Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa yang tak kenal Nokia? Nama ini pasti langsung terlintas di benak kita sebagai raja sinyal ponsel di era 90-an hingga awal 2000-an. Ponsel-ponselnya dikenal bandel, baterai awet, dan tentu saja, sinyalnya kuat di mana-mana. Namun, dominasi itu runtuh seiring gelombang smartphone yang melanda. Banyak yang mengira Nokia sudah tamat. Tapi, tahukah Anda? Nokia akhirnya bangkit dari ‘kubur’! Bukan dengan ponsel baru, melainkan sebagai pemain kunci di balik layar teknologi komunikasi modern, khususnya jaringan 5G.
Nokia, mantan raja ponsel yang sempat meredup, kini bangkit menjadi penguasa infrastruktur jaringan 5G global, menandai transformasi strategis pasca-era smartphone.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami perjalanan luar biasa Nokia, dari puncak kejayaan, kejatuhan yang menyakitkan, hingga kebangkitan tak terduga sebagai kekuatan global di dunia infrastruktur telekomunikasi. Mari kita lihat bagaimana sang legenda ini menemukan kembali jalannya!
Sejarah Kejayaan dan Kejatuhan Sang Raja Ponsel
Nokia punya sejarah panjang yang tak banyak orang tahu. Jauh sebelum era ponsel, perusahaan asal Finlandia ini sudah berdiri sejak 1865, bermula dari pabrik pengolahan kayu, lalu merambah ke karet, kabel, hingga akhirnya elektronik. Mereka adalah pelopor di banyak bidang, termasuk pengembangan jaringan GSM yang kita pakai hingga kini.
Era Keemasan: Saat Nokia Merajai Dunia Ponsel
Pada tahun 2008, Nokia berada di puncak kejayaannya. Pendapatan mereka mencapai lebih dari $76 miliar, menjadikannya produsen ponsel terbesar di dunia. Ponsel-ponsel seperti Nokia 3310, Nokia N95, dan seri Communicator adalah ikon yang digandrungi banyak orang. Kemampuan Nokia dalam menangkap sinyal di pelosok, daya tahan baterai, dan ketangguhan fisiknya membuat mereka dijuluki raja sinyal sejati. Siapa yang tidak punya cerita tentang ponsel Nokia yang jatuh berkali-kali tapi tetap berfungsi?
Titik Balik: Kedatangan Smartphone dan Kesalahan Fatal
Namun, pada tahun 2007, sebuah badai muncul: Apple meluncurkan iPhone. Perangkat revolusioner ini mengubah segalanya dengan layar sentuh intuitif dan ekosistem aplikasi yang kaya. Awalnya, Nokia meremehkan ancaman ini, menganggap iPhone terlalu mahal dan rapuh.
Ketika pasar mulai beralih ke smartphone, Nokia mencoba merespons dengan N97 pada 2009. Namun, sistem operasi Symbian yang mereka gunakan kesulitan bersaing dengan iOS dan Android. Ekosistem aplikasi Symbian tertinggal jauh, dan N97 gagal di pasaran, menandai awal kemunduran Nokia di segmen ponsel.
Pada tahun 2010, Steven Elop, mantan eksekutif Microsoft, ditunjuk sebagai CEO baru. Ia menyampaikan “Burning Platform Speech” yang menggambarkan Nokia dalam situasi kritis. Elop mengambil keputusan kontroversial dengan menghapus Symbian dan memilih Windows Phone dari Microsoft, alih-alih bergabung dengan Android. Sayangnya, Windows Phone juga gagal menarik minat konsumen dan pengembang, karena antarmuka yang berbeda, kinerja yang lambat, dan keterbatasan aplikasi.
Strategi Baru: Bangkit Sebagai Raksasa Jaringan
Kegagalan di pasar ponsel membuat Nokia berada di ambang kebangkrutan. Namun, di tengah keterpurukan itu, ada satu divisi yang terus bertahan dan berkembang: Nokia Solutions and Networks. Divisi inilah yang menjadi penyelamat dan membawa Nokia menuju kebangkitan yang tak terduga.
Penjualan Divisi Ponsel dan Fokus Baru
Pada tahun 2014, divisi perangkat Nokia akhirnya diakuisisi oleh Microsoft seharga $7,2 miliar. Keputusan ini, meskipun pahit, menjadi titik balik penting. Dana hasil penjualan tersebut digunakan Nokia untuk berinvestasi besar-besaran di teknologi jaringan dan infrastruktur telekomunikasi, sebuah bidang yang sebenarnya sudah mereka geluti sejak lama.
Akuisisi Strategis dan Dominasi 5G
Langkah paling strategis adalah akuisisi Alcatel-Lucent pada tahun 2015 senilai $16,6 miliar. Akuisisi ini tidak hanya memperkuat posisi Nokia di pasar jaringan, tetapi juga membawa serta Bell Labs, laboratorium riset legendaris di bidang telekomunikasi. Dengan fokus penuh pada teknologi jaringan, Nokia mulai mengalihkan energinya untuk menjadi pemain utama dalam pengembangan jaringan 5G.
Hasilnya? Fantastis!
- Pada 2018, Nokia meluncurkan chip ReefShark yang secara signifikan meningkatkan efisiensi jaringan 5G.
- Mereka berhasil menjalin kerja sama dengan operator besar dunia seperti NTT DoCoMo, AT&T, dan Vodafone.
- Pada tahun 2020, Nokia telah memiliki lebih dari 100 kontrak komersial 5G, dan angka ini terus bertambah hingga lebih dari 300 kontrak pada akhir 2024.
- Saat ini, Nokia menguasai 29% pasar 5G di luar China, menjadikannya salah satu pemimpin global di sektor ini.
Ini menunjukkan bahwa Nokia bangkit dari ‘kubur’ bukan lagi sebagai pembuat ponsel yang mungkin kalah saing, melainkan sebagai tulang punggung teknologi yang memungkinkan ponsel pintar Anda terhubung dengan dunia. Mereka adalah salah satu arsitek di balik kecepatan internet 5G yang kita nikmati saat ini.
Pelajaran Berharga dari Perjalanan Nokia
Kisah Nokia adalah bukti nyata bahwa sebuah perusahaan bisa jatuh, tetapi tidak harus hancur. Dengan adaptasi, inovasi, dan keberanian untuk mengubah arah bisnis, raja sinyal ini berhasil menemukan kembali kejayaannya. Dari produsen ponsel ikonik yang dikenal karena sinyalnya yang kuat, kini Nokia adalah kekuatan global yang membangun infrastruktur di balik sinyal-sinyal masa depan.
Ini adalah cerita tentang resiliensi dan visi. Nokia menunjukkan bahwa terkadang, untuk bangkit dari ‘kubur’, Anda harus berani melepaskan masa lalu dan merangkul masa depan dengan strategi yang berbeda. Semoga perjalanan Nokia ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua!
FAQ
Tanya: Mengapa Nokia disebut sebagai “raja sinyal” di masa lalu?
Jawab: Nokia dikenal karena ponselnya yang memiliki sinyal kuat dan baterai tahan lama, menjadikannya pilihan populer di era 90-an hingga awal 2000-an.
Tanya: Apa peran Nokia saat ini setelah tidak lagi mendominasi pasar ponsel?
Jawab: Nokia kini menjadi pemain kunci dalam pengembangan dan penyediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi, terutama untuk teknologi 5G.
Tanya: Bagaimana perjalanan Nokia dari pabrik pengolahan kayu hingga menjadi pemimpin jaringan 5G?
Jawab: Nokia memiliki sejarah panjang sejak 1865, bermula dari industri kayu, karet, kabel, hingga akhirnya merambah ke elektronik dan menjadi pelopor dalam teknologi jaringan.