7 Game Besar yang Dibatalkan di Tahun 2025: Mengapa **Gamer Kecewa Berat**?

Dipublikasikan 30 Juli 2025 oleh admin
Teknologi Dan Gadget

Yogyakarta, zekriansyah.com – Halo, para gamer! Tahun 2025 seharusnya menjadi tahun yang penuh semangat dengan berbagai game baru yang siap dirilis. Namun, kenyataannya, industri game belakangan ini justru diselimuti awan kelabu. Sejak tahun 2022, kita terus-menerus mendengar kabar buruk, mulai dari gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga, yang paling menyakitkan bagi kita semua, pembatalan game yang sudah lama dinantikan.

7 Game Besar yang Dibatalkan di Tahun 2025: Mengapa **Gamer Kecewa Berat**?

Sejumlah game besar batal rilis di tahun 2025, membuat gamer kecewa berat atas prospek industri yang tak sesuai harapan.

Bayangkan saja, Anda sudah menanti bertahun-tahun, melihat trailer yang memukau, dan membayangkan petualangan seru yang akan datang. Tiba-tiba, “BAM!”, pengembang mengumumkan bahwa proyek tersebut dibatalkan. Rasanya seperti kehilangan sesuatu yang belum sempat kita miliki, bukan? Artikel ini akan membahas beberapa game dibatalkan di 2025 yang paling mengecewakan gamer, serta mencoba memahami mengapa hal ini bisa terjadi. Siap-siap menahan rasa nyesek, ya!

Mengapa Pembatalan Game Terus Terjadi?

Fenomena pembatalan game bukanlah hal baru, tapi frekuensinya di tahun 2025 ini terasa makin mengkhawatirkan. Ada banyak alasan di baliknya, mulai dari masalah internal studio, tantangan finansial, hingga standar kualitas yang tidak terpenuhi. Terkadang, studio pengembang bahkan harus ditutup bersamaan dengan dihentikannya proyek mereka.

Industri game adalah bisnis yang kompleks dan berisiko tinggi. Pengembangan sebuah game membutuhkan waktu, sumber daya, dan dana yang tidak sedikit. Ketika ada hambatan di tengah jalan, seperti perubahan arah pengembangan, masalah teknis yang sulit diatasi, atau proyeksi keuntungan yang tidak menjanjikan, keputusan berat untuk membatalkan game seringkali menjadi pilihan terakhir. Ini tentu saja meninggalkan rasa pahit, terutama bagi para gamer yang sudah menaruh harapan tinggi.

Daftar Game yang Dibatalkan di 2025 yang Paling Bikin Nyesek

Berikut adalah beberapa judul game dibatalkan di 2025 yang sukses membuat banyak gamer kecewa berat:

1. Transformers: Reactivate

Game baru Transformers yang dikembangkan oleh Splash Damage ini sempat memamerkan trailer perdana di The Game Awards 2022. Cuplikan gameplay yang ada di YouTube pun terlihat menjanjikan, menampilkan kedatangan Decepticons ke Bumi dan upaya Autobot untuk melawan. Harapan akan pengalaman multiplayer Transformers yang seru membumbung tinggi, namun sayangnya, pengembangan game ini akhirnya tidak dilanjutkan.

2. Football Manager 25

Bagi penggemar simulasi manajemen sepak bola, kabar pembatalan Football Manager 25 (FM25) dari Sports Interactive adalah pukulan telak. Setelah beberapa kali ditunda, game ini akhirnya dibatalkan karena pengalaman pemain dan user interface-nya belum memenuhi standar kualitas yang mereka inginkan. Sports Interactive, dengan dukungan Sega sebagai publisher, mengakui bahwa keputusan ini sulit, apalagi game ini sudah membuka pre-order dan menjanjikan peningkatan visual serta gameplay signifikan. Meskipun begitu, mereka menegaskan bahwa ini bukan akhir dari seri Football Manager dan fokus kini beralih sepenuhnya ke Football Manager 2026. Gamer yang sudah pre-order juga dijanjikan pengembalian dana penuh.

3. Kingdom Hearts Missing-Link

Seri Kingdom Hearts memang salah satu franchise paling populer dari Square Enix. Oleh karena itu, pembatalan Kingdom Hearts Missing-Link sungguh mengejutkan banyak pihak. Game yang direncanakan sebagai judul mobile orisinal ini telah melalui beberapa uji beta tertutup. Namun, pengembang merasa kesulitan untuk memberikan dukungan jangka panjang yang memuaskan bagi para pemain, sehingga memutuskan untuk menghentikan pengembangannya. Kini, cerita Missing-Link benar-benar menjadi bagian yang “hilang” dari semesta Kingdom Hearts.

4. Everwild

Rare, studio di balik Sea of Thieves, sempat mengumumkan IP baru berjudul Everwild pada tahun 2019. Dengan trailer cerita bertajuk Eternals di tahun 2020, dunia Everwild terlihat menakjubkan dengan desain makhluk dan lanskap yang memukau, serta gameplay aksi petualangan tanpa sistem combat. Meskipun bos Xbox, Phil Spencer, sempat mencoba gamenya, tidak ada cuplikan gameplay yang dirilis selama enam tahun setelahnya. Arah pengembangannya yang tidak pernah jelas diyakini menjadi alasan Microsoft membatalkan game ini.

5. Black Panther

Kabar pembatalan game Black Panther dari EA terasa sangat mengecewakan, apalagi setelah concept art Wakanda dan berbagai karakter yang bisa dimainkan sempat dibagikan. Ceritanya bahkan akan melibatkan Skrulls. Namun, Cliffhanger Games selaku developer resmi ditutup bersamaan dengan pembatalan game ini, mengakhiri harapan banyak penggemar superhero.

6. Wonder Woman

Di tengah kesuksesan DC di industri perfilman, performa mereka di gaming justru kurang memuaskan. Setelah kegagalan Gotham Knights dan Suicide Squad: Kill the Justice League, kabar pembatalan game Wonder Woman garapan Monolith Productions (yang kabarnya akan membawa sistem Nemesis ala Middle-Earth) menjadi pukulan telak lainnya. Yang lebih menyedihkan, Monolith Productions sendiri juga ikut dibubarkan.

7. Perfect Dark Remake

Salah satu pembatalan game yang paling mengejutkan adalah Perfect Dark Remake. Banyak gamer berharap game ini segera rilis, terutama setelah memamerkan trailer gameplay di Xbox Showcase 2024 yang terlihat sangat menjanjikan. Visual yang memanjakan mata, elemen parkour ala Mirror’s Edge, fitur scanner baru, voice acting berkualitas, dan gameplay FPS yang memukau, semua itu kini hanya tinggal kenangan. Xbox memutuskan membatalkan game ini dan menutup developer The Initiative.

8. Hytale

Setelah enam tahun pengembangan, Riot Games akhirnya membatalkan pengembangan Hytale, game sandbox MMO yang terinspirasi dari Minecraft. Pembatalan ini terjadi karena Riot resmi menutup Hypixel Studios, pengembang game tersebut. Noxy, CEO Hypixel Studios, menjelaskan bahwa ambisi developer menjadi terlalu kompleks dan tim tidak memiliki waktu atau sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Ini tentu mengecewakan gamer yang sudah menanti lama, apalagi trailer pengumumannya sudah ditonton lebih dari 60 juta kali.

9. Proyek Live-Service Sony (Bend & Bluepoint Games)

Setelah peluncuran yang kurang baik dari game live-service PlayStation, Concord, Sony juga membatalkan dua game live-service lainnya dari Bend Studio (pengembang Days Gone) dan Bluepoint Games (yang dikenal dengan remake fenomenal seperti Demon’s Souls). Bluepoint Games sendiri kabarnya sedang mengembangkan game live-service God of War. Keputusan ini menunjukkan pergeseran fokus Sony dari model live-service yang mungkin tidak sesuai harapan.

10. Dua Game Techland yang Tak Terumumkan

Techland, studio di balik seri Dying Light, juga menghadapi masa sulit. Mereka memutuskan membatalkan dua proyek video game, salah satunya dikenal sebagai Project Cornerstone yang konon merupakan RPG fantasi terinspirasi Star Wars. Pembatalan ini disebabkan oleh kerugian finansial besar yang dialami studio pada tahun 2023 dan 2024.

11. Game Titanfall Baru dari Respawn

Bagi penggemar seri Titanfall, kabar pembatalan game Titanfall berikutnya dari Respawn (dengan nama kode R7) pasti sangat menghancurkan. Respawn kini mengalihkan fokus ke upaya penceritaan untuk seri ketiga Jedi: Fallen Order. Selain itu, game FPS Star Wars terpisah yang sedang dikerjakan Respawn juga telah dihentikan sejak awal tahun 2024.

12. Earthblade

Extremely OK Games, pengembang di balik platformer inovatif Celeste, telah mengumumkan pembatalan game Earthblade yang sangat dinantikan. Earthblade seharusnya menjadi platformer 2D berbasis naratif dengan elemen RPG dan Metroidvania, menampilkan gaya seni piksel yang memukau. Meskipun tampak hampir selesai, pengembang menyatakan bahwa “pengembangannya tidak sejauh yang diharapkan” dan ada masalah terkait keluarnya salah satu anggota pendiri tim karena “perselisihan tentang hak kekayaan intelektual Celeste.”

Dampak Pembatalan bagi Komunitas Gamer

Pembatalan game ini bukan hanya sekadar berita bagi industri, tapi juga meninggalkan jejak kekecewaan mendalam bagi para gamer. Waktu yang dihabiskan untuk menanti, harapan yang terbangun dari trailer dan concept art, semua itu terasa sia-sia. Bagi yang sudah melakukan pre-order, ada proses pengembalian dana yang harus diurus, menambah kerumitan. Lebih dari itu, pembatalan game seperti ini juga bisa menimbulkan keraguan pada janji-janji developer di masa depan.

Ini adalah sisi gelap dari bisnis game, di mana harapan dan ekspektasi gamer seringkali harus berhadapan dengan realitas ekonomi dan tantangan pengembangan yang kompleks.

Kesimpulan

Tahun 2025 memang membawa banyak kabar pembatalan game yang membuat hati para gamer kecewa. Dari game superhero hingga simulasi olahraga, tak ada yang luput dari nasib pahit ini. Setiap pembatalan adalah pengingat bahwa di balik trailer yang memukau dan janji-janji ambisius, ada proses pengembangan yang penuh tantangan dan risiko.

Meskipun pembatalan game ini menyakitkan, kita sebagai komunitas gamer tetap harus optimis. Industri ini terus berkembang, dan di tengah setiap kekecewaan, pasti akan ada game-game hebat lain yang lahir dan berhasil memenuhi ekspektasi kita. Semoga para pengembang bisa belajar dari pengalaman ini dan terus berinovasi, sehingga kekecewaan seperti ini bisa diminimalisir di masa depan. Mari kita berharap untuk berita yang lebih baik di dunia gaming!

FAQ

Tanya: Mengapa banyak game besar yang dibatalkan di tahun 2025?
Jawab: Pembatalan game terjadi karena berbagai faktor seperti masalah internal studio, tantangan finansial, dan standar kualitas yang tidak terpenuhi.

Tanya: Apa saja dampak pembatalan game bagi para gamer?
Jawab: Pembatalan game menyebabkan kekecewaan berat karena gamer kehilangan kesempatan untuk memainkan judul yang sudah dinanti-nantikan.

Tanya: Apakah pembatalan game hanya terjadi di tahun 2025?
Jawab: Tidak, fenomena pembatalan game bukanlah hal baru dan sudah terjadi sejak tahun 2022, namun frekuensinya terasa meningkat di tahun 2025.