Bukan Cuma Otak, Stroke Ternyata Juga Bisa Serang Sumsum Tulang Belakang!

Dipublikasikan 16 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Saat mendengar kata “stroke”, sebagian besar dari kita pasti langsung terbayang gangguan yang terjadi di otak. Pikiran kita mungkin tertuju pada seseorang yang tiba-tiba kesulitan bicara, wajahnya mencong, atau separuh badannya melemah. Memang benar, stroke paling sering menyerang otak. Tapi, tahukah Anda bahwa ada jenis stroke lain yang tak kalah serius, bahkan bisa menyerang organ vital lain di tubuh? Ya, bukan cuma otak stroke ternyata serang sumsum tulang belakang!

Bukan Cuma Otak, Stroke Ternyata Juga Bisa Serang Sumsum Tulang Belakang!

Bukan Hanya Otak, Stroke Ternyata Juga Mengancam Sumsum Tulang Belakang, Kenali Gejala dan Pentingnya Intervensi Dini.

Fenomena ini mungkin masih asing bagi banyak orang, namun belakangan sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah adanya kasus stroke pada wanita muda yang menyerang sumsum tulang belakangnya. Artikel ini akan mengajak Anda memahami lebih dalam tentang stroke yang satu ini, gejala, penyebab, hingga pentingnya penanganan dini untuk menjaga kesehatan tulang belakang Anda.

Apa Itu Stroke Sumsum Tulang Belakang?

Sama seperti otak, sumsum tulang belakang adalah bagian fundamental dari sistem saraf pusat kita. Ia berperan sebagai jembatan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh, mengendalikan hampir semua gerakan dan sensasi kita. Jadi, wajar jika gangguan pada bagian ini bisa sangat fatal.

Stroke sumsum tulang belakang terjadi ketika aliran darah ke area tersebut terhambat atau terputus. Akibatnya, sumsum tulang belakang tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi esensial, yang kemudian dapat merusak atau bahkan membunuh sel-sel di dalamnya. Meskipun mekanisme kerusakannya mirip dengan stroke otak, kasus stroke pada sumsum tulang belakang ini tergolong sangat langka. Menurut dr. Faldi Yaputra, Sp. N, seorang ahli neurologi, kejadiannya hanya sekitar 1-2 persen dari total kasus stroke di seluruh dunia, dan lebih jarang lagi terjadi pada wanita muda.

Gejala yang Harus Diwaspadai

Meskipun jarang, stroke sumsum tulang belakang tidak boleh diremehkan. Gejalanya bisa bervariasi tergantung pada bagian sumsum tulang belakang mana yang terkena. Namun, ada beberapa tanda awal yang perlu Anda perhatikan. Dr. Babak S. Jahromi, seorang ahli bedah saraf, menjelaskan bahwa gejala umumnya dimulai dengan:

  • Nyeri tiba-tiba pada leher dan lengan.
  • Diikuti dengan kelemahan, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan.

Jika dibiarkan tanpa penanganan, efek jangka panjang dari kondisi ini bisa sangat mengganggu kualitas hidup, bahkan berujung fatal. Beberapa efek jangka panjang yang mungkin terjadi meliputi:

  • Kelemahan fisik atau kelumpuhan (sering disebut hemiparesis, yaitu kelemahan pada salah satu sisi tubuh).
  • Hilangnya sensasi di lengan atau kaki.
  • Kesulitan berjalan atau menggunakan tangan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Nyeri kronis.
  • Inkontinensia urine atau usus (kesulitan mengontrol buang air kecil atau besar).
  • Masalah seksual.
  • Masalah kesehatan mental, seperti depresi.

Melihat daftar gejala ini, penting bagi kita untuk selalu waspada dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut.

Siapa Saja yang Berisiko? Mengenali Faktor-faktor Pemicu Stroke Sumsum

Lalu, apa yang menyebabkan aliran darah ke sumsum tulang belakang bisa terhambat? Mayoritas kasus stroke sumsum tulang belakang terjadi karena adanya perubahan pada bentuk pembuluh darah, seperti penebalan dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan. Hal ini seringkali terkait dengan proses penuaan alami.

Namun, selain faktor usia, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke, baik itu stroke otak maupun stroke sumsum tulang belakang. Faktor-faktor ini mirip dengan penyebab stroke pada umumnya, antara lain:

  • Kolesterol tinggi: Kadar kolesterol jahat yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi): Tekanan yang tidak terkontrol dapat merusak dinding pembuluh darah.
  • Penyakit jantung atau riwayat keluarga penyakit jantung: Kondisi jantung yang tidak sehat bisa memicu terbentuknya bekuan darah.
  • Obesitas: Berat badan berlebih meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular.
  • Diabetes: Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dari waktu ke waktu.
  • Merokok: Kebiasaan ini sangat merusak pembuluh darah dan mempercepat pengerasan arteri.
  • Mengonsumsi alkohol berlebihan: Konsumsi alkohol berlebihan dapat memicu tekanan darah tinggi dan masalah jantung lainnya.
  • Kurang olahraga: Gaya hidup tidak aktif meningkatkan risiko obesitas dan masalah kardiovaskular.
  • Pola makan tidak sehat: Terlalu banyak lemak jenuh dan trans, serta kurangnya serat, dapat memicu masalah kolesterol.
  • Riwayat stroke sebelumnya atau memiliki kerabat yang pernah menderita stroke.

Dr. Faldi juga menyarankan untuk menghindari kegiatan yang berpotensi mencederai bagian tulang belakang, karena cedera tersebut bisa berdampak serius pada pembuluh darah di area tersebut dan berisiko menyebabkan sumbatan.

Pentingnya Penanganan Dini dan Pencegahan

Meskipun stroke sumsum tulang belakang sangat jarang, dampaknya bisa sangat parah, mulai dari kelumpuhan hingga kematian. Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan tepat sangatlah krusial. “Semakin cepat mendapat pengobatan, penderita stroke dapat tertolong dan mengurangi risiko kematian atau kecacatan permanen,” demikian ditekankan oleh para ahli.

Pencegahan stroke adalah langkah terbaik. Mengadopsi gaya hidup sehat adalah kunci utama. Ini termasuk:

  • Menjaga pola makan seimbang, kaya buah dan sayur.
  • Berolahraga secara teratur, setidaknya 30 menit, 5 kali seminggu.
  • Mengelola stres.
  • Menghindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
  • Mengontrol kondisi kesehatan yang ada seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Jika Anda memiliki faktor risiko stroke, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli neurologi secara rutin. Mereka dapat membantu Anda mengelola risiko dan memberikan saran pencegahan yang sesuai.

Kesimpulan

Jadi, mari kita ubah persepsi bahwa stroke hanya menyerang otak. Faktanya, bukan cuma otak stroke ternyata serang sumsum tulang belakang juga, meskipun kasusnya langka. Mengenali gejala stroke dan faktor risikonya adalah langkah awal yang sangat penting untuk melindungi diri dan orang-orang terkasih. Jangan tunda untuk mencari bantuan medis jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan. Ingat, penanganan yang cepat adalah kunci untuk pemulihan yang lebih baik dan mencegah dampak jangka panjang yang merugikan. Mari jaga kesehatan tulang belakang dan seluruh sistem saraf kita dengan gaya hidup sehat dan kesadaran akan risiko stroke.

FAQ

Tanya: Apa perbedaan utama antara stroke otak dan stroke sumsum tulang belakang?
Jawab: Stroke otak memengaruhi otak, menyebabkan gangguan bicara atau kelumpuhan separuh badan, sedangkan stroke sumsum tulang belakang memengaruhi sumsum tulang belakang, yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau hilangnya sensasi di bagian tubuh di bawah area yang terkena.

Tanya: Apa saja gejala umum stroke sumsum tulang belakang?
Jawab: Gejala umum meliputi nyeri punggung yang tiba-tiba, kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau kaki, mati rasa atau kesemutan, dan masalah kandung kemih atau usus.

Tanya: Siapa saja yang berisiko mengalami stroke sumsum tulang belakang?
Jawab: Siapa saja bisa berisiko, namun kondisi seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan pembekuan darah dapat meningkatkan risiko stroke sumsum tulang belakang.