Yogyakarta, zekriansyah.com – Melihat anak terus muntah dan lemas adalah salah satu skenario yang paling bikin cemas para orang tua. Wajar saja, kondisi ini bisa membuat si Kecil kehilangan banyak cairan dan nutrisi, yang ujung-ujungnya berisiko tinggi mengalami dehidrasi. Padahal, dehidrasi pada anak bisa berkembang sangat cepat dan berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Anak terus muntah dan lemas bisa jadi tanda dehidrasi serius; kenali penyebabnya dan kapan harus segera ke dokter.
Artikel ini akan memandu Anda memahami mengapa anak bisa terus muntah, mengenali tanda-tanda bahaya dehidrasi, serta langkah penanganan cepat yang perlu dilakukan di rumah dan kapan saatnya butuh penanganan medis segera. Mari kita simak bersama.
Mengapa Anak Bisa Terus Muntah dan Lemas? Kenali Penyebabnya
Muntah pada anak seringkali merupakan respons alami tubuh untuk mengeluarkan zat yang dianggap berbahaya. Namun, jika muntah terjadi berulang kali dan disertai anak lemas, ada beberapa kemungkinan penyebab yang perlu Anda ketahui:
1. Infeksi Saluran Cerna (Flu Perut atau Gastroenteritis)
Ini adalah penyebab paling umum. Flu perut atau gastroenteritis sering disebabkan oleh virus atau bakteri yang menyerang sistem pencernaan. Gejalanya tidak hanya muntah, tapi juga bisa disertai diare, mual, dan kram perut. Umumnya kondisi ini akan membaik dalam beberapa hari.
2. Keracunan Makanan atau Alergi
Anak bisa muntah jika mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau tidak diolah dengan higienis. Selain itu, alergi makanan terhadap jenis tertentu (seperti susu sapi, telur, kacang-kacangan) juga bisa memicu muntah, seringkali disertai gejala lain seperti bengkak pada bibir atau gatal-gatal.
3. Kondisi Serius Lain yang Perlu Diwaspadai
Muntah juga bisa menjadi gejala dari penyakit yang lebih serius dan butuh penanganan cepat, seperti:
- Radang usus buntu (apendisitis): Menyebabkan nyeri perut ulu hati yang berpindah ke kanan bawah, demam, dan muntah. Ini adalah kondisi darurat.
- Infeksi lainnya: Seperti infeksi telinga, pneumonia (radang paru-paru), migrain pada anak, hingga radang selaput otak (meningitis).
- Sumbatan usus: Terkadang, ada penyumbatan di saluran pencernaan yang menyebabkan muntah hebat.
Tanda-Tanda Dehidrasi pada Anak: Waspada Jika Anak Terus Muntah dan Lemas
Dehidrasi adalah bahaya terbesar saat anak terus muntah lemas. Cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang masuk bisa dengan cepat membuat kondisi si Kecil memburuk. Penting bagi Mama dan Papa untuk mengenali tanda-tanda dehidrasi, mulai dari yang ringan hingga berat:
Dehidrasi Ringan hingga Sedang
Pada tahap ini, gejala yang muncul bisa berupa:
- Mulut dan bibir kering
- Frekuensi buang air kecil berkurang, urine berwarna lebih pekat
- Mata terlihat sedikit cekung
- Kulit terasa kering dan kurang elastis (saat dicubit, kembalinya lambat)
- Anak tampak kehausan, rewel, atau lebih sering mengantuk
Dehidrasi Berat: Kondisi Darurat!
Jika Anda menemukan tanda-tanda berikut, segera bawa anak ke rumah sakit atau unit gawat darurat (UGD) karena ini adalah kondisi darurat yang butuh penanganan cepat:
- Anak tampak sangat lemas, bingung, atau sulit dibangunkan
- Napas menjadi cepat dan dalam
- Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
- Ubun-ubun cekung pada bayi
- Kulit terasa sangat kering dan dingin
- Detak jantung cepat
- Tidak buang air kecil selama lebih dari 6-8 jam pada bayi atau 12 jam pada anak yang lebih besar
Pertolongan Pertama Saat Anak Terus Muntah di Rumah
Jika anak Anda mulai muntah, tetaplah tenang. Ketenangan orang tua sangat membantu anak merasa lebih nyaman. Berikut beberapa langkah pertolongan pertama anak muntah yang bisa Anda lakukan di rumah:
- Jaga Posisi Anak: Pastikan posisi anak tetap tegak, atau berbaring miring/tengkurap. Ini penting untuk mencegah muntahan terhirup ke saluran pernapasan dan paru-paru.
- Berikan Cairan Sedikit demi Sedikit: Setelah perut anak tenang (sekitar setengah jam setelah muntah terakhir), berikan cairan secara perlahan dan bertahap.
- Prioritaskan Oralit: Cairan oralit sangat direkomendasikan karena mengandung elektrolit yang hilang saat muntah.
- Air Putih atau ASI: Jika oralit sulit didapat atau anak menolak, berikan air putih atau ASI (untuk bayi) dalam jumlah sedikit (1-2 sendok makan) setiap 15-20 menit.
- Hindari Minuman Berkarbonasi atau Tinggi Gula: Minuman ini justru bisa memperparah diare dan muntah.
- Istirahatkan Anak: Biarkan si Kecil beristirahat, kurangi aktivitas fisik sementara waktu. Istirahat yang cukup membantu tubuh memulihkan diri.
- Hindari Makanan Padat Awalnya: Selama 6-24 jam pertama atau sampai kondisi anak membaik, hindari makanan padat untuk memberi lambung waktu istirahat.
- Berikan Makanan Mudah Dicerna: Setelah anak tidak muntah lagi dan nafsu makan kembali, berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna seperti bubur, sereal, roti, kentang, pisang, atau sup kaldu. Hindari makanan berlemak, pedas, atau asam.
Kapan Harus Segera Membawa Anak ke Dokter atau Rumah Sakit?
Meskipun banyak kasus muntah pada anak bisa diatasi di rumah, ada beberapa tanda bahaya yang mengharuskan Anda untuk segera membawa anak ke dokter atau rumah sakit. Jangan tunda, karena butuh penanganan cepat untuk mencegah komplikasi serius:
- Muntah Berdarah atau Berwarna Aneh: Jika ada darah pada muntahan (merah segar atau kehitaman seperti bubuk kopi), atau muntahan berwarna hijau (yang menandakan empedu).
- Muntah Terus-menerus: Anak tidak berhenti muntah lebih dari 12 jam (untuk bayi) atau 24 jam (untuk anak yang lebih besar), dan tidak bisa menahan cairan yang masuk.
- Disertai Sakit Perut Hebat: Terutama jika nyeri terlokalisir di perut kanan bawah, yang bisa jadi gejala usus buntu.
- Tanda Dehidrasi Berat: Seperti yang sudah disebutkan di atas (sangat lemas, mata cekung parah, sulit dibangunkan, napas cepat).
- Demam Tinggi Disertai Gejala Lain: Muntah yang disertai demam tinggi, ruam, gangguan pernapasan, kaku leher, atau perubahan kesadaran.
- Perut Membuncit: Ini bisa menjadi tanda adanya penyumbatan usus.
- Tidak Buang Air Kecil: Bayi tidak buang air kecil selama 6-8 jam atau anak yang lebih besar selama 12 jam.
- Anak Terlihat Kuning: Terutama jika disertai sakit perut di kanan atas, bisa jadi indikasi hepatitis.
Membawa anak ke fasilitas layanan kesehatan yang memiliki dokter spesialis anak siaga 24 jam, seperti Pediatric Emergency, sangat direkomendasikan dalam situasi darurat ini.
Kesimpulan
Melihat anak terus muntah dan lemas memang mengkhawatirkan, namun dengan informasi yang tepat, Anda bisa bersikap tenang dan mengambil langkah yang benar. Ingatlah, dehidrasi adalah ancaman utama, jadi pastikan si Kecil tetap terhidrasi. Kenali tanda bahaya yang telah disebutkan, dan jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis jika kondisi anak memburuk atau menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Penanganan cepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan keselamatan buah hati Anda.
FAQ
Tanya: Apa saja tanda-tanda dehidrasi pada anak yang muntah dan lemas selain lemas?
Jawab: Tanda dehidrasi meliputi mulut kering, mata cekung, jarang buang air kecil, dan menangis tanpa air mata.
Tanya: Bagaimana cara mencegah dehidrasi pada anak yang sedang muntah?
Jawab: Berikan cairan sedikit demi sedikit secara sering, seperti larutan rehidrasi oral (oralit).
Tanya: Kapan saya harus segera membawa anak ke dokter jika ia muntah dan lemas?
Jawab: Segera cari pertolongan medis jika anak muntah terus-menerus, tidak bisa minum, terlihat sangat lemas, atau ada tanda dehidrasi berat.