semakin frustrasi, dan ia tidak akan terkejut jika sang pembalap akan mempertimbangkan pergi dari Ducati.
Pernat menyoroti bahwa hubungan Bagnaia dengan timnya, khususnya dengan insinyur top Gigi Dall’Igna, “mulai memburuk” karena masalah pada motor yang tak kunjung menemukan solusi. Ini seperti sebuah hubungan yang sudah lama dijalin, namun kepercayaan mulai terkikis karena masalah yang terus berulang tanpa ada titik terang.
“Di sisi lain, Bagnaia berada di titik yang menyakitkan,” ujar Pernat kepada GPOne. “Masih belum ada pencerahan, dan ketegangan dengan Ducati khususnya dengan insinyur Dall’Igna, mulai memburuk.”
Pernat bahkan tak sungkan menyebutkan potensi tujuan baru bagi Bagnaia. “Saya tidak akan heran apabila, meskipun dia punya kontrak dua tahun, Pecco akan mempertimbangkan untuk pindah di tahun depan. Situasi semacam ini bisa merugikan untuk dia maupun tim. Dan siapa tahu, Honda, mengingat kekuatan finansial mereka, mungkin akan menggoda dia,” tambah Pernat.
Kontrak dan Komitmen: Benarkah Bagnaia Bisa Berpaling?
Mendengar isu Bagnaia diyakini pertimbangkan cabut Ducati, tentu pertanyaan besar muncul: bagaimana dengan kontraknya? Diketahui, kontrak Francesco Bagnaia dengan Ducati masih berlaku hingga akhir tahun 2026. Ini artinya, ia masih terikat selama dua musim lagi.
Menariknya, sebelumnya Bagnaia pernah menegaskan komitmennya untuk menghormati durasi kontrak. Pada Mei 2025 di Silverstone, Bagnaia mengkritik tren pembalap yang putus kontrak lebih awal, seperti yang sempat terjadi pada Jorge Martin. Ia menyatakan:
“Saya sendiri selalu menentukan masa depan saya. Saya selalu ingin menghormati kontrak. Memang benar bahwa, dulu, saya sempat menghadapi momen-momen ketika saya mungkin ingin ganti (tim), tetapi itu tidak tepat untuk dilakukan. Anda hanya harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah.”
Namun, situasi saat ini tampaknya benar-benar menguji kesabaran dan komitmen tersebut. Frustrasi yang memuncak atas performa motor Desmosedici GP25 yang dirasa “tidak lagi sesuai dengan gayanya” dan “hilangnya harmoni hubungan internal” bisa menjadi pemicu utama. Pernyataan Pernat mengindikasikan bahwa tingkat ketegangan sudah mencapai titik di mana seorang pembalap bisa saja “mengingkari” janjinya demi masa depan kariernya.
Klasemen dan Performa: Jauh dari Harapan Juara Dunia
Dampak langsung dari performa buruk di Austria juga terlihat jelas pada posisi Francesco Bagnaia di klasemen sementara. Setelah hanya mengantongi delapan poin dari seri Austria, Pecco semakin jauh dari pemuncak klasemen, Alex Marquez (Gresini), dengan selisih 55 poin. Ia bahkan mulai dibayangi oleh Marco Bezzecchi (Aprilia) yang hanya terpaut 33 poin.
Berikut perbandingan poin beberapa pembalap top setelah MotoGP Austria 2025:
Pembalap | Tim | Poin Setelah Austria |
---|---|---|
Alex Marquez | Gresini | 276 |
Francesco Bagnaia | Ducati | 221 |
Marco Bezzecchi | Aprilia | 188 |
Marc Marquez | Ducati | (Peringkat 1) |
Catatan: Poin Marc Marquez tidak spesifik di sumber, namun disebutkan ia “kian kukuh di puncak klasemen” setelah sprint race Austria, dan “mendominasi paruh pertama” (Sumber 1, 3). Data klasemen Bagnaia dan Alex Marquez di Sumber 1 menjadi fokus.
Bagnaia sendiri merasa motornya, Desmosedici GP25, punya masalah yang tidak dialami oleh pembalap Ducati lainnya seperti Marc Marquez atau Marco Bezzecchi. “Saya tidak tahu mengapa semuanya tidak berjalan dengan baik bagi saya. Marco Bezzecchi dan Marc Márquez melakukan segalanya lebih baik dari saya,” katanya dengan nada serius.
Masa Depan yang Penuh Tanda Tanya
Kabar mengenai Bagnaia diyakini pertimbangkan cabut Ducati ini jelas menambah drama di panggung MotoGP. Meskipun Bagnaia memiliki kontrak yang mengikatnya hingga 2026 dan pernah menyatakan komitmennya, tingkat frustrasi yang ia alami saat ini bisa menjadi faktor penentu.
Apakah Francesco Bagnaia benar-benar akan mempertimbangkan untuk pergi dari tim yang telah membawanya meraih banyak gelar juara dunia? Atau akankah Ducati berhasil menemukan solusi untuk masalah motornya dan meredakan ketegangan yang ada? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Satu hal yang pasti, musim MotoGP 2025 akan semakin menarik untuk diikuti!