Waspada! **116 Warga Mataram NTB Terindikasi HIV**, Dinkes Gencarkan Pendampingan dan Pengobatan

Dipublikasikan 11 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup menarik perhatian. Terdata, sebanyak 116 warga terindikasi HIV/AIDS berdasarkan data dari Januari hingga Agustus tahun ini. Angka ini mungkin terdengar besar, tapi penting untuk memahami konteksnya. Artikel ini akan mengupas tuntas data tersebut, upaya yang dilakukan Dinkes, serta bagaimana kita semua bisa berperan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Mari kita selami lebih dalam.

Waspada! **116 Warga Mataram NTB Terindikasi HIV**, Dinkes Gencarkan Pendampingan dan Pengobatan

Dinkes Mataram Gencarkan Pendampingan Pasien HIV, 116 Warga Terindikasi Hingga Agustus

Mataram, Pusat Rujukan Kasus HIV/AIDS di NTB

Melihat angka 116 warga Mataram NTB terindikasi HIV, mungkin kita bertanya-tanya mengapa jumlahnya terkesan tinggi. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan, menjelaskan bahwa sebagian besar dari kasus ini, yaitu 74 orang, ternyata bukan warga asli Kota Mataram. Hanya 42 orang yang tercatat sebagai warga Kota Mataram. Hal ini karena Kota Mataram berfungsi sebagai pusat rujukan utama untuk penanganan kasus HIV/AIDS di wilayah NTB.

Artinya, ketika ada temuan kasus di daerah lain di NTB, pasien seringkali dirujuk dan tercatat di fasilitas kesehatan di Mataram. Ini menunjukkan bahwa sistem deteksi dan rujukan bekerja, bukan semata-mata lonjakan kasus di Mataram saja, meskipun tetap menjadi perhatian serius.

Langkah Cepat Dinkes Mataram: Pendampingan dan Pengobatan (PDP)

Dinkes Kota Mataram tidak tinggal diam. Mereka langsung bergerak cepat memberikan program pendampingan dan pengobatan (PDP) bagi para individu yang terindikasi HIV. Program ini sangat vital untuk memastikan mereka mendapatkan penanganan yang tepat dan berkualitas.

Layanan PDP ini tersedia di beberapa puskesmas, seperti Puskesmas Dasan Agung, Puskesmas Karang Pule, dan Puskesmas Selaparang. Di sana, pasien akan mendapatkan terapi dan obat-obatan sesuai standar penanganan HIV, termasuk obat Antiretroviral (ARV). Untuk warga di luar Mataram, pendampingan dan pengobatan akan dilanjutkan di wilayah domisili masing-masing, memastikan keberlanjutan perawatan.

Pentingnya Deteksi Dini dan Waspada Gejala HIV/AIDS

Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan HIV/AIDS adalah kenyataan bahwa pembawa virus (asimtomatik carrier) seringkali tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Gejala bisa baru terlihat setelah lima tahun, bahkan lebih. Ini membuat deteksi dini menjadi sangat krusial, idealnya pada 1-2 tahun pertama setelah terinfeksi, agar penularan bisa segera dicegah.

Dinkes melalui tim di puskesmas aktif melakukan skrining penyakit menular. Beberapa gejala yang bisa menjadi indikasi seseorang positif HIV/AIDS antara lain:

  • Diare berkepanjangan
  • Penurunan berat badan drastis selama tiga bulan
  • Penyakit kulit yang tidak kunjung sembuh
  • Munculnya jamur di mulut
  • Penurunan kekebalan tubuh secara umum

Meskipun gejala ini bisa jadi indikasi penyakit lain, jika Anda merasa berisiko atau mengalami beberapa gejala di atas, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri.

Mencegah Penularan HIV/AIDS: Peran Kita Bersama

Peningkatan kasus HIV/AIDS di NTB secara keseluruhan menunjukkan bahwa kesadaran dan upaya pencegahan harus terus digencarkan. Mayoritas kasus penularan terjadi melalui hubungan seks yang tidak sehat, seperti berganti-ganti pasangan tanpa pengaman, serta penggunaan jarum suntik yang tidak steril (misalnya pada penyalahgunaan narkoba atau tato).

Berikut adalah beberapa langkah penting yang bisa kita lakukan untuk mencegah penularan dan melindungi diri serta orang-orang di sekitar kita:

  • Setia pada Pasangan: Hindari hubungan seks di luar pasangan yang sah.
  • Gunakan Pengaman: Jika berisiko, gunakan kondom secara konsisten dan benar.
  • Hindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama: Jangan pernah berbagi jarum suntik, baik untuk narkoba, tato, maupun tindik.
  • Pola Hidup Sehat: Terapkan gaya hidup sehat secara menyeluruh untuk menjaga imunitas tubuh.
  • Deteksi Dini: Bagi yang merasa berisiko, lakukan tes HIV secara berkala. Layanan konseling dan tes HIV sudah tersedia di banyak fasilitas kesehatan.
  • Dukungan Tanpa Stigma: Berikan dukungan penuh kepada individu dengan HIV/AIDS. Dengan pengobatan rutin (ARV), mereka bisa hidup normal dan virusnya tidak akan menular ke orang lain.

Kesimpulan

Angka 116 warga Mataram NTB terindikasi HIV adalah pengingat penting bagi kita semua untuk lebih waspada dan proaktif. Upaya Dinkes Kota Mataram dalam melakukan pendampingan dan pengobatan sudah patut diapresiasi, menjadikan Mataram sebagai garda terdepan penanganan kasus ini di NTB.

Namun, tanggung jawab pencegahan tidak hanya ada di tangan pemerintah dan tenaga kesehatan. Kita sebagai masyarakat juga memiliki peran besar. Dengan memahami cara penularan, menghindari perilaku berisiko, dan senantiasa menerapkan pola hidup sehat, kita bisa bersama-sama memutus rantai penularan HIV/AIDS. Mari ciptakan lingkungan yang lebih sadar, peduli, dan bebas stigma demi kesehatan bersama.