Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, di tengah gempuran persaingan game yang makin ketat dan beragam kontroversi yang menyertainya, satu judul game berhasil mencuri perhatian dan mengukir sejarah di pasar Eropa. Ya, Assassin’s Creed Shadows telah membuktikan diri sebagai fenomena, tidak hanya menjadi game baru terlaris di benua biru, tapi juga memecahkan berbagai rekor jumlah pemain. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana game terbaru dari Ubisoft ini mampu meraih pencapaian luar biasa tersebut dan apa artinya bagi masa depan industri game. Yuk, kita selami lebih dalam!
Assassin’s Creed Shadows pecahkan rekor penjualan di Eropa, sukses besar di tengah pasar game yang menurun.
Mengukir Sejarah di Pasar Eropa: Game Baru Terlaris 2025
Kabar gembira datang dari laporan GSD, perusahaan analisis industri game ternama, yang menunjukkan dominasi Assassin’s Creed Shadows di Eropa. Game ini berhasil menjadi game baru terlaris di benua tersebut pada tahun 2025, mengalahkan judul-judul besar yang sangat dinanti seperti Monster Hunter Wilds, Mario Kart World, bahkan Kingdom Come: Deliverance 2. Ini adalah pencapaian luar biasa bagi Ubisoft, mengingat pasar game Eropa secara keseluruhan mengalami penurunan unit penjualan sebesar 6% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total 71 juta unit terjual hingga 28 Juli 2025.
Menariknya lagi, tren pembelian game di Eropa semakin bergeser ke arah digital. Laporan GSD mengungkap bahwa 74% dari total penjualan game di Eropa kini dikuasai oleh versi digital, naik 2% dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa kemudahan akses dan kepraktisan menjadi pilihan utama para gamer saat ini.
Meskipun Assassin’s Creed Shadows sukses besar sebagai game baru, di daftar penjualan keseluruhan, ia masih berada di posisi kedua. Posisi puncak tetap kokoh dipegang oleh EA Sports FC 25 yang sudah rilis sejak tahun 2024. Namun, pencapaian ini tetap menjadi sinyal positif bahwa kualitas dan inovasi game masih sangat dihargai oleh para pemain.
Berikut adalah daftar 20 game terlaris di Eropa pada tahun 2025 berdasarkan data GSD:
Peringkat | Judul Game | Penerbit |
---|---|---|
1 | EA Sports FC 25 | EA |
2 | Assassin’s Creed Shadows | Ubisoft |
3 | Grand Theft Auto 5 | Rockstar |
4 | Red Dead Redemption 2 | Rockstar |
5 | Hogwarts Legacy | Warner Bros |
6 | Split Fiction | EA |
7 | Monster Hunter Wilds | Capcom |
8 | Call of Duty: Black Ops 6 | Activision Blizzard |
9 | Mario Kart World | Nintendo |
10 | Kingdom Come: Deliverance 2 | Plaion |
11 | The Elder Scrolls IV: Oblivion Remastered | Bethesda |
12 | Star Wars Battlefront 2 | EA |
13 | Elden Ring: Nightreign | Bandai Namco |
14 | It Takes Two | EA |
15 | Grand Theft Auto Online | Rockstar |
16 | NBA 2K25 | 2K Games |
17 | F1 25 | EA |
18 | Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege | Ubisoft |
19 | Mario Kart 8: Deluxe | Nintendo |
20 | Battlefield 1 | EA |
Melampaui Kontroversi: Rekor Pemain dan Angin Segar untuk Ubisoft
Sebelum resmi dirilis, Assassin’s Creed Shadows sempat diterpa berbagai kontroversi dan kritik. Mulai dari pemilihan karakter Yasuke sebagai samurai Afrika, hingga desain patung koleksi yang dianggap tidak sensitif. Namun, seolah tak terpengaruh, game ini justru mencetak rekor fantastis. Hanya dalam hitungan hari setelah rilis pada 20 Maret 2025, Assassin’s Creed Shadows berhasil menarik lebih dari 2 juta pemain, menjadikannya peluncuran terbesar kedua dalam sejarah Ubisoft. Popularitasnya terus meroket hingga mencapai 5 juta pemain aktif dalam empat bulan pertama!
Fenomena ini seakan membenarkan pandangan pengembang legendaris Jepang, Hideki Kamiya. Ia berpendapat bahwa sebagian besar gamer sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan kontroversi tersebut. Hanya segelintir individu yang vokal di media sosial yang menciptakan kesan seolah-olah ada gelombang protes besar. Mayoritas pemain yang tertarik dengan game ini justru memilih untuk diam dan menikmati pengalaman bermain mereka.
“Saya bertanya-tanya apakah ada cara agar suara orang-orang normal ini juga bisa lebih terdengar dalam berbagai aspek,” tulis Hideki Kamiya di akun X pribadinya, menyoroti perbedaan antara minoritas yang lantang dan mayoritas yang puas.
Kesuksesan ini juga menjadi angin segar bagi Ubisoft. Perusahaan ini sebelumnya menghadapi tantangan finansial yang signifikan, dengan lonjakan utang bersih. Namun, berkat penerimaan positif dari Assassin’s Creed Shadows, Ubisoft kini lebih percaya diri. Keputusan untuk menunda perilisan game demi memoles kualitasnya, seperti yang diungkapkan Ubisoft, terbukti menjadi langkah yang sangat tepat dan sukses besar. Di Steam sendiri, game ini mencatatkan rekor 64.825 pemain bersamaan, melampaui rekor Assassin’s Creed Odyssey sebelumnya.
Gameplay Inovatif: Dua Protagonis, Pengalaman Berbeda
Salah satu daya tarik utama Assassin’s Creed Shadows yang mungkin berkontribusi pada kesuksesannya adalah inovasi gameplay dengan dua protagonis utama: Naoe dan Yasuke. Keduanya menawarkan gaya bermain yang sangat kontras namun saling melengkapi.
- Naoe: Sebagai seorang shinobi dan anggota Brotherhood, Naoe unggul dalam aksi stealth dan parkour. Ia dilengkapi dengan hidden blade, senjata ringan seperti katana dan kusarigama, serta perlengkapan ninja seperti kunai dan smoke bomb. Kemampuan Eagle Vision miliknya juga sangat membantu dalam mendeteksi pergerakan musuh.
- Yasuke: Berkebalikan dengan Naoe, Yasuke adalah seorang samurai yang mengandalkan kekuatan dan pertarungan frontal yang brutal. Ia dapat menggunakan berbagai senjata berat seperti Long Katana dan Naginata, serta senjata jarak jauh seperti teppo (senapan).
Pemain dapat berganti karakter secara bebas, menyesuaikan dengan situasi misi atau preferensi gaya bermain. Meskipun ada misi eksklusif untuk masing-masing karakter, sistem levelling yang progresif dan berbagi skill point membuat pengalaman bermain tetap mulus. Ini memungkinkan pemain untuk mengembangkan kedua karakter secara simultan, bahkan saat hanya fokus bermain dengan salah satu karakter. Kombinasi combat yang intens dan stealth yang taktis membuat Assassin’s Creed Shadows menawarkan pengalaman bermain yang dinamis dan menantang, memberikan kebebasan penuh kepada pemain untuk memilih pendekatan mereka.
Apa Selanjutnya untuk Assassin’s Creed Shadows dan Ubisoft?
Dengan raihan prestasi gemilang ini, masa depan Assassin’s Creed Shadows terlihat sangat cerah. Ubisoft telah berjanji untuk memberikan dukungan pasca-peluncuran yang kuat, termasuk pembaruan konten dan ekspansi cerita. Beberapa di antaranya sudah diumumkan, seperti DLC “Claws of Awaji” yang akan menambah sekitar 10 jam konten baru, serta pembaruan yang menghadirkan difficulty Nightmare dan kolaborasi menarik dengan Critical Role.
Kesuksesan Assassin’s Creed Shadows juga menjadi fondasi kuat bagi Ubisoft untuk merealisasikan rencana besar mereka di masa depan. Perusahaan ini dikabarkan sedang mempersiapkan hingga sembilan seri baru untuk franchise ini dalam kurun waktu enam tahun ke depan. Jika momentum positif ini terus terjaga, bukan tidak mungkin kita akan melihat era kebangkitan bagi Ubisoft dan seri Assassin’s Creed yang semakin dicintai oleh para gamer di seluruh dunia.
Kesimpulan
Assassin’s Creed Shadows telah membuktikan bahwa meskipun menghadapi badai kontroversi, kualitas, inovasi gameplay, dan daya tarik cerita tetap menjadi kunci utama keberhasilan. Dominasinya sebagai game baru terlaris di Eropa dan rekor jumlah pemain yang fantastis adalah bukti nyata bahwa seri ini masih memiliki tempat spesial di hati para gamer. Pencapaian ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah bagi franchise Assassin’s Creed, tetapi juga memberikan harapan baru bagi Ubisoft untuk bangkit dan terus menghadirkan pengalaman bermain yang tak terlupakan. Kita tunggu saja kejutan apa lagi yang akan disuguhkan oleh para Assassin di masa mendatang!