Waspada! Dinkes Catat Banyak Warga Palembang Terjangkit DBD, Ini Data Terbaru dan Cara Mencegahnya

Dipublikasikan 30 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim bisa berganti, tapi ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) sepertinya tetap setia menghantui warga Palembang. Ya, kabar terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang menunjukkan bahwa kasus DBD di Palembang masih terus menjadi perhatian serius. Bahkan, banyak warga Palembang terjangkit DBD, dan Dinkes catat angka-angka yang perlu kita waspadai bersama.

Waspada! Dinkes Catat Banyak Warga Palembang Terjangkit DBD, Ini Data Terbaru dan Cara Mencegahnya

Dinkes Palembang laporkan lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), warga diimbau waspada dan lakukan pencegahan.

Artikel ini akan membahas tuntas kondisi terkini, penyebab, dan yang terpenting, bagaimana kita bisa melindungi diri dan keluarga dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dengan informasi yang tepat, kita bisa lebih siap dan proaktif dalam menghadapi ancaman ini.

Angka Kasus DBD di Palembang: Naik Turun yang Tetap Mengkhawatirkan

Data terbaru dari Dinas Kesehatan Palembang memang cukup membuat kita mengernyitkan dahi. Meskipun ada fluktuasi, kasus DBD di Palembang secara umum masih terbilang tinggi. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Palembang, Bapak Yudi Setiawan, mengungkapkan bahwa per 24 Juli 2025, tercatat 53 kasus baru. Angka ini memang lebih rendah dari Juni yang mencapai 80 kasus, namun tetap menjadi perhatian serius.

Tren peningkatan kasus DBD di Palembang dan Sumatera Selatan secara keseluruhan sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2024, Sumatera Selatan mencatat 5.728 kasus DBD dengan 37 kematian, di mana Palembang menjadi penyumbang tertinggi dengan 1.225 kasus dan 14 kematian.

Jika melihat data per bulan di tahun-tahun sebelumnya, kasus DBD memang seringkali menunjukkan lonjakan saat musim hujan. Misalnya, pada Januari 2024, tercatat 122 kasus dengan 3 kematian, meningkat dari 90 kasus di Desember 2023. Pada April 2024, angka penderita mencapai 640 orang. Sementara itu, hingga Juni 2025, Palembang masih menduduki peringkat teratas di Sumsel dengan 389 kasus.

Siapa yang Paling Rentan Terkena DBD di Palembang?

Dari catatan Dinkes Palembang, kelompok usia 5-14 tahun menjadi yang paling banyak terjangkit DBD, disusul oleh usia 15-44 tahun. Ini artinya, anak-anak dan remaja adalah kelompok yang paling rentan. Jika dilihat dari jenis kelamin, pasien laki-laki lebih banyak yang terjangkit dibandingkan perempuan.

Untuk wilayah, beberapa kecamatan seperti Sukarami, Plaju, dan Ilir Barat I seringkali mencatat kasus yang tinggi. Kecamatan Gandus juga pernah menduduki peringkat pertama kasus DBD. Di tahun 2022, Kalidoni, Ilir Timur II, dan Plaju menjadi area dengan kasus terbanyak. Ini menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti tidak pilih-pilih tempat untuk berkembang biak.

Penyebab DBD Susah Hilang: Cuaca, Lingkungan, dan Kebiasaan Kita

Mengapa kasus DBD di Palembang ini seperti tak ada habisnya? Ada beberapa faktor yang berperan. Pertama, perubahan musim. Saat musim hujan, genangan air di mana-mana menjadi ‘hotel bintang lima’ bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. Saluran air yang kotor pun jadi sarang ideal.

Namun, jangan salah, saat musim kemarau pun nyamuk bisa lebih aktif menggigit karena suhu panas, dan kebiasaan menampung air di wadah-wadah saat kemarau juga jadi pemicu. Suhu dingin saat musim hujan juga dapat membuat penyebaran jentik nyamuk lebih cepat dan luas.

Selain itu, kepadatan penduduk di Palembang dan lingkungan permukiman yang memicu cepatnya penyebaran nyamuk Aedes aegypti juga berperan besar. Sayangnya, kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan Gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang) secara rutin masih menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kasus DBD.

Strategi Dinkes Palembang: Dari 3M Plus Hingga Fogging Gratis

Untuk memerangi DBD, Dinkes Palembang tidak tinggal diam. Berbagai upaya terus digencarkan. Yang paling utama adalah sosialisasi Gerakan 3M Plus:

  • Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, atau vas bunga setidaknya seminggu sekali.
  • Menutup rapat-rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk.
  • Mendaur ulang atau menyingkirkan barang-barang bekas yang bisa menampung air hujan dan menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, ada langkah-langkah ‘Plus’ yang bisa Anda lakukan:

  • Memasang kasa atau kelambu nyamuk.
  • Tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama.
  • Menggunakan losion anti nyamuk.
  • Menggunakan pakaian tertutup saat keluar rumah.
  • Memangkas dan membersihkan tanaman liar di pekarangan.
  • Menjaga daya tahan tubuh.

Dinkes Palembang juga menyediakan layanan fogging gratis di 18 wilayah kecamatan melalui puskesmas, kelurahan, atau kecamatan setempat. Layanan ini akan diberikan jika ada keluhan dari warga dan setelah pemeriksaan lingkungan menunjukkan banyak jentik nyamuk di sekitar 20 rumah. Pembagian bubuk abate juga terus dilakukan sebagai bagian dari gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Namun, penting untuk diingat, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak jentik-jentiknya. Oleh karena itu, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri dengan metode 3M Plus di rumah masing-masing jauh lebih efektif dan merupakan langkah preventif terbaik.

Jangan Panik, Lakukan Ini Jika Muncul Gejala DBD!

Waspadai gejala awal DBD seperti demam tinggi mendadak (di atas 39 derajat Celsius), sakit kepala, mual, muntah, dan munculnya bintik merah pada kulit. Pada kasus yang parah, bisa terjadi mimisan atau bahkan pasien tidak sadarkan diri.

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala ini, jangan tunda! Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat agar bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan. Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Kesimpulan

Melihat tingginya kasus DBD di Palembang yang Dinkes catat, jelas bahwa ancaman demam berdarah ini masih nyata dan perlu kewaspadaan. Namun, dengan partisipasi aktif dari seluruh warga Palembang dalam menerapkan 3M Plus dan menjaga kebersihan lingkungan secara rutin, kita bisa menekan angka penyebaran penyakit ini. Mari bersama-sama wujudkan Palembang yang lebih sehat dan bebas DBD!

FAQ

Tanya: Berapa jumlah total kasus DBD di Palembang berdasarkan data terbaru yang disebutkan dalam artikel?
Jawab: Per 24 Juli 2025, tercatat 53 kasus baru DBD di Palembang, dan sepanjang tahun 2024, Palembang mencatat 1.225 kasus.

Tanya: Apa saja gejala umum Demam Berdarah Dengue (DBD) yang perlu diwaspadai?
Jawab: Gejala umum DBD meliputi demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit.

Tanya: Bagaimana cara paling efektif untuk mencegah penularan Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Jawab: Pencegahan DBD yang paling efektif adalah dengan memberantas sarang nyamuk melalui gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang, serta menanam tumbuhan pengusir nyamuk).