Benarkah Cuma Gara-gara Kaki? Menguak Alasan Sebenarnya PSG ‘Usir’ Gianluigi Donnarumma

Dipublikasikan 15 Agustus 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola memang tak pernah sepi dari kejutan. Kali ini, sorotan tertuju pada Paris Saint-Germain (PSG) dan kiper andalan mereka, Gianluigi Donnarumma. Kabar berhembus kencang bahwa raksasa Paris itu berencana ‘mengusir’ kiper Timnas Italia tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi, rumor yang beredar menyebutkan alasan utama di baliknya cuma gara-gara kaki Donnarumma yang dinilai kurang piawai dalam membangun serangan dari belakang.

Mungkinkah seorang kiper kelas dunia, pemenang Liga Champions bersama PSG, dilepas hanya karena kemampuan olah kakinya? Mari kita selami lebih dalam fakta-fakta di balik drama transfer ini, agar Anda tidak salah paham dan mendapatkan gambaran yang utuh.

Mengapa Donnarumma Disebut “Diusir” dari PSG?

Ibarat sebuah drama, kepergian seorang bintang tentu punya banyak babak. Kasus Gianluigi Donnarumma di PSG bukan sekadar isu teknis semata, melainkan melibatkan aspek kontrak dan strategi klub yang lebih besar.

Kontrak Buntu dan Trauma Mbappe

Salah satu alasan terkuat yang mendorong PSG untuk melepas Donnarumma adalah karena negosiasi kontrak baru yang menemui jalan buntu. Kontrak kiper berusia 26 tahun ini hanya tersisa satu musim lagi. Manajemen PSG tampaknya tidak ingin mengambil risiko kehilangan aset berharga secara cuma-cuma di akhir musim nanti.

Situasi ini mengingatkan mereka pada pengalaman pahit saat kehilangan Kylian Mbappe secara gratis. Untuk menghindari terulangnya “kasus Mbappe”, menjual Donnarumma pada bursa transfer musim panas ini menjadi opsi yang paling realistis. PSG dilaporkan mematok harga sekitar 40 juta euro untuk kiper sekelas Donnarumma, angka yang terbilang cukup murah.

Kedatangan Lucas Chevalier: Sinyal Penggantian

Keputusan PSG untuk merekrut kiper Lille, Lucas Chevalier, dengan mahar fantastis 55 juta euro (termasuk bonus), seolah menjadi sinyal kuat bahwa Donnarumma tidak lagi menjadi pilihan utama. Chevalier langsung menjalani debut dan menjadi pahlawan di Piala Super Eropa 2025, mengukuhkan posisinya sebagai kiper baru yang diandalkan.

PSG berharap dengan kedatangan Chevalier, Donnarumma akan terdorong untuk mencari klub baru karena tak lagi menjadi kiper nomor satu di Parc des Princes. Ini adalah cara “mengusir secara halus” yang dilakukan Les Parisiens.

“Kaki” Jadi Biang Kerok? Penjelasan Luis Enrique dan Tanggapan Legenda

Nah, ini dia bagian yang paling banyak diperbincangkan: benarkah kemampuan Donnarumma dengan kakinya menjadi alasan utama? Pelatih PSG, Luis Enrique, memang memberikan penjelasannya sendiri.

Visi Luis Enrique: Kiper Modern dan Build-up Play

Luis Enrique secara tegas menyatakan bahwa keputusan mengganti Donnarumma dengan Chevalier adalah “100% keputusan saya.” Ia beralasan bahwa langkah ini diambil demi menyesuaikan profil kiper PSG dengan gaya bermain modern yang ia inginkan.

Enrique menilai Lucas Chevalier, di usianya yang 23 tahun, memiliki kemampuan distribusi bola, duel udara, dan sentuhan pertama yang lebih baik. Chevalier dikenal sebagai kiper modern yang nyaman berperan layaknya pemain tambahan di lini belakang, mampu menembus garis pertahanan lawan lewat umpan-umpan akurat dari belakang. Ini sangat sesuai dengan visi Enrique yang mengutamakan build-up play dari kaki ke kaki.

Meskipun Donnarumma berjasa membawa PSG menjuarai Liga Champions musim lalu, ia memang kerap mendapat kritik terkait kemampuan bermain dengan kakinya. Ini menjadi fokus utama dalam keputusan Enrique.

Bantahan Dino Zoff: “Alasan Mengada-ada”

Namun, tidak semua setuju dengan alasan teknis yang diutarakan Enrique. Legenda kiper Italia, Dino Zoff, mengaku terkejut dan menilai alasan “kebutuhan tim soal profil kiper” tersebut mengada-ada.

“Saya tak berpikir demikian. Itu cuma alasan,” ujar Zoff. Ia menekankan bahwa seorang kiper harus memulai dari dasar, yaitu kemampuan melakukan penyelamatan. Menurut Zoff, Donnarumma telah membuktikan kontribusi besarnya dalam kesuksesan PSG, termasuk saat meraih Liga Champions. “Jika seorang kiper mampu bermain baik dengan bola di kaki, itu lebih baik. Namun Anda harus memulai dari dasar, yakni penyelamatan,” tegas Zoff, mengisyaratkan bahwa kemampuan dasar Donnarumma seharusnya lebih dihargai.

Masa Depan Donnarumma: Ke Mana Setelah PSG?

Dengan situasi yang semakin tidak nyaman di PSG, Gianluigi Donnarumma dikabarkan sangat kecewa dan mulai mempertimbangkan opsi untuk pergi. Beberapa klub raksasa Eropa telah menunjukkan minatnya untuk mendatangkan kiper tangguh ini.

Klub-klub dari Liga Inggris seperti Chelsea, Manchester United, dan Manchester City disebut-sebut sebagai peminat serius. Ada juga rumor ketertarikan dari klub Italia seperti Juventus dan Inter Milan, meskipun Premier League dianggap sebagai destinasi yang paling mungkin. Donnarumma sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai klub tujuannya, namun ia pastinya mencari klub yang bisa memberinya jaminan bermain reguler dan tantangan baru.

Kesimpulan

Situasi Gianluigi Donnarumma di PSG memang kompleks. Isu cuma gara-gara kaki atau kemampuan build-up play yang kurang memang menjadi salah satu faktor penentu, sesuai dengan visi Luis Enrique yang menginginkan kiper modern. Namun, jangan lupakan pula masalah kontrak yang buntu dan keinginan PSG untuk menghindari terulangnya “kasus Mbappe” yang merugikan klub.

Ini adalah cerminan dari dinamika sepak bola modern, di mana tuntutan terhadap setiap posisi terus berkembang. Donnarumma, dengan segala prestasinya, kini harus mencari babak baru dalam kariernya. Menarik untuk dinantikan ke mana penjaga gawang Italia ini akan berlabuh dan bagaimana ia akan membuktikan kemampuannya di tengah tantangan baru ini.