Yogyakarta, zekriansyah.com – Pertandingan uji coba pramusim antara Arsenal vs AC Milan di Singapura pada Rabu, 23 Juli 2025, menyajikan drama yang menarik bagi para penggemar sepak bola. Meski Rossoneri kalah tipis 0-1 di waktu normal, mereka berhasil menang adu penalti dengan skor 6-5, memberikan hiburan tersendiri bagi pendukung yang hadir langsung. Ini adalah kisah tentang dominasi The Gunners yang tak berbuah banyak gol, dan ketangguhan Milan di babak tos-tosan.
Arsenal kalahkan AC Milan 1-0 di waktu normal, namun Rossoneri sukses membalas lewat kemenangan dramatis adu penalti 6-5 dalam laga pramusim di Singapura.
Duel di Singapura: Arsenal Dominan, Milan Bertahan
Laga yang digelar di National Stadium Singapura ini disaksikan oleh puluhan ribu penonton yang antusias. Sejak peluit kick-off, Arsenal asuhan Mikel Arteta langsung tancap gas. Mereka tampil sangat agresif, mendominasi penguasaan bola dan tak henti-hentinya membombardir pertahanan AC Milan.
Statistik menunjukkan betapa timpangnya jalannya pertandingan ini:
- Total Tembakan: Arsenal 23, AC Milan 3
- Tembakan Tepat Sasaran: Arsenal 9, AC Milan 1
- Penguasaan Bola: Arsenal 57%, AC Milan 43%
Milan, di bawah arahan Massimiliano Allegri, terlihat masih meraba-raba taktik baru dengan formasi 3-5-2 yang kerap berubah menjadi 5-4-1 saat bertahan. Mereka dipaksa bermain pragmatis dan menarik garis pertahanan yang dalam, membuat kiper Pietro Terracciano (di babak pertama) dan Lorenzo Torriani (di babak kedua) bekerja keras menghalau serangan The Gunners.
Gol Tunggal Bukayo Saka: Pembeda di Waktu Normal
Setelah babak pertama berakhir tanpa gol, kebuntuan akhirnya pecah di menit ke-53. Adalah Bukayo Saka yang menjadi penentu kemenangan Arsenal di waktu normal. Gol ini berawal dari umpan silang akurat Jakub Kiwior dari sisi kiri penyerangan. Saka dengan sigap menyambar bola, memanfaatkan kesalahan antisipasi dari kiper Milan. Skor pun berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Arsenal.
Meskipun unggul, Arsenal kesulitan menggandakan keunggulan. Beberapa peluang emas, termasuk dari Martin Odegaard dan Reiss Nelson, berhasil digagalkan oleh penampilan gemilang kiper muda Milan, Lorenzo Torriani, yang masuk di babak kedua. Milan sendiri hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran sepanjang laga, melalui Rafael Leao di menit ke-69, yang juga berhasil ditepis oleh kiper Arsenal, Kepa Arrizabalaga. Hingga peluit panjang berbunyi, hasil Arsenal vs AC Milan di 90 menit tetap 1-0.
Drama Adu Penalti: Rossoneri yang “Terhibur”
Uniknya, meskipun Arsenal memenangkan pertandingan di waktu normal, laga ini tetap dilanjutkan dengan adu penalti. Hal ini memang sudah menjadi tradisi dalam beberapa pertandingan pramusim untuk memberikan hiburan tambahan bagi para penonton. Dan di sinilah AC Milan menemukan “hiburan” dan kebanggaan mereka.
Drama adu penalti berlangsung sangat ketat. Penendang pertama Arsenal, Martin Odegaard, gagal menunaikan tugasnya setelah tendangannya ditepis Torriani. Namun, penendang kedua Milan, Lorenzo Colombo, juga gagal. Ketegangan terus memuncak hingga penendang kesembilan.
Pada akhirnya, Rossoneri keluar sebagai pemenang adu penalti dengan skor 6-5. Kemenangan Milan dipastikan oleh sepakan pemain muda mereka, Christian Comotto, setelah penendang kesembilan Arsenal gagal mengeksekusi penalti. Penampilan heroik kiper muda Milan, Lorenzo Torriani, patut diacungi jempol dengan tiga penyelamatan krusial di babak tos-tosan ini.
“Kami sangat senang dengan penampilan tim terutama sikap pemain,” kata Mikel Arteta usai laga. “Kualitas dan dominasi yang kami tunjukkan di sepanjang laga, tentu karena kemenangannya juga.” Arteta juga memuji talenta muda 15 tahun, Max Dowman, yang ia tampilkan di babak kedua.
Kesimpulan
Pertandingan Arsenal vs AC Milan ini mungkin hanya laga pramusim, namun menyajikan tontonan yang penuh pelajaran dan hiburan. Arsenal menunjukkan dominasi dan potensi serangan mereka, sementara AC Milan memperlihatkan ketahanan dan mental baja di babak adu penalti. Bagi para penggemar Rossoneri, meskipun kalah di waktu normal, kemenangan dramatis di babak adu penalti tentu menjadi penghibur yang manis dan modal berharga untuk menatap musim 2025/2026. Pertandingan ini membuktikan bahwa dalam sepak bola, hasil akhir tidak selalu menceritakan keseluruhan cerita.