Yogyakarta, zekriansyah.com – Tekanan darah tinggi, atau yang sering kita sebut hipertensi, adalah kondisi kesehatan serius yang dijuluki “silent killer”. Mengapa? Karena seringkali datang tanpa gejala yang jelas, namun bisa memicu berbagai komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, hingga gangguan ginjal. Ironisnya, kini risiko hipertensi tidak lagi hanya menghantui usia lanjut, tetapi juga semakin banyak terjadi pada usia muda atau usia dini, bahkan sejak usia 30-an.
Kebiasaan makan yang tinggi garam dan makanan olahan menjadi pemicu utama lonjakan kasus hipertensi di kalangan usia muda, para ahli mengimbau masyarakat untuk lebih waspada.
Tahukah Anda bahwa salah satu pemicu utamanya adalah deretan kebiasaan makan kita sehari-hari? Ya, apa yang kita santap punya peran besar dalam menjaga atau justru merusak tekanan darah. Mari kita selami lebih dalam kebiasaan makan apa saja yang bisa memicu risiko hipertensi dan bagaimana kita bisa menghindarinya.
1. Gemar Makanan Olahan dan Cepat Saji
Di tengah kesibukan, makanan olahan dan cepat saji sering jadi pilihan praktis. Sebut saja mie instan, sosis, nugget, kue kemasan, hingga burger dan kentang goreng. Sayangnya, kebiasaan makan jenis ini sangat tinggi akan lemak jenuh, lemak trans, gula, dan yang paling penting: natrium atau garam.
- Dampak Buruk: Konsumsi berlebihan zat-zat ini dapat menyebabkan penambahan berat badan, disfungsi pembuluh darah, dan penumpukan plak kolesterol. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras dan pembuluh darah menyempit, memicu peningkatan tekanan darah tinggi.
2. Asupan Garam (Natrium) yang Berlebihan
Ini mungkin sudah sering Anda dengar, tapi tetap jadi salah satu pemicu hipertensi paling umum. Garam membuat tubuh menahan cairan, sehingga volume darah meningkat dan jantung harus memompa lebih keras.
-
Waspada Terhadap:
- Ikan asin, telur asin, acar.
- Camilan kemasan seperti keripik.
- Keju, mentega, roti.
- Saus instan (saus tomat, saus sambal, saus barbeque).
- Sup kalengan.
- Daging olahan (sosis, bacon, ham).
-
Rekomendasi: Batasi konsumsi garam maksimal 5 gram per hari (sekitar satu sendok teh) untuk orang sehat, dan lebih rendah lagi bagi penderita hipertensi.
3. Terlalu Banyak Gula Tambahan
Bukan hanya diabetes, gula juga punya andil dalam risiko hipertensi. Gula tambahan, terutama fruktosa, dapat meningkatkan kadar asam urat yang kemudian menghambat produksi nitric oxide. Padahal, zat ini penting untuk menjaga elastisitas pembuluh darah.
- Efek Domino: Pembuluh darah yang kaku membuat tekanan darah meningkat. Selain itu, gula juga meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap garam, memperparah efeknya dua kali lipat.
- Contoh: Minuman manis, kue, donat, sereal manis, yogurt rasa buah.
4. Kurangnya Asupan Kalium
Kalium adalah mineral penting yang membantu tubuh mengeluarkan kelebihan natrium dan merelaksasi pembuluh darah, sehingga membantu menurunkan tekanan darah. Jika asupan kalium rendah, tubuh akan menahan cairan, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
- Pentingnya Kalium: “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” ujar Hem Bhadwaj, MD, Wakil Ketua Kardiologi di VCU Health.
- Sumber Kalium Baik: Sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan. Usahakan konsumsi 3.500–5.000 mg kalium per hari.
5. Makanan Dibakar dan Tinggi Lemak Jenuh/Trans
Siapa yang tidak suka sate atau ikan bakar? Rasanya memang menggoda. Namun, makanan yang diolah dengan cara dibakar, terutama jika terlalu sering, dapat memicu hipertensi.
- Proses Pembakaran: Suhu tinggi saat pembakaran bisa menghasilkan senyawa yang memicu stres oksidatif, berujung pada peningkatan tekanan darah. Belum lagi, bumbu yang kaya natrium sering ditambahkan untuk rasa.
- Lemak Jahat: Lemak jenuh dan lemak trans (ditemukan pada kulit ayam, gorengan, mentega, produk olahan susu tinggi lemak) meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Penumpukan kolesterol ini membentuk plak di pembuluh darah, menyempitkannya, dan tentu saja menaikkan tekanan darah.
6. Kebiasaan Melewatkan Sarapan
Mungkin terdengar sepele, tetapi melewatkan sarapan secara rutin dapat meningkatkan hormon kortisol, yaitu hormon stres utama.
- Risiko Jangka Panjang: Lonjakan kortisol yang terjadi secara teratur dapat memicu sindrom metabolik, sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan stroke. Menjaga pola makan teratur, termasuk sarapan, sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan tekanan darah.
7. Terlalu Sering Mengonsumsi Minuman Berkafein
Kopi, teh, atau minuman energi memang bisa jadi penambah semangat. Namun, kafein dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara.
- Efek Kafein: Kafein merangsang sistem saraf pusat, yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan denyut jantung. Bagi Anda yang sensitif terhadap kafein atau sudah memiliki riwayat hipertensi, efek ini bisa memperburuk kondisi.
Jaga Tekanan Darah Anda, Mulai dari Piring Makan!
Hipertensi adalah ancaman nyata yang bisa datang tanpa peringatan, bahkan pada usia muda. Namun, kabar baiknya, banyak faktor risiko yang dapat kita kendalikan melalui perubahan kebiasaan makan dan gaya hidup. Dengan memahami deretan kebiasaan makan pemicu risiko hipertensi usia dini ini, kita bisa lebih bijak dalam memilih apa yang kita santap.
Mulailah dengan mengurangi makanan olahan, membatasi asupan garam dan gula, serta memperkaya diet Anda dengan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak. Ingat, investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang Anda dimulai dari piring makan Anda hari ini. Jangan tunda, cegah hipertensi sebelum terlambat!
FAQ
Tanya: Mengapa hipertensi disebut “silent killer”?
Jawab: Hipertensi dijuluki “silent killer” karena seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas namun dapat memicu komplikasi berbahaya.
Tanya: Kebiasaan makan apa saja yang paling berisiko memicu hipertensi usia dini?
Jawab: Kebiasaan mengonsumsi makanan olahan, cepat saji, dan makanan tinggi garam (natrium) sangat berisiko memicu hipertensi usia dini.
Tanya: Apa dampak buruk dari makanan olahan dan cepat saji terhadap tekanan darah?
Jawab: Makanan olahan dan cepat saji tinggi natrium, lemak jenuh, dan gula yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan penyempitan pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah.