Yogyakarta, zekriansyah.com – Sabtu sore yang penuh gairah di Stadion Sultan Agung, Bantul, menyajikan tontonan sepak bola yang tak terlupakan. Pertandingan antara PSIM Yogyakarta, yang berjuluk Laskar Mataram, melawan Arema FC, sang Singo Edan, berakhir dengan skor imbang 1-1. Hasil ini tak hanya membagi poin bagi kedua tim, tetapi juga meninggalkan banyak cerita drama di dalamnya, mulai dari gol penalti, kartu merah kontroversial, hingga gol bunuh diri di menit-menit akhir. Mari kita ulas lebih dalam bagaimana hasil PSIM Arema Laskar Mataram imbang lawan ini terjadi dan momen-momen kuncinya.
PSIM Yogyakarta berhasil menahan imbang Arema FC 1-1 dalam laga sengit di Stadion Sultan Agung, diwarnai drama penalti, kartu merah, dan gol bunuh diri di menit akhir.
Babak Pertama: Dominasi Laskar Mataram, Keunggulan Singo Edan
Sejak peluit kick-off dibunyikan, PSIM Yogyakarta tampil menekan di hadapan ribuan pendukungnya. Laskar Mataram mendominasi penguasaan bola, mencoba membangun serangan demi serangan lewat kreativitas Ze Valente dan Norberto Ezequiel Vidal. Beberapa peluang emas berhasil diciptakan, namun kiper Arema FC, Adi Satryo, tampil sigap di bawah mistar gawang.
Meski terus digempur, Arema FC tetap kokoh dan sesekali melancarkan serangan balik cepat. Petaka bagi PSIM datang di menit ke-41. Bek Reva Adi Utama melakukan pelanggaran di kotak terlarang, membuat wasit menunjuk titik putih. Dalberto, penyerang andalan Singo Edan, dengan tenang menuntaskan tugasnya sebagai eksekutor, membawa tim tamu unggul 1-0 hingga turun minum.
Babak Kedua Penuh Drama: Kartu Merah dan Gol Penyelamat Dramatis
Memasuki babak kedua, tensi pertandingan semakin memanas. PSIM berupaya keras menyamakan kedudukan, sementara Arema FC berusaha mempertahankan keunggulan. Namun, situasi berubah drastis di menit ke-54.
Bek Arema FC, Yann Motta, diganjar kartu merah langsung oleh wasit setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Nermin Haljeta. Insiden ini, yang sempat dicek melalui VAR, membuat Singo Edan harus bermain dengan 10 pemain di sisa laga. Unggul jumlah pemain, Laskar Mataram semakin gencar melancarkan serangan, menggempur pertahanan rapat Arema.
Meski terus mendominasi dan menciptakan peluang, termasuk tembakan keras Savio Sheva yang mampu ditepis Adi Satryo, gol yang dinanti-nanti PSIM tak kunjung tiba. Namun, drama kembali terjadi di menit ke-88. Berawal dari umpan silang Pulga Vidal, sundulan Betinho yang bermaksud menghalau bola justru meluncur deras ke gawangnya sendiri. Gol bunuh diri yang tak disengaja ini menjadi penyelamat bagi PSIM, mengubah skor menjadi 1-1.
Implikasi Hasil Imbang: Berebut Poin di Awal Musim
Dengan hasil imbang 1-1 ini, kedua tim harus rela berbagi satu poin. Pelatih Arema FC, Marcos Santos, mengakui bahwa kartu merah Yann Motta sangat memengaruhi timnya.
“Pelanggaran itu seharusnya bukan kartu merah. Tapi pemain kami tetap kerja keras,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa satu poin di kandang lawan yang kuat seperti PSIM adalah hasil yang cukup bagus.
Baik PSIM Yogyakarta maupun Arema FC kini sama-sama mengumpulkan empat poin dari dua pertandingan Super League 2025/2026. Sebelumnya, PSIM berhasil menang 1-0 atas Persebaya Surabaya, sedangkan Arema FC berpesta gol 4-1 saat menjamu PSBS Biak. Hasil PSIM Arema Laskar Mataram imbang lawan ini menunjukkan persaingan ketat di papan atas klasemen awal musim.
Pertandingan antara PSIM Yogyakarta dan Arema FC pada Sabtu lalu benar-benar menyuguhkan tontonan yang mendebarkan. Dari penalti Dalberto hingga gol bunuh diri Betinho yang dramatis, setiap momen menegaskan bahwa dalam sepak bola, apapun bisa terjadi hingga peluit akhir berbunyi. Hasil imbang 1-1 ini menjadi bukti kegigihan kedua tim untuk tidak menyerah. Kita nantikan bagaimana kiprah Laskar Mataram dan Singo Edan selanjutnya di Super League musim ini!