Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, tim yang awalnya tidak begitu diunggulkan, PSM Makassar, kini menjelma menjadi kekuatan menakutkan dan sangat layak diperhitungkan sebagai kandidat juara di Liga 1. Di awal musim, banyak yang meragukan “Pasukan Ramang” ini karena minimnya pemain berlabel bintang dan persiapan yang serba mepet. Namun, fakta di lapangan berbicara lain. Mereka tidak hanya tampil impresif, tetapi juga menunjukkan dominasi yang membuat para pesaingnya gigit jari.
PSM Makassar tampil dominan di Liga 1, membuktikan diri bukan sekadar kejutan dengan rekor kandang apik dan mental juara yang kuat, layak menjadi kandidat kuat peraih gelar.
Mengapa PSM Makassar bisa begitu perkasa dan pantas meraih trofi juara Liga 1? Mari kita bedah lebih dalam alasan-alasan kuat di balik performa luar biasa Juku Eja. Jika Anda penasaran dengan resep sukses tim kebanggaan Sulawesi ini, artikel ini akan mengupas tuntas semua rahasianya.
Konsistensi Bak Baja: Tak Terkalahkan di Kandang, Jauh di Puncak
Salah satu kunci utama keberhasilan PSM Makassar adalah konsistensi mereka yang luar biasa sepanjang musim. Saat tim lain mengalami pasang surut, Juku Eja justru menunjukkan performa yang stabil, bahkan cenderung meningkat.
Bayangkan saja, mereka mampu mencatatkan 13 pertandingan tanpa kekalahan di awal musim, dan yang paling mencengangkan adalah rentetan 9 kemenangan beruntun di putaran kedua! Statistik berbicara: PSM Makassar meraih 21 kemenangan, 9 kali imbang, dan hanya menelan 2 kekalahan dari total pertandingan. Ini adalah rekor kekalahan paling sedikit dibandingkan tim-tim papan atas lainnya. Mereka sangat konsisten baik dalam laga kandang maupun tandang. Di kandang sendiri, Stadion Gelora BJ Habibie Parepare, mereka hanya sekali bermain imbang dan sisanya selalu meraih kemenangan. Sungguh sebuah benteng yang sulit ditembus!
Mental Juara yang Tak Pernah Padam
Tim-tim besar kerap diuji dengan kemampuan mereka untuk bangkit saat tertinggal. Dan dalam hal ini, PSM Makassar memiliki mental juara yang patut diacungi jempol. Mereka membuktikan diri mampu membalikkan keadaan bahkan setelah tertinggal lebih dulu.
Ambil contoh saat menjamu Persis Solo. PSM sempat dua kali tertinggal, namun dengan semangat pantang menyerah, mereka berhasil membalikkan skor menjadi 3-2. Kejadian serupa juga terjadi saat bertandang ke markas Persib Bandung, di mana mereka tertinggal sebelum akhirnya menang 2-1. Tak hanya itu, Juku Eja juga berhasil comeback melawan Rans Nusantara FC (menang 3-1 setelah tertinggal), Barito Putera (menang 4-1), bahkan menahan imbang tim juara bertahan Bali United 2-2, padahal sempat tertinggal 0-2. Ini menunjukkan bahwa Pasukan Ramang punya karakter pemenang sejati yang tak mudah menyerah.
Senjata Lengkap: Lini Serang Tajam, Pertahanan Sekokoh Karang
Kekuatan PSM Makassar tidak hanya terletak pada satu lini saja, melainkan pada keseimbangan antara lini serang yang produktif dan lini pertahanan yang sangat kokoh.
Penyerangan Kolektif yang Mematikan
PSM Makassar menjadi salah satu tim paling produktif di Liga 1. Mereka berhasil mencetak banyak gol dengan kontribusi yang merata dari berbagai pemain, bukan hanya bergantung pada satu atau dua bintang. Ini adalah bukti kekuatan kolektif. Nama-nama seperti Ramadhan Sananta (11 gol), Wiljan Pluim (10 gol), Everton Nascimento (8 gol), Kenzo Nambu (9 gol), dan Yakob Sayuri (6 gol) silih berganti menjadi pahlawan di depan gawang lawan. Selain itu, Wiljan Pluim dan Yakob Sayuri juga tercatat sebagai top assist dengan masing-masing 7 assist. Tim ini benar-benar punya “senjata paling lengkap” di lini depan.
Benteng Pertahanan yang Sulit Ditembus
Selain tajam di depan, PSM Makassar juga memiliki lini belakang yang sangat solid. Gawang Reza Arya Pratama menjadi yang paling sulit dibobol di Liga 1, hanya kebobolan 24 gol sepanjang musim. Duet maut Yuran Fernandes bersama Agung Mannan, Safruddin Tahar, atau Erwin Gutawa, membuat lini depan lawan kesulitan. Bahkan, saat Yuran absen, Akbar Tanjung mampu menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Kekokohan ini menjadi fondasi kuat yang membuat Juku Eja mampu meraih banyak kemenangan tipis dan menjaga keunggulan.
Racikan Jitu Bernardo Tavares: Mengubah Keraguan Menjadi Kekuatan
Di balik performa apik PSM Makassar, ada sosok pelatih asal Portugal, Bernardo Tavares, yang patut mendapat pujian. Tanpa pemain berlabel bintang dan dengan persiapan yang serba mepet, Tavares mampu menyulap tim ini menjadi kesebelasan yang paling tangguh.
Ia berhasil meracik strategi yang efektif, memaksimalkan potensi setiap pemain, dan membangun tim yang sangat kompak. Tavares tidak hanya mengandalkan individu, tetapi menciptakan sistem di mana setiap pemain adalah bagian penting dari mesin kemenangan. Bahkan, ia berhasil “mencetak” bintang-bintang baru seperti Ramadhan Sananta dan Sayuri Bersaudara yang kini menjadi tulang punggung tim. Kemampuannya mengatasi keterbatasan, termasuk harus bermain di stadion yang jauh dari markas utama, menunjukkan kepiawaiannya sebagai juru taktik.
Semangat Juang “Pasukan Ramang” dan Dukungan Suporter Setia
Semangat “underdog” yang dimiliki PSM Makassar justru menjadi motivasi tambahan. Mereka tidak diperhitungkan, dan itu membuat mereka bermain tanpa beban namun dengan determinasi tinggi. Setiap pertandingan adalah pembuktian.
Dukungan penuh dari Aremania juga menjadi faktor krusial. Meski harus menempuh jarak 160 kilometer dari Kota Makassar ke Parepare, Stadion Gelora BJ Habibie selalu penuh sesak dengan suporter setia. Energi dari tribun ini menjadi suntikan semangat yang luar biasa bagi para pemain, sekaligus memberikan tekanan psikologis bagi tim lawan.
Pesaing yang Kurang Konsisten: Jalan Lapang Menuju Tahta
Kondisi PSM Makassar semakin diuntungkan dengan inkonsistensi yang melanda para pesaing terdekatnya, seperti Persib Bandung dan Persija Jakarta. Ketika Pasukan Ramang terus tancap gas dengan rentetan kemenangan, Persib dan Persija justru beberapa kali kehilangan poin penting. Hal ini membuat PSM Makassar bisa nyaman di puncak klasemen dengan selisih poin yang cukup jauh, memperlancar jalan mereka menuju gelar juara Liga 1.
Kesimpulan
Tak bisa dipungkiri, PSM Makassar telah membuktikan diri bukan sekadar kuda hitam, melainkan kandidat juara Liga 1 yang sangat serius. Dengan konsistensi performa, mental juara yang teruji, keseimbangan antara lini serang yang produktif dan pertahanan yang kokoh, serta racikan jitu dari pelatih Bernardo Tavares, Juku Eja telah menunjukkan semua syarat untuk mengangkat trofi. Dukungan suporter setia dan inkonsistensi pesaing semakin mempertegas posisi mereka.
Jadi, jangan heran jika nanti PSM Makassar benar-benar berhasil mengunci gelar juara. Mereka adalah tim yang paling layak diperhitungkan dan telah bekerja keras untuk mencapai puncaknya. Mari kita nantikan bersama bagaimana perjalanan “Pasukan Ramang” ini berakhir!