Waspada DBD! Warga Minta Pemkab Aceh Singkil Gerak Cepat: Fogging dan PSN Kunci Pencegahan

Dipublikasikan 4 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi momok yang menghantui masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil. Kasus demi kasus terus bermunculan, terutama saat musim hujan tiba, memicu kekhawatiran yang mendalam di kalangan warga. Tak heran, suara-suara mendesak dari berbagai penjuru wilayah mulai menyerukan agar Pemkab Aceh Singkil segera bertindak cepat untuk cegah DBD. Mereka meminta langkah konkret, mulai dari pengasapan (fogging) hingga edukasi masif tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Waspada DBD! Warga Minta Pemkab Aceh Singkil Gerak Cepat: Fogging dan PSN Kunci Pencegahan

Meningkatnya kasus DBD di Aceh Singkil mendesak Pemkab untuk segera lakukan fogging dan PSN sebagai upaya pencegahan primer.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa warga Aceh Singkil begitu gencar meminta perhatian pemerintah, langkah-langkah apa saja yang sudah dan akan dilakukan, serta bagaimana peran kita semua dalam melawan ancaman nyamuk Aedes aegypti ini. Yuk, kita selami lebih dalam agar Aceh Singkil bisa lebih sehat dan bebas DBD!

Mengapa Warga Aceh Singkil Mendesak Tindakan Cepat?

Penyakit DBD bukanlah hal baru di Aceh Singkil, namun angka kasus yang fluktuatif seringkali membuat warga was-was. Bayangkan saja, sepanjang Januari hingga Oktober 2023, tercatat ada 50 kasus DBD di Aceh Singkil, bahkan tiga di antaranya berujung pada kematian. Kondisi ini diperparah dengan musim hujan yang kerap menciptakan genangan air, menjadi “rumah” nyaman bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Pada awal tahun 2025 saja, dalam empat bulan pertama, tercatat 32 kasus DBD di wilayah ini. Beberapa kecamatan yang paling terdampak dan menjadi perhatian utama antara lain Simpang Kanan, Gunung Meriah, dan Singkil. Bahkan, di awal tahun 2021, delapan kasus juga dilaporkan, didominasi di Kecamatan Singkil, termasuk di perumahan padat penduduk seperti BRR Pulo Sarok. Di tahun yang sama, warga di Gosong Telaga, Singkil Utara, juga mengeluhkan populasi nyamuk yang luar biasa banyak, memicu ketakutan akan wabah DBD dan malaria.

Keluhan serupa juga datang dari Kuala Baru pada September 2024, di mana seorang warga terjangkit DBD, mendorong Camat setempat untuk segera meminta Pemkab Aceh Singkil melakukan fogging. Situasi ini menunjukkan bahwa ancaman DBD bukan hanya data statistik, melainkan realitas yang dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama anak-anak yang rentan terserang.

Fogging: Solusi Cepat namun Bukan Satu-satunya

Menanggapi desakan warga dan temuan kasus, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Singkil memang telah mengambil langkah cepat. Fogging atau pengasapan menjadi salah satu upaya darurat yang rutin dilakukan. Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Singkil, Mursal, menjelaskan bahwa fogging diprioritaskan di lokasi-lokasi temuan kasus DBD, mencakup radius 100 hingga 200 meter dari rumah warga yang terdiagnosis positif.

Pada Mei 2025, misalnya, fogging direncanakan di tiga kecamatan utama: Simpang Kanan, Gunung Meriah, dan Singkil. Beberapa desa di Simpang Kanan seperti Lipat Kajang, Pandan Sari, dan Lae Riman juga sudah menjadi target pengasapan. Begitu pula di Singkil Utara dan Kuala Baru, upaya fogging juga telah dilaksanakan atau diminta.

Namun, Mursal dan jajaran Dinkes Aceh Singkil selalu menegaskan satu hal penting: fogging bukanlah solusi tunggal.

“Fogging hanya langkah darurat. Kunci pencegahan sesungguhnya terletak pada Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh masyarakat,” tegas Mursal.

Meski efektif membunuh nyamuk dewasa, fogging tidak membasmi jentik nyamuk yang bersembunyi di genangan air. Ini berarti, jika sumber perkembangbiakan nyamuk tidak dihilangkan, nyamuk-nyamuk baru akan terus bermunculan.

Peran Penting Masyarakat: Gerakan 3M Plus dan Kebersihan Lingkungan

Mengingat keterbatasan fogging, Pemkab Aceh Singkil melalui Dinas Kesehatan sangat mengharapkan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Kunci utama untuk cegah DBD secara berkelanjutan adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan secara rutin oleh setiap individu dan keluarga. Program 3M Plus adalah panduan sederhana namun sangat efektif:

  • Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, dan drum minimal seminggu sekali.
  • Menutup rapat-rapat semua wadah penampungan air.
  • Mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang bekas yang berpotensi menampung air.
  • Plus berbagai upaya pencegahan lainnya:
    • Menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat yang sulit dibersihkan.
    • Menggunakan obat nyamuk atau kelambu saat tidur.
    • Memelihara ikan pemakan jentik di kolam.
    • Menanam tanaman pengusir nyamuk.
    • Menjaga kebersihan lingkungan dengan gotong royong, memastikan parit-parit tidak mampet, dan tidak menggantung pakaian di dalam rumah.

“Nyamuk Aedes aegypti senang berkembang biak di genangan air bersih. Satu ember air yang tergenang selama seminggu bisa menjadi tempat ratusan jentik nyamuk,” jelas Mursal, menggambarkan betapa krusialnya peran kita dalam menjaga kebersihan. Kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah benteng pertahanan paling kokoh melawan DBD.

Kasus DBD di Aceh Singkil (Update Singkat)

Berikut adalah gambaran singkat kasus DBD di Aceh Singkil berdasarkan data yang dihimpun:

Periode Jumlah Kasus Keterangan
Jan-Okt 2023 50 3 kasus meninggal dunia
4 Bulan Pertama 2025 32 Terutama di Simpang Kanan, Gunung Meriah, Singkil
Jan-Mei 2025 (rincian) 31 Jan: 7, Feb: 2, Mar: 10, Apr: 9, Mei: 3
Januari 2021 8 Dominan di Singkil
Sepanjang 2020 27 Menurun dari 2019 (187 kasus)

Data ini menunjukkan bahwa ancaman DBD bersifat endemis dan membutuhkan kewaspadaan terus-menerus.

Kesimpulan

Ancaman Demam Berdarah Dengue di Aceh Singkil adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan nyata dari semua pihak. Desakan warga agar Pemkab Aceh Singkil cepat cegah DBD adalah alarm bagi kita semua. Meskipun fogging menjadi langkah responsif yang penting, solusi jangka panjang dan paling efektif tetap berada di tangan kita bersama melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara konsisten dengan gerakan 3M Plus.

Mari kita bergandengan tangan, pemerintah dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas dari nyamuk Aedes aegypti. Dengan kewaspadaan dan kesadaran kolektif, kita bisa melindungi diri dan keluarga dari bahaya DBD, menjadikan Aceh Singkil daerah yang lebih aman dan nyaman untuk ditinggali.